MAKALAH RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI
MAKALAH
RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI
Dosen
Pengampu: Aulia Dawam, S.E,.M.A
Disusun oleh: kelompok 1
1. Jaylani 1622211032
2. Elisa 1622211014
3. Farihah 1622211073
4. Dewi Ummul Fatimah 1622211012
5. Fatimatus Zahroh (b) 1622211023
6. Alianto 1622211007
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI BANGKALAN
PENDIDIKAN EKONOMI
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah
SWT, yang atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Ruang Lingkup Analisis MakroEkonomi”.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen pengampu yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah
studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan
ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi
makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi
target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga
kerja dan pencapaian keseimbangan
neraca yang
berkesinambungan.
Meskipun ekonomi makro merupakan bidang
pembelajaran yang luas, ada dua area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin
ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan
negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor
penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan
nasional). Model
makro-ekonomiyang
ada dan prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan
korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan
ekonomi dan strategi bisnis.
2.
Rumusan Masalah
a. Apa saja isu isu utama dalam analisis Mikroekonomi dan
Makroekonomi?
b. Apa masalah utama dalam perekonomian?
c. Apa saja alat pengamat prestasi kegiatan ekonomi?
d. Bagaimana kebijakan Makroekonomi?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui isu – isu apa saja dalam analisis makro
ekonomi
b. Untuk mngetahui masalah utama dalam perekonomian
c. Untuk mengetahui alat pengamat prestasi kegiatan ekonomi
d. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan makroekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi
Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi
dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi dan makroekonomi. Untuk dapat
memahami analisis dan teori yang diterangkan dalam bab-bab b erikut, dalam bab
ini terlebih dahulu akan diterangkan corak dan ruang lingkup analisis
mikroekonomi, yaitu aspek-aspek dari kegiatan dalam ekonomi yang akan
diterangkan dalam teori tersebut. di samping itu bab ini menerangkan tiga aspek
berikut:
I.
Masalah-masalah mikroekonomi utama.
II.
Berbagai jenis data utama yang digunakan untuk mengamati
dan menilai prestasi kegiatan sesuatu perekonomian.
III.
Masalah-masalah makroekonomi dan kebijakan-kebijakan
pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah makroekonomi
yang dihadapi.
1.
Dari Mikro ke Makroekonomi
Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi
dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi dan makroekonomi. Analisis - analisis dalam teori
mikroekonomi pada umumnya meliputi bagian- bagian kecil dari keseluruhan
kegiatan perekonomian. Dalam teori mikroekonomi yang dianalisis adalah kegiatan
seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar. Ekonomi makro juga sering di definisikan dengan
kajian tentang aktifitas suatu negara.
Analisis- analisis dalam teori makroekonomi
lebih global atau lebih menyeluruh sifatnya, dalam makroekonomi yang
diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan - kegiatan
keseluruhan pengusaha dan perubahan - perubahan keseluruhan bagian ekonomi.
Secara rinci dapat dijelaskan ruang lingkup dan fokus analisis mikroekonomi
lebih menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah membuat pilihan untuk :
I.
Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya ( resources)
II.
Mencapai kepuasan yang maksimal.
Sedangkan analisis - analisis dalam makroekonomi menerangkan
tentang :
I.
Bagaimanakah segi permintaaan dan penawaran menentukan tingkat
kegiatan dalam perekonomian.
II.
Masalah- masalah utama yang selalu dihadapi perekonomian,
III.
Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi
masalah ekonomi yang dihadapi.
a. Isu-Isu Utama Dalam Analisis Mikroekonomi
Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi
bertitik tolak dari pandagan yang menganggap bahwa faktor-faktor produksi atau sumber-sumber
yang dimiliki masyarakat adalah terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak
terbatas.maka masyarakat harus membuat pilihan yang dibedakan pada dua aspek,
yaitu:
I.
Dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa.
II.
Dalam kegiatan menggunakan barang dan jasa.
Masalah tersebut dianalisis dalam teori
mikroekonomi dengan mengemukakan tiga pertanyaan:
- Bagaimanakah caranya
memproduksi berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan tersebut? Sebelum
menjalankan kegiatan memproduksi, maka bagaimana cara memproduksi adalah
pertanyaan yang harus dijawab dan terwujud dalam teori mikro ekonomi yang
menerangkan tentang teori produksi, biaya produksi dan struktur pasar (dan
penentuan harga dan jumlah produksi di berbagai pasar) bertujuan untuk
menerangkan bagaimana seorang produsen memecahkan persoalan tersebut.
- Untuk siapakan berbagai barang
dan jasa tersebut di produksi? Sebagai akibat dari penggunaan faktor
produksi dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat akan tercipta aliran pendapatan kepada faktor-faktor produksi
yang digunakan. Aliran ini akan menentukan corak distribusi pendapatan
dalam masyarakat, selanjutnya corak distribusi pendapatan ini akan
menentukan corak permintaan masyarakat atas barang dan jasa. Dengan
demikian aliran pendapatan yang berlaku sebagai akibat kegiatan produksi
barang dan jasa akan mendapat memecahkan persoalan untuk siapa barang dan
jasa tersebut di produksi.
- Apakah jenis barang dan jasa
yang harus di produksi? Analisis mengenai interaksi antara produsen dan
konsumen (penjual dan pembeli) diterangkan dalam teori permintaan
dan penawaran. Dalam teori perilaku konsumen menerangkan
dengan lebih terperinci sikap para pembeli dalam memilih barang
yang akan dibelinya.
b. Asal Mulanya Perkembangan Analisis
Makroekonomi
Uraian mengenai bentuk-bentuk
analisis dan ruang lingkup teori mikroekonomi menunjukkan bahwa teori tersebut
bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana suatu perekonomian
berfungsi dan menjalankan kegiatannya. Teori tersebut pada hakikatnya menerangkan
bagaimana suatu masyarakat yang memiliki faktor-faktor produksi yang terbatas,
tetapi mempunyai keinginan memperoleh barang dan jasa yang tidak terbatas,
membuat pilihan-pilihan dalam memproduksi dan mengkonsumsi barang dan jasa
sehingga kepuasan dan kesejahteraan masyarakat dapat dimaksimumkan.
Pada dekade 1930an ahli-ahli ekonomi
tidak menumpukan analisis mereka kepada berbagai masalah tersebut terutama
terhadap masalah pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang lesu. Ahli-ahli
ekonomi yang tergolong dalam mazhab klasik (classical economists) yaitu
ahli ekonomi yang hidup di antara zaman Adam Smith (1776) dan zaman Keynes
(1936), tidak banyak membuat analisis mengenai masalah pengangguran, inflasi,
ketidakstabilan ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam tahun 1930-1932 terjadi
kemunduran ekonomi di seluruh dunia yang bermula dari kemerosotan ekonomi di
Amerika Serikat. Periode itu dinamakan The Great Depression. Pada
puncak kemerosotan ekonomi itu, seperempat dari tenaga kerja di Amerika Serikat
menganggur dan pendapatan nasionalnya (ukuran dari tingkat kegiatan ekonomi
yang dicapai suatu negara) mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Kemunduran
ekonomi yang serius itu merebak ke seluruh dunia ke negara-negara industri lain
maupun negara-negara miskin. Kemunduran ekonomi tersebut mendorong seorang ahli
ekonomi Inggris yang terkemuka pada masa tersebut yaitu John Maynard
Keynes mengemukakan teori-teori yang pada akhirnya menjadi landasan
kepada teori makroekonomi modern yang dikemukakan dalam buku yang berjudul General
Theory of Employment, Interest, and Money dan diterbitkan pada tahun
1936.
Secara garis besarnya pandangan
dalam buku Keynes tersebut dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu
mengemukakan beberapa kritik terhadap pandangan ahli-ahli ekonomi klasik
mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian dan
menerangkan pula faktor utama yang akan menentukan prestasi kegiatan ekonomi
suatu negara. Keynes berpendapat “pengeluaran agregat, yaitu perbelanjaan
masyarakat atas barang dan jasa adalah faktor utama yang menentukan tingkat
kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara.” Selanjutnya Keynes berpendapat
bahwa dalam sistem pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu
tercipta dan diperlukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
1. Tumpuan analisis Mazhab Klasik
Ahli - ahli ekonomi yang tergolong dalam
mazhab klasik yaitu ahli ekonomi yang hidup di antara zamannya Adam Smith dan
zamannya Keynes, tidak banyak membuat analisi mengenai masalah pengangguran,
inflasi, ketidakstabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
Kekurangan perhatian tersebut disebabkan
karena menurut kenyakinan mereka sistem pasar bebas akan mewujudkan tingkat
kegiatan ekonomi yang efisien dalam jangka panjang. Penggunaan tenaga kerja
penuh akan selalu tercapai dan perekonomian akan mengalami pertumbuhan yang
teguh.
2. Perkembangan Teori Makroekonomi
Dalam tahun 1929 - 32 terjadi kemunduran
ekonomi diseluruh dunia, yang bermula dari kemerosotan Amerika Serikat yang
dinamakan the Great Depression. Kemunduran ekonomi tersebut menimbulkan
kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara
otomatis menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang teguih dan tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh. Ketidakmampuan tersbut mendorong ahli ekonomi termuka di
inggris yaitu John Maynard Keynes, menegemukakan pandangan dan menulis buku
yang pada akhirnya menjadi landasan kepada teori makroekonomi modern. Pandangan
tersebut dikemukakan dalam buku yang berjudul: The General Theory of
Employment, Interest and Money dan diterbitkan pada tahun 1936.
3. Pandangan Utama Teori Keynes
Pandangan dalam buku Keyners dapat dibedakan
kepada dua aspek. Salah satunya menerangkan faktor utama yang akan menentukan
prestasi kegiatan ekonomi suatu Negara. Keynes berpendapat pengeluaran agregat,
yaitu perbelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu Negara.
c. Isu – isu utama dalam analisi makroekonomi
Makro
ekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi suatu perekonomian.
Analisisnya berusaha memberi jawaban kepada pertanyaan factor – factor yang
menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian? mengapa pertumbuhan ekonomi
tidak selalu teguh? Mengapa kegiatan ekonomi tidak seimbang atau stabil?
Mengapa pengangguran dan kenaikan harga selalu berlaku? Juga menerangkan
keadaan - keadaan yang menciptakan masalah tersebut, analisis makro ekonomi
menerangkan pula langkah - langkah yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
- masalah tersebut.
Penentuan kegiatan ekonomi
Analisis
mengenai penentuan tingkat kegiatan yang dicapai suatu perekonomian merupakan
bagian penting dalam analisis makro ekonomi. Dalam suatu perekonomian modern
terdapat pengeluaran yang dibedakan menjadi empat golongan:
I.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga
II.
Investasi perusahaan
III.
Pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah
IV.
Ekspor (pembelian barang buatan dalam negeri oleh negara-negara
lain)
Analisis mengenai penentuan tingkat
kegiatan perekonomian perlu dibedakan menjadi tiga bentuk abstraksi. Ketiga
jenis analisis tersebut adalah:
I.
Analisis penentuan
kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap dan tingkat suku bunga
tetap, maksudnya penentuan kegiatan perekonomian berdasarkan kepada dua
pemisahan tersebut, analisis dibuat secara bertahap yaitu dari menerangkan
keseimbangan dalam perekonomian dua sektor ke keseimbangan dalam perekonomian
tiga sektor dan akhirnya ke perekonomian yang empat sektor.
II.
Analisis penentuan
kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap tetapi tingkat bunga
mengalami perubahan. Melalui analisis ini dapat diterangkan bagaimana
perubahan-perubahan dalam tingkat bunga mempengaruhi keseimbangan kegiatan
perekonomian.
III.
Analisis penentuan
kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga dan tingkat bunga dapat
mengalami perubahan. Kedua perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan dalam
keseimbangan perekonomian.
d. Masalah dan Kebijakan Makroekonomi
Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan
perekonomian yang menjadi titik tolak analisis dalam teori makroekonomi adalah
pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak selalu dapat diwujudkan:
I.
Penggunaan tenaga kerja penuh
II.
Kestabilan harga-harga, dan
III.
Pertumbuhan ekonomi yang teguh.
Kemudian kebijakan-kebijakan pemerintah yang
dapat dijalankan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut merupakan aspek
penting lain yang dibicarakan dalam teori makroekonomi yaitu Kebijakan Fiskal
(langkah pemerintah di bidang perpajakan dan pengeluarannya) dan Keijakan
Moneter (langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan suku bunga).
B. Masalah Utama Dalam Perekonomian
Masalah utama makroekonomi yang akan
selalu dihadapi suatu negara antara lain :
1. Masalah Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam masyarakat berubah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode
ke periode lain kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan
meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor
produksi yang mengalami peningkatan. Peningkatan produksi disebabkan
bertambahnya faktor produksi baik dari segi jumlah maupun segi kualitasnya.
Faktor produksi itu sendiri meliputi :
I.
Investasi yang akan
menambah jumlah barang modal.
II.
Teknologi yang digunakan
berkembang.
III.
Tenaga kerja bertambah
sebagai akibat pertambahan penduduk.
IV.
Pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan
(skill).
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat
pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikiti oleh
pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar
dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi
adalah lebih lambat dari potensinya. Kurva kemungkinan produksi dan pertumbuhan
ekonomi serta pendapatan nasional potensial dan sebenarnya menerangkan
perbedaan diantara pertumbuhan yang secara potensial dapat dicapai dan
pertumbuhan yang sebenarnya berlaku.
Kurva Kemungkinan Produksi Dan Pertumbuhan Ekonomi
Pendapatan Nasional Potensial adalah
tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai apabila tenaga kerja dalam
perekonomian sepenuhnya digunakan, yaitu pendapatan nasional yang akan dicapai
pada kesempatan kerja penuh.
Gambar 1.1 Pertumbuhan potensial dan
pertumbuhan sebenarnya
|
Keterangan :
Kurva AB adalah kurva kemungkinan produksi, yaitu batas
maksimum produksi yang dapat dihasilkan oleh suatu negara pada suatu kurun
waktu tertentu.
Titik P yaitu kemakmuran masyarakat mencapai
maksimum, menghasilkan Xo barang industri dan Yo barang pertanian.
Dalam kenyataan, misal
tingkat produksi hanya pada titik M, yaitu menghasilkan X1 produk industri dan
Y1 produk pertanian.
Pada periode berikutnya terjadi perubahan kurva
kemungkinan produksi dari AB ke CD, dan titik R adalah suatu kombinasi produksi
yang dapat dicapai.
Tetapi kegiatan ekonomi sebenarnya hanya berkembang dari
M ke N.
Tingkat kegiatan ekonomi seperti ini menyebabkan sebagian
faktor-faktor produksi menganggur, termasuk tenaga kerja, dan ini terutama
disebabkan oleh kekurangan pengeluaran agregat.
Pendapatan Nasional
Potensial Dan Sebenarnya
Pendapatan
Nasional yang Sebenarnya adalah pendapatan nasional yang sebenarnya diwujudkan
oleh kegiatan-kegiatan ekonomi pada masa tersebut. Biasanya pendapatan nasional
sebenarnya kurang dari pendapatan nasional potensial. Meskipun dalam praktiknya
tidak mudah untuk memperoleh data mengenai pendapatan nasional potensial dan
jurang pendapatan nasional, secara analitis perbedaan di antara kedua konsep di
atas (Pendapatan Nasional Potensial dan Pendapatan Nasional Sebenarnya) penting
untuk memahami berlakunya persoalan-persoalan makroekonomi yang dihadapi oleh
suatu perekonomian.
Grafik
1 berikut dapat menjadi ilustrasi untuk lebih memahami perbedaan antara
Pendapatan Nasional Potensial dan Pendapatan Nasional Sebenarnya.
|
Keterangan:
Ys
= Pendapatan Nasional Sebenarnya
Yp
= Pendapatan Nasional Potensial
Yso
= Pendapatan Nasional Sebenarnya pada tahun 2015
Ypo
= Pendapatan Nasional Potensial pada tahun 2015
Berdasarkan
grafik 1 di atas diketahui bahwa Pendapatan Nasional Potensial akan mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun, sedangkan untuk Pendapatan Nasional Sebenarnya
adakalanya turun. Garis A-B menunjukkan besarnya jurang pendapatan nasional
pada tahun 2015, yaitu sebesar Ypo – Yso (pendapatan nasional potensial 2015
dikurangi pendapatan nasional sebenarnya 2015).
Gambar
1.2 Pendapatan nasional potensial dan pendapatan nasioanal sebenarnya
|
Keterangan :
(a) menggambarkan pendapatan nasional potensial, yaitu
tingkat pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerja belum sepenuhnya
digunakan.
Garis pendapatan nasional potensial yang semakin naik
menggambarkan bahwa faktor-faktor produksi semakin banyak jumlahnyadari tahun
ke tahun dan kemajuan teknologi yang menaikkan produktivitas menyebabkan
semakin lama semakin banyak produksi nasional yang dapat diwujudkan.
(b) menggambarkan pendapatan nasional yang sebenarnya
pada berbagai tahun.
Garis pendapatan nasional sebenarnya menggambarkan
pendapatan nasional sebenarnya yang terwujud dari tahun ke tahun.
Jurang PNB menggambarkan perbedaan di antara pendapatan
nasional potensial dengan pendapatan nasioinal sebenarnya. Apabila jurang
tersebut terwujud pengangguran akan berlaku.
Semakin besar jurang PNB, semakin besar pula tingkat
pengangguran dalam perekonomian.
Pendapatan nasional potensial adalah
pendapatan nasional yang dapat dicapai suatu negara pada tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh.
Pendapatan nasional sebenarnya adalah
pendapatan nasional yang dapat dicapai suatu perekonomian pada kondisi aktual
yang ada.
KONJUNGTUR (Siklus Kegiatan Perusahaan)
Kojungtur adalah pergerakan naik turun
kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang. Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam
suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan
ekonomi sangat labil.
Suatu
perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke
periode lainnya. Ia selalu mengalami masa naik dan turun. Adakalanya kegiatan
perekonomian berkembang dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan
harga-harga. Pada periode lainnya perekonomian mengalami
perlambatan dalam perkembangannya dan adakalanya ia merosot dan berada di
tingkat yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Pergerakan naik turun
kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang dinamakan konjungtor atau siklus kegiatan perusahaan (business cycle). Suatu
siklus (cycle) dalam satu periode konjungtor berbeda dengan siklus pada
periode yang lain. Namun demikian, sifat-sifat dasar dari setiap siklus adalah
sama. Bentuk khas dari suatu siklus tidak banyak berbeda.
Gambar
1.3 satu siklus kegiatan ekonomi dalam konjungtur
|
Keterangan :
Siklus ABCDE adalah siklus kegiatan perusahaan.
Pergerakan dari A ke B dan C ke D menggambarkan kegiatan
ekonomi yang sedang mengalami kemunduran.
Pergerakan dari B ke C dan dari D ke E menggambarkan
kegiatan ekonomi yang mengalami pertumbuhan.
Ahli-ahli ekonomi
berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh
mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil. Perkembangan yang sangat
pesat dapat diikuti oleh kemunduran kegiatan perekonomian yang serius. Siklus
kegiatan ekonomi seperti itu dpat menimbulkan akibat buruk kepada perekonomian
dan masyarakat. Pengangguran dan inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke
atas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka panjang
ketidakstabilan ekonomi menimbulkan ketidapastian dan ini akan menimbulkan
pengaruh buruk terhadap perkembangan ekonomi. Untuk menghindari terwujudnya
masalah-masalah tersebut usaha-usaha perlulah dilakukan agar siklus kegiatan
perusahaan bergerak dengan stabil.
2. Masalah Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan
dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja yang ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Sesorang yang tidak bekerja, tetapi
tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.
Sebab-sebab pengangguran antara lain
:
Secara makroekonomi :
kekurangan pengeluaran agregat (pembelanjaan yang akan dilakukan pada suatu
waktu tertentu pada berbagai tingkat pendapatan negara)
Faktor lain yaitu :
a)
Menganggur karena ingin
mencari kerja lebih baik.
b)
Pengusaha menggunakan
produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.
c)
Ketidaksesuaian antara
keterampilan pekerja dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri.
d)
jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia
(kesenjangan antara supply and demand).
e)
kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang
dibutuhkan oleh pasar kerja.
f)
masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak
terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang
memadai.
g)
terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global.
h)
terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga
masyarakat untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata pencaharian.
Akibat
buruk pengangguran antara
lain :
a)
Pengangguran mengurangi
pendapatan masyarakat, mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai.
b)
Pengangguran menimbulkan
masalah ekonomi dan sosial.
c)
Dapat mengurangi tingkat
konsumsi secara agregat.
d)
Mengurangi tingkat
kesehatan masyarakat.
e)
Penganguran yang
berkepanjangan menimbulkan efek psikologi yang buruk atas diri pengangguran dan
keluarganya.
f)
Tingkat pengangguran
yang buruk akan menimbulkan kekacauan politik dan prospek pembangunan ekonomi jangka
panjang.
Jenis dan macam
pengangguran:
a)
Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) : tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b)
Setengah Menganggur (Under Unemployment) : tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari
35 jam selama seminggu.
c)
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) : tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Pengannguran berdasarkan penyebab terjadinya:
a) Pengangguran
konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b) Pengangguran
struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
3. Masalah Inflasi
Inflasi merupakan proses peningkatan harga-harga umum
secara terus-menerus (kontinu). Jadi, apabila terjadi peningkatan harga produk,
tetapi tidak berlangsung terus-menerus tidak dapat dikatakan inflasi. Lawan
dari inflasi adalah deflasi, yaitu proses penurunan harga-harga umum secara
terus-menerus (kontinu).
Terdapat
beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi, yaitu sebagai
berikut:
a)
Tingkat Pengeluaran Agregat yang Melebihi Kemampuan
Perusahaan Untuk Menghasilkan Barang dan Jasa
Tingkat
pengeluaran agregat adalah pengeluaran keseluruhan perusahaan. Apabila
pengeluaran total perusahaan melebihi kemampuannya dalam menghasilkan barang
dan jasa, tentunya akan memicu kenaikan harga barang dan jasa yang dihasilkan
tersebut.
b)
Tuntutan Kenaikan Upah dari Pekerja
Seringkali
pekerja atau karyawan perusahaan melakukan demo menuntut kenaikan upah. Adanya
kenaikan upah karyawan akan menyebabkan biaya produksi barang dan jasa juga
meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan harga barang dan jasa tersebut.
c)
Kenaikan Harga Barang Impor
Kenaikan
harga barang impor akan membawa pengaruh terhadap harga barang dalam negeri,
terlebih lagi apabila barang impor tersebut digunakan sebagai faktor produksi
(bahan mentah) untuk memproduksi barang dalam negeri.
d)
Penambahan Penawaran Uang dengan Cara Mencetak Uang Baru
Apabila
jumlah uang yang beredar banyak, maka nilai uang akan turun, yang pada akhirnya
akan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa.
e)
Kekacauan Politik dan Ekonomi
Hal
ini pernah terjadi di Indoneia, yaitu pada tahun 1998. Akibat kekacauan politik
dan ekonomi tahun 1998 tersebut, angka inflasi di Indonesia mencapai 70%.
Dampak buruk inflasi
a) menurunkan taraf Kemakmuran
Rakyat
Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi
Negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan
masyarakat.
b) Inflasi akan menurunkan
pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan
harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan
tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.
c) Inflasi akan mengurangi nilai
kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang.
Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi
keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila
inflasi berlaku
d) Memperburuk pembagian kekayaan
Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan
menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan pemilik kekayaan
bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga
sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan
demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan
berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang
akan menjadi semakin tidak merata.
e) Mengurangi ekspor dan menaikkan impor.
Tingkat inflasi terbagi atas :
Rendah (merayap) : di
bawah 4-6%.
Moderat (sederhana) : mencapai di antara 5-10%. Parah/serius (hiper) : sampai
mencapai puluhan, ratusan, bahkan beberapa ribuan persen dalam setahun.
4. Ketidakseimbangan neraca pembayaran
Neraca pembayaran mencakup pembelian dan
penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial.
Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan (yang terdiri
dari neraca perdagangan, neraca jasa dan transfer payment) dan neraca lalu
lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua
macam transaksi.
1.
Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan
mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri.
Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan
berkurangnya posisi cadangan devisa.
2.
Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan
mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini
disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan
bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
Kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian
yang penting dari kegiatan perekonomian suatu Negara. Ketidakseimbangan
diantara ekspor dan impor dan aliran keluar atau masuk modal dapat menimbulkan
masalah serius terhadap kestabilan suatu perekonomian.
Konsep
Ketidakseimbangan
Seperti yang telah kita ketahui bersama, secara pembukuan atau accounting suatu Neraca Pembarayan Internasional atau NPI
selalu dalam keadaan yang seimbang. Untuk mengetahui konsep ketidakseimbangan
tersebut, kita perlu membedakan transaksi NPI ke dalam :
a.
Transaksi yang autonomous : yakni transaksi yang timbul dengan sendirinya
bukan sebagai akibat dari adanaya trasaksi lain. Biasanya motif transaksi ini
adalah untuk mencari keuntungan. Transaksi dalam rekening yang sedang berjalan
(current account) dan capital jangka panjang pada umumnya termasuk ke dalam
transaksi yang autonomous.
b.
Transaksi yang induced/compensatory transaction : yakni transaksi yang timbul sebagai akibat adanya transaksi
lain. Yang termasuk ke dalam transaksi ini adalah aliran modal (pemerintah)
jangka pendek serta aliran emas.
Suatu NPI (neraca pembayaran internasional) dikatakan tidak
seimbang apabila transaksi autonomous debit tidak sama dengan transaksi
autonomous kredit. Defisit apabila transaksi autonomous debit lebih besar
daripada transaksi autonomous kredit, dan surplus apabila transaksi autonomous
debit lebih kecil daripada transaksi autonomous kredit.
Sebab-sebab
Ketidakseimbangan Dalam NPI
Ketidakseimbangan
dapat timbul sebagai akibat dari beberapa factor, diantaranya: alam, kegiatan
ekonomi swasta, kegiatan kebijakan pemerintah (sendiri dan asing), yang
mengakibatkan perubahan dalam permintaan dan penawaran valuta asing, misalnya :
a. Ekspor
dan impor dapat berubah-ubah karena musim (seasonaldisequilibrium).
b.
Perubahan di dalam pendapatan sebagai akibat kebijaksanaan
harga, tingkat bunga atau kesempatan kerja dari Negara lain dapat menimbulkan
ketidakseimbangan (cyclical disequilibrium).
c.
Kemajuan teknik (misalnya : penemuan karet syntethis) dapat
menyebabkan ketidakseimbangan (deficit) Negara penghasil karet alam (structuraldisequilibrium).
d. Aliran
modal sebagai akibat kegiatan spekulasi (destabilizing speculation).
5. Kebaikan dan Keburukan Perekonomian
Terbuka
Perekonomian terbuka adalah sebuah perekonomian yang
berinteraksi secara bebas dengan
perekonomian lain di seluruh dunia. Dalam perekonomian
terbuka yang menganut sistem devisa bebas, tingkat bunga yang diterapkan oleh
suatu negara akan bisa memberikan pengaruh pada masuk atau keluarnya devisa
yang dimiliki oleh negara tersebut. Hal tersebut disebabkan dalam sistem devisa
bebas, orang cenderung bebas memperjualbelikan mata uang yang dimilikinya untuk
berbagai keperluan, sehingga selisih bunga bank dapat mempengaruhi keputusan
mata uang asing.
Keuntungan ekonomi terbuka :
a.
Terjadinya kerjasama dibidang perekonomian melalui
perdagangan internasional kebeberapa negara lain.
b.
Dapat mendatangkan bahan-bahan baku yang tidak
diproduksi didalam negeri, seperti mesin-mesin mobil, dan teknologi lainnya.
c.
Dapat memperkenalkan produksi dalam negeri ke berbagai
Negara dengan mengikuti standarisasi perdagangan dunia.
Kerugian ekonomi terbuka:
a. Impor yang berlebihan dapat
mengurangi kegiatan ekonomi dalam negeri.
b. tingkat pengangguran
meningkat.
c. modal dalam negeri akan
mengalir ke luar megeri.
6. Efek dari Devisit Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang
meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama
jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pembayaran-pembayaran yang
dilakukan tersebut meliputi
I.
penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor
barang dan jasa
II.
aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran
penanaman modal ke luar negeri, dan
III.
aliran ke luar dan lairan masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan uang di
luar negeri).
Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah
neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan
perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan
menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri
dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit neracapembayaran
berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah
satu faktor penting yang menimbulkan defisit tersebut.
Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat
buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat
impor yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam negeri dengan barang
impor. Harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan harga-harga barang
impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun mengurangi
kegairahan pengusaha-pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun
kegiatan usaha baru. Dengan demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran
dan inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek
yang buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Oleh karenanya setiap negara harus berusaha menghindari berlakunya
defisit dalam neraca pembayaran.
Neraca pembayaran
memberikan beberapa informasi penting mengani hubungan ekonomi di antara satu
negara dengan negara-negara asing. Neraca pembayaran akan memberikan informasi
mengenai nilai dan perkembangan ekspor dan impor. Ekspor dan impor adalah
kegiatan yang selalu dilakukan setiap negara dan sampai di mana peranan
kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat diamati dari perkembangan neraca
pembayaran. Defisit dalam neraca pembayaran, yang disebabkan oleh impor yang
melebihi ekspor, mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan
masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi. Masalah lain yang mungkin
timbul adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara akan mengalir ke luar
dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut. Keadaan seperti
ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa depat. Akibat-akibat buruk
seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk menghindari masalah
defisit dalam neraca pembayaran.
Infromasi penting lain yang dapat di lihat dari suatu neraca
negara. Seterusnya neraca pembayaran menunjukkan pula pertimbangan
mutasi-mutasi keuangan dari satu negara ke negara-negara lain. Perimbangan ini
dinamakan neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan yang negatif, dan dinamakan
defisit neraca pembayaran, berarti mutasi-mutasi keungan ke luar negeri adalah
lebih banyak dari yang diterima dari luar negeri. Disamping dapat menunjukkan
besarnya defisit yang dialami dalam suatu waktu tertentu, dari neraca pembayaran
dapat juga dilihat sebab-sebab yang menimbulkan defisit tersebut. Mungkin
sebabnya adalah impor yang lebih besar dari ekspor. Disamping itu ia dapat
disebabkan pula oleh pengaliran modal yang terlalu besar ke luar negeri.
C. Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi
Alat pengamat prestasi kegiatan perekonomian
atau indicator makroekonomi yang terutama adalah:
I.
Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan
perkapita.
II.
Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran.
III.
Tingkat
perubahan harga-harga atau inflasi.
IV.
Kedudukan neraca p-erdagangan dan neraca pembayaran.
V.
Kestabilan nilai mata uang domestik.
1. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional
adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang- barang dan jasa-jasa yang
diproduksikan suatu negara dalam satu tahun tertentu.
Data pendapatan nasional
menggambarkan tingkat produksi Negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu
dan perubahannya dari tahun ke tahun.
Mengukur Prestasi Kegiatan Ekonomi
Produk nasional atau pendapatan nasional
adalah istilah yang menerangkan nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksikan suatu Negara dalam satu tahun tertentu. Produk nasional yang
diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik warga Negara suatu Negara
dinamakan Produk Nasional Bruto(PNB), sedangkan Produk Domestik Bruto(PDB)
adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi di dalam
negeri dalam suatu negara.
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Data produk nasional dapat pula digunakan
untuk (i) menilai prestasi pertumbuhan ekonomi, dan (ii) menentukan tingkat
kemakmuran masyarakat dan perkembangannya. Data produk nasional dapat pula digunakan
untuk menilai prestasi pertumbuihan ekonomi, dan menentukan tingkat kemakmuran
masyarakat dan perkembangannya. Untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi
haruslah terlebih dahulu dihitung pendapatan nasional riil yaitu PNB atau PDB
yang dihitung menurut harga-harga yang berlaku dalam tahun dasar. Nilai yang
diperoleh dinamakan PNB atau PDB menurut harga tetap yaitu hharga yang berlaku
dalam tahun dasar. Tingkat presentasi tambahan pertumbuhan ekonomi dihitung
dari pertambahan PNB atau PDB riil yang berlaku dari tahun ke tahun. Formula
yang akan digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi ialah: g =
(PN rill1 – PN rill 0)/(PN rill 0) x 100
Keterangan g = tingkat
pertumbuhan ekonomi
PN riil 1 = pendapatan nasional untuk tahun dimana tingkat
pertumbuhan ekonominya dihitung.
PN riil 0 = pendapatan nasional pada tahun berikutnya untuk menentukan
tingkat pertumbuhan ekonomi.
ontoh soal :
Pada tahun 2007 pendapatan nasional
rill adalah Rp 150,2 triliun sedangkan pada tahun 2008 nilai nya telah
meningkatkan kepada Rp 158,8 triliun. Dengan demikian tingkat pertumbuhan yang
dicapai Negara itu adalah : g2007 = (158,8-150,2 )/150,2 x 100 = 5.7 persen
Tingkat Pertambahan Kemakmuran
Tingkat pertambahan kemakmuran suatu Negara
bisa dilihat dari pendapatan perkapita negara bersangkutan yang dihitung dari
hasil bagi PN riil dengan jumlah penduduk.
Contoh
Tahun 2007 jumlah penduduk negara Z adalah 12,5 juta jiwa, sedangkan tahun 2008 menjadi 12,8 juta jiwa. berapa pendapatan perkapita tahun 2007 dan 2008 dan berapa kelajuan pertambahan kemakmurannya?
Tahun 2007 jumlah penduduk negara Z adalah 12,5 juta jiwa, sedangkan tahun 2008 menjadi 12,8 juta jiwa. berapa pendapatan perkapita tahun 2007 dan 2008 dan berapa kelajuan pertambahan kemakmurannya?
Jawaban :
a. Pendapatan per kapita th 2007 = Rp. 125 triliun : 12,5 juta = Rp. 10.000.000
b. Pendapatan per kapita th 2008 = Rp. 130 triliun : 12,8 juta = Rp. 10.156.250
Jadi, tingkat pertambahan kemakmurannya adalah 10.156.250 – 10.000.000 x 100 = 1,56 %
2. Tenaga kerja dan Pengangguran
a. Pendapatan per kapita th 2007 = Rp. 125 triliun : 12,5 juta = Rp. 10.000.000
b. Pendapatan per kapita th 2008 = Rp. 130 triliun : 12,8 juta = Rp. 10.156.250
Jadi, tingkat pertambahan kemakmurannya adalah 10.156.250 – 10.000.000 x 100 = 1,56 %
2. Tenaga kerja dan Pengangguran
Pengangguran dalam suatu Negara adalah
perbedaan di antara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja yang
sebenarnya. Untuk menghitung tenaga kerja disuatu Negara terlebih
dahulu kita menghitung angkatan kerja. Angkatan
kerja adalah jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam suatu
perekonomian pada suatu waktu tertentu .untuk mencari angkatan kerja diperlukan
data:
a. Jumlah penduduk yang
berusia di antara 15-64 tahun.
b. Jumlah penduduk yang
berusia 15-64 tahun yang tidak ingin bekerja.
Penduduk
yang tergolong ke dalam (a) kita katakan sebagai penduduk usia kerja, penduduk yang tergolong ke dalam
(b) kita katakan sebagai bukan angkatan kerja. Dengan demikian angkatan kerja dapat
kita cari dengan cara mengurangi penduduk dalam (a) dengan jumlah penduduk
dalam (b) perbandingan antara angkatan kerja dengan pendududk usia kerja kita sebut
tingkat partisipasi angkatan kerja .
Contoh
Di negara Z, kelompok usia kerja berjumlah 8.450.200 orang, namun angkatan kerja hanya 6.200.150 orang dan yang punya pekerjaan sebanyak 5.502.000. Hitunglah tingkat partisipasi kerja dan pengangangguran!
Di negara Z, kelompok usia kerja berjumlah 8.450.200 orang, namun angkatan kerja hanya 6.200.150 orang dan yang punya pekerjaan sebanyak 5.502.000. Hitunglah tingkat partisipasi kerja dan pengangangguran!
Jawaban :
a. Tingkat Partisipasi Kerja : 6.200.150 : 8.450.200 x 100 %
= 73,3 %
b. Tingkat Pengangguran : 6.200.150 - 5.502.000 = 698.150
c. Tingkat persentasi pengangguran : 698.150 : 6.200.150 x
100 % = 11,2 %
3. Indeks Harga dan tingkat inflasi
Kenaikan
harga - harga yang berlaku dari satu waktu ke waktu lainnya tidak berlaku
secara seragam. Kenaikan biasanya berlaku ke atas kebanyakan barang, tetapi
tingkat kenaikannya berbeda. Berlakunya tingkat perubahan harga yang berbedas
tersebut menyebabkan indeks harga perlu dibentuk untuk menggambarkan tingkat
perubahan harga - harga yang berlaku dalam suatu Negara.
Cara menentukan indeks harga
Cara-cara
membentuk Indeks Harga dengan menetapkan tahun dasar, memilih jenis-jenis barang yang perubahan harganya
diamati untuk membentuk indeks harga dan menghitung indeks harga.
Contoh
Diketahui:
Diketahui:
Tahun dasar (2000)
|
Tahun 2005
|
||||
Kelompok barang
|
Weighttage
|
Harga (Rp)
|
Harga x Weighttage
|
Harga (Rp)
|
Harga x Weighttage
|
A
|
30
|
2.000
|
60.000
|
3.000
|
90.000
|
B
|
20
|
2.000
|
40.000
|
4.000
|
80.000
|
C
|
15
|
3.000
|
45.000
|
5.000
|
75.000
|
D
|
35
|
1.000
|
35.000
|
2.000
|
70.000
|
Jumlah
|
100
|
|
180.000
|
|
315.000
|
Hitunglah indeks harga th 2005!
IH2005 = 315.000 :
180.000 x 100 = 175
IH 2000 adalah 100, maka antara th 2000 dan th 2005 harga meningkat
menjadi 175 atau 1,75 kali lipat dari harga asal.
Menentukan
tingkat inflasi
Untuk menghitung besarnya laju inflasidapat
digunakan indeks harga, sbb:
Laju inflasi = ……… x 100%
Keterangan:
IHt :
Indeks harga tahun tertentu (dihitung)
IHt-1 :
Indeks harga tahun sebelumnya
Contoh
Diketahui:
Diketahui:
·
Indeks harga konsumen bulan
maret 2005 = 150,65
·
Indeks harga konsumen bulan
februari 2005 = 145,15
Besarnya laju inflasi bulan
maret 2005 adalah??
Jawaban
Laju Inflasi = 150,65 – 145,15 : 145,15 x 100% = 3,79% (Termasuk inflasi ringan)
4. Kedudukan Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Laju Inflasi = 150,65 – 145,15 : 145,15 x 100% = 3,79% (Termasuk inflasi ringan)
4. Kedudukan Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Neraca perdagangan adalah sebuah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan perbedaan selisih antara ekspor dan impor. Neraca
perdagangan bisa disebut dengan ekspor NETO. Neraca perdagangan yang positif
berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor
yg bisa disebut surplus perdagangan. Perdagangan internasional melibatkan
berbagai transaksi ekonomi antara satu negara dengan negara lain. Transaksi
ekonomi tersebut kemudain dicatat dalam bentuk neraca. Neraca perdagangan internasional
merupakan salah satukomponen penting dalam neraca pembayaran
internasional. Sedangkan neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang
meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun ). Neraca pembayaran
mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan
pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi
atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan
item item finansial. Dan untuk menyusun neraca pembayaran luar negeri
atau neraca pembayaran internasional, perlu dibedakan
antara debit dengan transaksi kredit.
Neraca Perdagangan dan Aliran Modal
Menggambarkan
nilai ekspor dan impor barang serta perbedaannya dalam suatu tahun tertentu.
Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu dilakukan setiap negara dan sampai
di mana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat diamati dari
perkembangan neraca perdagangan. Defisit dalam nerca perdagangan, yang
disebabkan oleh impor yang melebihi ekpor, mengurangi tingkat kegiatan di dalam
negeri dan masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi. Masalah lain
yang mungkin timbul adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek
ekonomi negara tersebut dalam jangka panjang. Sebagai akibatnya modal dalam
negeri akan mengalir ke luar dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara
tersebut. Keadaan seperti ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa
depan. Akibat-akibat buruk seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha
untuk menghindari masalah dalam neraca perdagangan dan aliran modal.
Neraca Keseluruhan (Neraca Pembayaran)
Hubungan
ekonomi suatu Negara dengan Negara dengan negara lain perlu diperhatikan
kedudukan keseimbangan keseluruhan dari neraca pembayaran. Disamping menujukkan
data ekspor dan impor, informasi pentig lain yang dapat dilihat dari suatu
neraca pembayaran adalah aliran modal jangka pendek dan jangka panjang. Neraca
keseluruhan adalah aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu
negara dalam suatu waktu tertentu dan aliran pembayaran dan investasi yang
keluar ke negara – negara lain. Neraca keseluruhan bernilai positif apabila
aliran pembayaran dan investasi ke dalam negeri itu lebih besar dibandingkan
aliran pembayaran dan investasi ke luar negeri. Apabila neraca keseluruhan bernilai
positif maka bank sentral mendapat pertambahan cadangan valuta asing karena
negara lain membayar dan melakukan investasi ke dalam sutu perekonomian
tersbut, begitupun sebaliknya. Dengan banyaknya cadangan valuta asing, ini
menggambarkan bahwa perekonomian di suatu ngara tersebut mengalami surplus
dalam pertumbuhannya.
Neraca keseluruhan menggambarkan
jumlah aliran neto yang dicatat di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi
berjalan, transaksi modal, dan selisih perhitungan. Walaupun aliran modal dan
ekspor dan impor jasa menggambarkan keadaan yang kurang menggalakkan dan
memprihatinkan neraca keseluruhan masih menunjukkan gambaran yang semakin
membaik. Surplus neraca keseluruhan meningkat dari hampir US$ 4 milyar menjadi
lebih US$ 5 milyar.
Faktor utama yang menyebabkan arah
aliran yang menggalakkan tersebut adalah pembaikan dalam neraca perdagangan,
yang telah mengalami peningkatan yang sangat besar. Surplus neraca perdagangan
yang besar tersebut mampu menutupi defisit dalam neraca perdagangan jasa dan
defisit dalam aliran modal. Surplus yang besar dalam neraca perdagangan
menyebabkan pula perubahan neraca transaksi berjalan dari defisit menjadi
surplus.
5. Kestabilan Kurs Valuta Asing
Salah satu alat pengukur lain yang selalu
digunakan untuk menilai keteguhan sesuatu ekonomi adalah perbandingan nilai
suatu mata uang asing dengan nilai mata uang domestic yang dinamakan kurs
valuta asing. Kurs ini menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan
untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.
Tingkat perekonomian suatu negara
dibandingkan dengan negara lain dapat dilihat dari perbandingan antara mata
uang dalam negeri yang bersangkutan dan mata uang luar negeri. Semakin tinggi
nilai tukar (kurs) mata uang suatu negara, semakin berharga pula mata uang
tersebut untuk digunakan dalam perdagangan internasional.
D. Kebijakan Makroekonomi
Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan
dilakukan suatu Negara sangat tergantung kepada tujuan-tujuan yang ingin
dicapainya.
1.
Tujuan-Tujuan Kebijakan Makroekonomi
Berdasarkan
kepada masalah-masalah makroekonomi yang diterangkan sebelum ini, tujuan-tujuan
kebijakan makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut:
i.
Menstabilkan
kegiatan ekonomi
ii.
Mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi.
iii.
Menghindari
masalah inflasi.
iv.
Menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang teguh.
v.
Mewujudkan
kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
Menstabilkan Kegiatan Ekonomi
Kestabilan yang
diidam-idamkan setiap negara pada umumnya diartikan sebagai suatu keadaan
ekonomi di mana tidak dapat pengangguran yang serius dan perekonomian menikmati
kestabilan harga-harga. Pengertian tersebut juga meliputi kestabilan dalam
neraca pembayarannya. Dengan demikian pengertian kestabilan ekonomi meliputi
terwujudnya tiga hal berikut:
(i) tingkat
penggunaan tenaga kerja tinggi
(ii) tingkat
harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti
(iii)
terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari/ke
luar negeri.
Dalam pengertian
yang lebih realitas, perekonomian yang stabil bukanlah berarti suatu
perekonomian yang kondisinya selalu mengalami masa-masa booming terus
menerus (tidak pernah terjadi penurunan atau peningkatan kondisi ideal), tetapi
suatu kondisi yang fluktuasi variabel ekonomi terutama harga-harga komoditi
secara umum dan tingkat pendapatan bergerak/berubah dalam kondisi yang wajar.
Tujuan menstabilkan
ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalm
kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang
sangat cepat menimbulkan inflasi. Apabila inflasi ini tidak dapat dikendalikan,
kemerosotan ekonomi yang serius dapat berlaku pada masa berikutnya. Fluktuasi
yang tidak dikendalikan tidak akan menjamin terwujudnya tiga hal diatas, yaitu
pengangguran yang rendah, kestabilan harga-harga dan kestabilan neraca
pembayaran.
Penggunaan Tenaga Kerja Penuh
tanpa Inflasi
Berusaha mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi merupakan cita-cita yang
paling ideal bila dibandingkan dengan tujuan-tujuan lainnya. Dalam bahasa
Inggris tujuan ini dinyatakan dalam ungkapan berikut: “to achieve full
employment without inflation” atau kalau dinyatakan dalam bahasa Indonesia:
“mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi.” Apabila
suatu masyarakat dapat selalu mencapai tujuan ini, dengan sendirinya
tujuan-tujuan lainnya, yaitu mencapai kestabilan ekonomi dan pertumbuhan
ekonomi yang teguh akan tercapai. Pada umumnya berbagai negara tidak dapat
terus menerus mencapai penggunaan tenaga kerja yang penuh. Kekurangan
pengeluaran agregat merupakan faktor yang terpenting yang menimbulkan keadaan
tersebut. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berusaha menambah pengeluaran
agregat biasanya hanya mampu mengurangi pengangguran tetapi tidak selalu dapat
mencapai kegiatan perekonomian pada penggunaan tenaga kerja yang penuh.
Menghindari Masalah Inflasi
Telah ditunjukkan
bahwa inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke atas kesejahteraan
masyarakat dan kegiatan perekonomian. Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat
ketidakstabilan politik dan ekonomi suatu negara dalam keadaan seperti ini
biasanya tingkat inflasi tinggi dan sukar dikendalikan. Tetapi sering kali
inflasi berlaku sebagai akibat permintaan masyarakat yang berlebihan,
pertambahan penawaran uang yang berlebihan dan kenaikan dalam biaya produksi.
Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah inflasi seperti itu.
Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi
yang Teguh
Tujuan ini
merupakan tujuan makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode
lainnya faktor-faktor produksi mengalami pertambahan dalam kuantitas dan
kualitasnya. Pertambahan penduduk pada akhirnya akan menambah jumlah tenaga kerja.
Pendidikan dan pengalaman kerja menambah ketrampilan dan kemampuan dan tenaga
kerja. Penawaran modal menambah barang-barang modal dan meningkatkan penggunaan
teknologi yang lebih modern. Keahlian keusahawanan akan semakin berkembang.
Berbagai perkembangan dan perbaikan ini akan menambah kemampuan suatu negara
untuk memproduksi barang dan jasa.
Setidaknya ada dua
alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai pertumbuhan
ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, yakni untuk menyediakan kesempatan
kerja kepada tenaga kerja yang terus menerus bertambah dan untuk menaikkan
tingkat kemakmuran masyarakat. Kedua alasan tersebut merupakan pendorong utama
kepada pemerintah untuk berusaha menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
Mengukuhkan Neraca Pembayaran dan
Kurs Valuta Asing
Krisis moneter yang
dialami Indonesia dan beberapa negara Asia lain pada tahun 1997-1999 merupakan
satu pengalaman pahit yang menunjukkan bagaimana sektor luar negeri dapat
menimbulkan efek buruk terhdap kegiatan ekonomi dalam negeri. Neraca pembayaran
yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu negara dalam menghadapi
masalah pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari keadaan yang biasanya
berlaku. Sehingga akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot dan kurs mata
uang asing meningkat. Hal ini akan menimbulkan beberapa efek buruk ke atas
kegiatan ekonomi di dalam negeri seperti terjadinya inflasi, biaya produksi
meningkat akan tetapi sebaliknya daya beli riil masyarakat merosot. Berbagai
perubahan ini akan mengurangi kegiatan ekonomi di dalam negeri dan lebih banyak
pengangguran akan terjadi. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan
ekonomi perlu berusaha agar penduduk neraca pembayaran dan kurs valuta asing
selalu tetap teguh keadaannya.
Neraca pembayaran (balance
of payment) adalah ikhtisar sistematis dari semua transaksi ekonomi dengan
luar negeri selama jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam uang (biasanya
dalam satuan dolar Amerika serikat). Dalam neraca pembayaran terdapat beberapa
hal penting yang perlu diketahui, yakni neraca perdagangan, transaksi berjalan,
dan lalu lintas moneter.
Dari segi tinjauan
ekonomi murni, neraca pembayaran yang surplus dan defisit umumnya tidak
“diinginkan” oleh pemerintah suatu negara. Neraca pembayaran yang surplus
menyebabkan penawaran devisa lebih banyak di dalam negeri yang relatif akan
menyebabkan nilai tukar mata uang local di dalam negeri menjadi lebih mahal,
sehingga nilai impor akan semakin murah dan ini akan berdampak pada matinya
industri asli di dalam negeri, dan dalam jangka menengah justru akan menguras
devisa kembali. Sedangakan apabila neraca pembayaran deficit berarti jumlah
penawaran devisa di dalam negeri semakin sedikit, dan ini akan berdampak pada
semakin turunnya nilai mata uang lokal terhadap devisa tersebut hingga nilai
impor akan semakin mahal.
2.
Bentuk-Bentuk Kebijakan Makroekonomi
Beberapa bentuk
kebijakan ekonomi dapat dijalankan pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah diterangkan diatas.. kebijakan-kebijakan yang dapat dijalankan, dibedakan
pada tiga bentuk kebijakan:
a. Kebijakan fiskal.
b. Kebijakan moneter.
c. Kebijakan segi penawaran.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan
dalam bidang perpajakan dan pengeluaran dengan maksud untuk mempengaruhi
pengeluaran agregat dalam perekonomian. Menurut pandangan
Keynes, kebijakan fiskal adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran
yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat
ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan ansional dan tingkat
penggunaan tenaga kerja. Di bidang perpajakan langkah yang perlu dilaksanakan
adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak ini akan menambah
kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan ajasa dan akan meningkatkan
pengeluaran agregat. Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih ditingkatkan
lagi dengan cara menikkan pengeluaran pemerintah untuk membeli barang dan jasa
yang diperlukannya maupun untuk menambah investasi pemerintah.
Dalam inflasi atau
ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
dan kenaikkan harga-harga sudah semakin pesat, langkah sebaliknya harus
dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah
ini akan menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan
oleh Bank Sentral (di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia) untuk
mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku
bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Salah satu komponen
dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh
perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal
dan apabila suku bunga rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan.
Dengan demikian salah satu cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat ialah dengan mempengaruhi penanaman modal.
Apabila pengangguran berlaku dalam perekonomian, pengeluaran agregat perlu
ditambah untuk mengurangi pengangguran. Menurunkan suku bunga untuk
menggalakkan pertambahan penanaman modal adalah salah satu cara untuk mencapai
tujuan tersebut. Tujuan ini dapat dacapai pemerintah dengan menjalankan kebijakan
moneter.
Menurut pandangan
Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank Sentral
dapat mempengaruhi panawaran uang. Melalui alat-alat dalam kebijakan moneter
pemerintah dapat menambah penawaran uang. Ceteris paribus, pertambahan ini akan menurunkan suku bunga.
Dengan penurunan suku bunga tersebut diharapkan penanaman modal akan bertambah
dan ini akan meningkatkan pengeluaran agregat. Sebagai implikasi dari perubahan
ini kegiatan ekonomi akan meningkat dan pengangguran menurun. Dalam masa
inflasi langkah sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran uang dikurangi
untuk menaikkan suku bunga. Diharapkan langkah ini akan menurunkan investasi
dan seterusnya pengeluaran agregat akan menurun. Hal ini akan mengurangi tekanan inflasi.
Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan-kebijakan
fiskal dan moneter dapat dipandang sebagai kebijakan yang mempengaruhi
pengeluaran agregat. Dengan demikian kebijakan fiskal dan moneter tersebut
dapat dipandang sebagai kebijakan
dari segi permintaan. Disamping melalui permintaan, kegiatan
perekonomian negara dapat pula dipengaruhi melalui penawaran.Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi
kegiatan perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya
dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Salah satu
kebijakan segi penawaran adalah kebijakan
pendapatan (incomes policy), yaitu
langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan
pekerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan berusaha mencegah kenaikan pendapatan
yang berlebihan. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi
kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan seperti itu akan menghindari kenaikan
biaya produksi yang berlebihan.
Kebijakan segi
penawaran yang lain lebih menekankan kepada (i) meningkatkan kegairahan tenaga
kerja untuk bekerja, dan (ii) meningkatkan usaha para pengusaha untuk
mempertinggi efisiensi kegiatan memproduksinya. Untuk mencapai tujuan yang
dinyatakan dalam (i) pajak pendapatan rumah tangga akan dikurangi, terutama
pajak pendapatan dari golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi. Untuk
mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (ii) pemerintah akan memberrikan insentif
(misalnya berupa pengurangan pajak atau pembebasan pajak) kapada perusahaan-perusahaan
yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi yang lebih canggih atau
menyediakan dana yang besar untuk membuat penyelidikan dan pengembangan untuk
memperbaiki mutu barang yang diproduksikan.
Disamping dengan
meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja dan memberi insentif kepada
perusahaan, kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara (i)
mengembangkan infrastruktur, dan (ii) peningkatan pelayanan pemerintah dalam
mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta sangat penting peranannya dalam
mengembangkan kegiata usaha swasta dan meningkatkan efisiensi kegiatan tesebut.
Kombinasi kebijakan
fiskal untuk mencapai kebijakan internal dan kebijakan moneter untuk menjangkau
keseimbangan eksternal dalam sistem kurs baku sesungguhnya diliputi oleh
berbagai kelemahan. Salah satu diantaranya adalah arus-arus permodalan jangka
pendek internasional suku bunga internasional mungkin saja tidak memberikan
respon seperti yang diduga terhadap selisih atau perubahan suku bunga
internasional, dan kalaupun respon itu muncul, mungkin saja arahnya tidak
seperti yang diharapkan, atau mengalami naik turun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makroekonomi merupakan bagian dari ilmu
ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara
keseluruhan termasuk pertumbuhan dalam pendapatan, perubahan dalam harga, dan
tingkat pengangguran. Sedangkan tujuan dari macroekonomi adalah untuk memahami
peristiwa ekonomi dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi.
Dalam perekonomian mengenal teori
makroekonomi. Teori ini lebih memperhatikan aspek-aspek yang menyeluruh dari
kegiatan ekonomi. Apabila yang dibicarakan mengenai produsen, maka yang
diperhatikan adalah kegiatan produsen dalam keseluruhan ekonomi. Begitu pula,
apabila yang diperhatikan adalah tingkah laku konsumen, maka yang dianalisis
adalah tingkah laku keseluruhan konsumen dalam menggunakan pendapatannya untuk
membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. Dalam analisis
makro ekonomi juga diperhatikan peranan pemerintahan dalam mengatur kegiatan
sesuatu perekonomian.
Perdagangan luar negeri atau perdagangan
internasional merupakan perdagangan yang kegiatannya menjual dan membeli
(transaksi) benda antar negara. Dalam konteks ini cara umum akan ditunjukan
beberapa keuntungan dari perdagangan luar negeri dan secara spesifik dan dengan
lebih terperici akan ditunjukkan keuntungan yang akan diperoleh dari
spesialisasi, yaitu apabila kegiatan ekonomi negara dikhususkan kepada
memproduksi barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri.
B. Saran
Terima kasih atas antusiasme dari pembaca
yang sudi menelaah isi makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca sudi memberikan saran kritik konstruktif kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno,
Sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
http://anizadwianggraeni.weebly.com/globalisasi-ekonomi.html
https://jessicaodiliaputri.wordpress.com/2013/06/14/globalisasi-ekonomi-2/
http://matakristal.com/tag/keuntungan-perdagangan-internasional/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
KASUS EKONOMI OLEH KELOMPOK 1
KASUS ATAU MASALAH EKONOMI DI INDONESIA
1. Pengangguran
Secara umum pengangguran diartikan sebagai angkatan
kerja yang tidak bekerja. Pengangguran merupakan rantai masalah yang dapat
menimbulkan beberapa permasalahan pada suatu negara. Pengangguran disebabkan
jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah lapangan
kerja/kesempatan kerja. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak dapat
terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah
angkatan kerja di Indonesia tahun 2012 mencapai 120,4 juta jiwa. Sementara itu,
jumlah pengangguran pada bulan Februari 2012 sebanyak 7,61 juta jiwa turun dari
tahun sebelumnya sebanyak 7,7 juta jiwa. Hal ini diharapkan sebagai indikasi
yang baik mengenai perbaikan keadaan ketenagakerjaan di Indonesia. Untuk
mencapai harapan tersebut, pemerintah
perlu mengusahakan kebijakan di bidang ketenagakerjaan, misalnya perbaikan
kualitas tenaga kerja / sumber daya manusia, menciptakan lapangan pekerjaan,
mendorong tumbuhnya investasi dan modal, menyediakan informasi lapangan
pekerjaan, serta memberikan pelatihan dan keterampilan bagi tenaga kerja.
2. Indonesia tidak mengekspor kelapa sawit ke Iran
Pemerintah Indonesia dan Malaysia pun kini sudah
menghentikan penjualan kelapa sawit mereka kepada Iran karena tidak mengambil
resiko Iran akan gagal membayar. Aksi Indonesia dan Malaysia ini telah menambah
efek sanksi ekonomi yang diterapkan Amerika Serikat sejak akhir 2011 lalu.
kedua negara di Asia Tenggara tersebut selama ini menjadi pengeskpor kelapa
sawit terbesar ke negara mullah tersebut. Akibat penghentian ekspor dari
Indonesia dan Malaysia itu, posisi Iran secara ekonomi kini semakin tertekan.
Negara mullah itu harus mampu mencari negara lain yang bersedia menjual kelapa
sawit kepada mereka.
Kasus diatas termasuk kedalam contoh kasus ekonomi makro dan cara penyelesaian untuk kasus diatas adalah Iran mencari Negara yang menjual kelapa sawit kepada Negara mereka lagi agar ekonomi di Negara tersebut tidak tertekan .Dan Iran juga harus membayarnya supaya Negara yang mengekspor tidak kecewa lagi seperti kasus atas gagalnya membayar diIndonesia dan Malaysia.
Kasus diatas termasuk kedalam contoh kasus ekonomi makro dan cara penyelesaian untuk kasus diatas adalah Iran mencari Negara yang menjual kelapa sawit kepada Negara mereka lagi agar ekonomi di Negara tersebut tidak tertekan .Dan Iran juga harus membayarnya supaya Negara yang mengekspor tidak kecewa lagi seperti kasus atas gagalnya membayar diIndonesia dan Malaysia.
Komentar
Posting Komentar