MAKALAH PENGEMBANGAN PRODUK DAN PENETAPAN HARGA PRODUK
MAKALAH
PENGEMBANGAN
PRODUK DAN PENETAPAN HARGA PRODUK
Dosen Pengampu: Joko
Septaryanto, S.E
Disusun oleh: Kelompok 10
Eka Nor Safitri 16222110
Farihah 1622211073
Fatimatus
Zahruoh 16222110
Hardiyanto Afandi 16222110
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI BANGKALAN
PENDIDIKAN EKONOMI
2017
Kata Pengantar
Puji
syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengembangan
Produk Dan Penetapan Harga Produk”.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen pengampu yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan produk baru atau menciptakan produk baru
merupakan tugas yang sering terlupakan. Pada saat salah satu ataupun beberapa
produk yang sedang dipasarkan itu berada pada tahap “kedewasaan” , maka
pengusaha haruslah mulai memanfaatkan keuntungan yang diperolehnya dari produk
yang berada pada tahap tersebut untuk mengembangkan ide penciptaan produk baru.
Produk baru inilah yang diharapkan nantinya dapat menggantikan produk lama yang
sedang jaya tersebut. Untuk alasan tersebutlah penulis membuat makalah dengan
judul Pengembangan Produk.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang
dimaksud dengan pengembangan produk dan strategi pengembangan produk ?
2.
Apa saja
tujuan pengembangan produk ?
3.
Bagaimanakah
tahap – tahap dalam pengembangan produk ?
4.
Apa tujuan penetapan harga?
5.
Bagaimana metode penetapan harga dan penyesuaian terhadap harga?
6. Bagaimana strategi penetapan
harga?
7.
Apa saja faktor yg perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga?
C. Tujuan
1.
Mengetahiu devinisi pengembangan produk dan strategi
pengembangan produk
2.
Mengetahui
tujuan pengembangan produk
3.
Mengetahui
tahap – tahap dalam pengembangan produk
4.
Mengetahui tujuan penetapan harga
5.
Mengetahui metode penetapan harga dan penyesuaian terhadap harga
6.
Mengetahui strategi penetapan harga
7.
Mengetahui faktor yg perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dari Pengembangan Produk dan Strategi Pengembangan Produk.
Pengembangan
Produk
Dalam dunia bisnis dan marketing, istilah pengembangan produk (product
development) sudah lazim dibicarakan, dibahas dan dianalisis. Secara umum,
pengembangan produk dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan
perusahaan untuk menambah manfaat, ciri, desain dan layanan pada barang dan
jasa.
Pengertian pengembangan produk telah banyak
dikemukakan para ahli, antara lain ;
1.
Assaury
(1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu
kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan
suatu produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun
daya pemuas yang lebih besar.
2.
Stanton
(1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu
istilah yang terbatas mneliputi kegiatan teknis, seperti riset produk, rekayasa
dan desain.
3.
Guiltinan
(1991) mengatakan bahwa pengembangan produk (product develpoment) adalah suatu
kebutuhan dan keinginan yang selalu berubah mengakibatkan adanya segmen baru
atau adanya persaingan dan perubahan teknologi.
Dari berbagai
pengertian pengembangan produk tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengembangan produk adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan melalui
perbaikan bentuk, penyederhanaan, pembentukan kembali, menambah desain atau
model dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan.
Strategi Pengembangan Produk
Strategi
pengembangan produk adalah bagian dari strategi korporasi (corporate strategy). Dalam strategi pengembangan produk
terdapat potensi keuntungan maupun risiko dari aktifitas pengembangan produk,
dan banyak faktor yang menyebabkan suatu organisasi
mempertimbangkan melakukan pengembangan produk baru. Hampir semua organisasi
menemukan bahwa pendekatan strategi managerial pada aktifitas
pengembangan produk baru akan meningkatkan peluang keberhasilan dan juga
meminimasi biaya dan risiko. Ada dua pendekatan dalam menjalankan strategi
pengembangan produk, yaitu sebagai berikut :
Strategi Proaktif (proaktive strategy)
Strategi
pengembangan produk yang dilakukan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan.
Pengembangan produk dimulai dari perusahaan sendiri. Beberapa bentuk dari
strategi proaktif, yaitu sebagai berikut :
a. Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development)
Strategi ini menempatkan perusahaan untuk terus berusaha mengembangkan produknya secara teknis. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan ABC menginvestasikan modal yang cukup banyak pada bagian R&D-nya. Hal tersebut kemudian membuahkanhasil dengan banyaknya inovasi atas produk yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cepat dibandingkan dengan pesaing – pesaingnya.
Strategi ini menempatkan perusahaan untuk terus berusaha mengembangkan produknya secara teknis. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan ABC menginvestasikan modal yang cukup banyak pada bagian R&D-nya. Hal tersebut kemudian membuahkanhasil dengan banyaknya inovasi atas produk yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cepat dibandingkan dengan pesaing – pesaingnya.
b. Pemasaran(Marketing)
Strategi ini menempatkan konsumen sebagai pertimbangan pertama dalam membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan DEF mengadakan survey skala besar mengenai produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen baik secara langsung kepada konsumennya, maupun secara tidak langsung dengan membaca data penjualan produk yang memiliki peringkat tertinggi. Data –data tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk yang selalu sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Strategi ini menempatkan konsumen sebagai pertimbangan pertama dalam membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan DEF mengadakan survey skala besar mengenai produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen baik secara langsung kepada konsumennya, maupun secara tidak langsung dengan membaca data penjualan produk yang memiliki peringkat tertinggi. Data –data tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk yang selalu sesuai dengan kebutuhan konsumen.
c. Pengusaha(Entrepreneurial)
Strategi ini memberi kesempatan kepada seorang pengusaha (entrepreneur) untuk mewujudkan idenya dengan membuat divisi tersendiri dan mengumpulkansumbernya. Strategi ini dilaksanakan pada perusahaan yang sudahbesar dan mapan. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan GHI merupakan perusahaan terkemuka di dunia. Produk – produk yang dihasilkannya pun sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen, handal, inovatif, dll. Kemudian, perusahaan ini dituntut untuk terus menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter produk A di dunia. Dengan segala kemapanan yang dimiliki, perusahaan ini menciptakan suatu bagian yang khusus memperkerjakan pegawai – pegawai berjiwa inventor, kreatif, dan berfikir secara tidak biasa (think-out-of-the-box) yang ditugaskan untuk menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter dunia. Hal ini menghasilkan kesuksesan dengan hadirnya produk IHG yang kemudian menjadi kiblat atau trendstetter untuk produk sejenisnya.
Strategi ini memberi kesempatan kepada seorang pengusaha (entrepreneur) untuk mewujudkan idenya dengan membuat divisi tersendiri dan mengumpulkansumbernya. Strategi ini dilaksanakan pada perusahaan yang sudahbesar dan mapan. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan GHI merupakan perusahaan terkemuka di dunia. Produk – produk yang dihasilkannya pun sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen, handal, inovatif, dll. Kemudian, perusahaan ini dituntut untuk terus menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter produk A di dunia. Dengan segala kemapanan yang dimiliki, perusahaan ini menciptakan suatu bagian yang khusus memperkerjakan pegawai – pegawai berjiwa inventor, kreatif, dan berfikir secara tidak biasa (think-out-of-the-box) yang ditugaskan untuk menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter dunia. Hal ini menghasilkan kesuksesan dengan hadirnya produk IHG yang kemudian menjadi kiblat atau trendstetter untuk produk sejenisnya.
d. Akuisisi(Acquisition)
Strategi ini melibatkan perusahaan untuk mengambil alih atau membeli perusahaan lain yang menghasilkan suatu produk yang sama sekali baru bagi perusahaan atau bahkan bagi pasar. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan penyedia komunikasi PT. JKL baru – baru ini diketahui telah mengakuisisi perusahaan penyedia komunikasi PT. MNO. Keputusan ini diambil oleh PT. JKL karena seperti yang masyarakat ketahui bahwa PT. MNO baru saja mengadakan fitur aplikasi perpesanannya yang dapat mengirimkan pesan singkat tanpa dikenai biaya ataupun menggunakan koneksi internet. Aplikasi tersebut sangat diminati oleh pasar sehingga dengan segala kemampuan yang dimiliki, PT. JKL memutuskan unruk mengakuisisi PT. MNO.
Strategi ini melibatkan perusahaan untuk mengambil alih atau membeli perusahaan lain yang menghasilkan suatu produk yang sama sekali baru bagi perusahaan atau bahkan bagi pasar. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan penyedia komunikasi PT. JKL baru – baru ini diketahui telah mengakuisisi perusahaan penyedia komunikasi PT. MNO. Keputusan ini diambil oleh PT. JKL karena seperti yang masyarakat ketahui bahwa PT. MNO baru saja mengadakan fitur aplikasi perpesanannya yang dapat mengirimkan pesan singkat tanpa dikenai biaya ataupun menggunakan koneksi internet. Aplikasi tersebut sangat diminati oleh pasar sehingga dengan segala kemampuan yang dimiliki, PT. JKL memutuskan unruk mengakuisisi PT. MNO.
Strategi reaktif (reaktive strategy)
Strategi
pengembangan produk yang dilakukan sebagai respon dari kondisi pasar atau
pesaingnya. Beberapa bentuk dari strategi reaktif, yaitu sebagai berikut :
a. Strategi defensif (defensive strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menciptakan suatu aksi untuk melindungi perusahaan terhadap produk baru yang dikeluarkan pesaing yang meraih sukses di pasar. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan PQR baru saja meluncurkan ponsel Galaxy X yang meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan STU yang merupakan kompetitor dari perusahaan PQR dalam ponsel cerdas (smartphone) kemudian berinisiatif untuk mengadakan promo diskon untuk setiap pembelian ponsel dari perusahaannya. Hal ini dilakukan demi menjaga pasar yang selama ini perusahaan STU miliki.
Strategi ini dilakukan dengan menciptakan suatu aksi untuk melindungi perusahaan terhadap produk baru yang dikeluarkan pesaing yang meraih sukses di pasar. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan PQR baru saja meluncurkan ponsel Galaxy X yang meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan STU yang merupakan kompetitor dari perusahaan PQR dalam ponsel cerdas (smartphone) kemudian berinisiatif untuk mengadakan promo diskon untuk setiap pembelian ponsel dari perusahaannya. Hal ini dilakukan demi menjaga pasar yang selama ini perusahaan STU miliki.
b. Strategi imitatif (Imitative strategy)
Strategi ini
dilakukan dengan meniru produk baru dengan cepat sebelum produk tersebut
mendapat pasaran yang kuat. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan VWX
dikabarkanakan segera meluncurkan ponsel Galaxy YZ yang memiliki model menarik
dan potensi besar akan meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan XYZ yang berasal
dari Negara China membuat strategi untuk meniru model ponsel Galaxy YZ,
meskipun sistem operasi dari ponsel tersebut tidak sama.
c. Strategi second-but-better
Strategi ini dilakukan dengan sebelumnya menunggu hasil pemasaran produk baru dari pesaingnya; lalu tidak hanya meniru produk pesaing, tetapi juga memperbaikinya dan memperkuat posisinya di pasaran. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan BCD dikabarkan akan segera meluncurkan ponsel Galaxy AB yang memiliki model menarik dan potensi besar akan meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan EFG membuat strategi untuk meniru model ponsel Galaxy YZ, tetapi dengan penyempurnaan model dari ponsel yang ditirunya dan mengembangkan sistem operasi berbasis android versi terbaru.
Strategi ini dilakukan dengan sebelumnya menunggu hasil pemasaran produk baru dari pesaingnya; lalu tidak hanya meniru produk pesaing, tetapi juga memperbaikinya dan memperkuat posisinya di pasaran. Contoh dari strategi ini adalah perusahaan BCD dikabarkan akan segera meluncurkan ponsel Galaxy AB yang memiliki model menarik dan potensi besar akan meraih kesuksesan di pasar. Perusahaan EFG membuat strategi untuk meniru model ponsel Galaxy YZ, tetapi dengan penyempurnaan model dari ponsel yang ditirunya dan mengembangkan sistem operasi berbasis android versi terbaru.
d.
Strategi
responsif (responsive strategy)
Strategi ini dilakukan dengan mengakomodasi keinginan konsumen.
Strategi ini dilakukan dengan mengakomodasi keinginan konsumen.
Contoh dari
strategi ini adalah perusahaan EFG meluncurkan ponsel 5X yang merupakan
hasil dari berbagai keinginan dan permintaan pasar untuk penyempurnaan atas
kekuragan keluaran ponsel sebelumnya, yaitu 5W.
B. Tujuan dari
Pengembangan Produk.
Menurut Buchari Alma (2000:101) tujuan
pengembangan produk adalah
1.
Untuk
memenuhi keinginan konsumen yang belum puas
2.
Untuk
menambah omzet penjualan
3.
Untuk
memenangkan persaingan
4.
Untuk
mendayagunakan sumber-sumber produksi
5.
Untuk
meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama
6.
Untuk
mendayagunakan sisa-sisa bahan
7.
Untuk
mencegah kebosanan konsumen
8.
Untuk
menyederhanakan produk, pembungkus
C. Tahap – Tahap Pengembangan Produk
Menurut Kotler (2002: 382) tahap-tahap pengembangan produk terbagi menjadi
delapan tahap yaitu :
a.
Idea
Generation (Pemunculan Gagasan)
Tahapan ini merupakan pencarian peluang produk baru
secara terus menerus dan sistematik. Tahapan ini dilakukan untuk menemukan
gagasan-gagasan baru dan segara mengenai penciptaan produk. Metode untuk
menciptakangagasan baru meliputi brain storming (sesi kelompok kecil untuk
menstimulasi gagasan), melakukan analisa atas produk yang sudahada, ataupun
melalui survei konsumen.
b.
Idea
Screening (Penyaringan Gagasan)
Setelah perusahaan mengidentifikasi gagasan produk
yang berpotensi, perusahaan harus menyaringnya. Dalam product screening,
kekurangan, ketidakcocokan, atau gagasan yang tidak menarik lainnya harus
disingkirkan dari tindakan lebih lanjut. Tujuan penyaringan adalah mengurangi
banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini
mungkin.
c.
Concept
Development and Testing (Pengembangan dan Pengujian Konsep)
Menguji konsep adalah menyajikan konsep produk kepada
consumer dan mencoba mengukur sikap dan ketertarikan konsumer atas konsep awal
pengembangan produk tersebut. Pengujian konsep merupakan cara yang cepat dan
tidak mahal untuk mengukur minat konsumer. Pengujian dilakukan dengan meminta
konsumer yang potensial untuk berinteraksi terhadap sketsa gambar atau
deskripsi tertulis yang menggambarkan produk yang akan dikembangkan.
d.
Marketing
Strategy Development (Pengembangan Strategi Pemasaran)
Pernyataan strategi pemasaran
terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama
menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk
yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang
hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan
strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi,
dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan
jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran
pemasaran selama ini.
e.
Business
Analysis (Analisis Bisnis)
Analisis Bisnis dan finansial dilakukan untuk menguji
kelayakan finasialdan bisnis dari konsep pengembangan produk baru. Disini
dilakukan analisa terhadap sejumlah aspek, seperti proyeksi permintaan
pasar,perkiraan biaya produksi dan peta persaingan.
f.
Product
Development (Pengembangan Produk)
Pengembangan produk mengkonversi ide produk baru
menjadi bentukfisik dan sekaligus mengidentifikasi pola strategi pemasaran yang
akanditerapkan. Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan
brand, brand positioing, dan usage testing.
g.
Test Marketing
(Pengujian Pasar)
Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging,
pemilihan brand,brand positioing, dan usage testing. Tujuannya adalah untuk
mengevaluasi kinerja produk dan efektivitas program pemasaran secara terbatas
sebelum a full-scale introduction. Melalui ujipemasaran ini, perusahaan dapat
melakukan observasi perilaku pelanggan secara aktual. Perusahaan juga dapat
melihat reaksi yang dilakukan pesaing, dan juga respon dari para distribution
channelmembers.
h.
Commercialization
(Komersialisasi)
Setelah pengujian selesai, perusahaan siap untuk
mengenalkan produknya ke pasar yang ditargetkan secara full scale. Sejumlah
aspek yang perlu dicermati dalam tahap commercialization adalah kecepatan
penerimaan konsumen dan para distributor, intensitas distribusi (berapa banyak
toko penyalur), kemampuan produksi, serta efektivitas promosi, strategi harga,
dan reaksi persaingan.
Selain hal – hal diatas, point penting lainnya adalah Diferensiasi menjadi
suatu strategi yang baik. Adanya diferensiasi menjadikan suatu produk memilki
identitas yang khas dan unik. Sehingga menjadi pembeda bagi produk pesaing dan
memungkinkan untuk sulit ditiru. Terkadang pula, perilaku konsumen yang sangat
sensitif terhadap sesuatu yang baru dan beda, menjadikan suatu produk yang memiliki
diferensiasi dengan produk pesaingnya sangat dicari konsumen.
Beberapa faktor tambahan yang menghalangi pengembangan
produk baru adalah :
·
Kelangkaan
ide penting pada wilayah tertentu
·
Pasar yang
terfragmentasi
·
Batasan
sosial dan pemerintah
·
Biaya pengembangan
·
Kelangkaan
modal
·
Waktu
pengembangan yang dibutuhkan relatif pendek.
Hal yang harus diperhatikan pula dalam pengenalan awal
suatu produk baru adalah penentuan strategi harga produk tersebut. Dimana
strategi harga ini diperlukan untuk meminimalisir resiko produk tersebut
ditolak pasar, karena terlalu mahal atau bahkan terlalu murah. Berikut ada dua
cara bagaimana menentukan harga dari produk baru :
1)
Penentuan
harga mengambil sebagian pasar
Strategi ini pernah diterapkan oleh Intel ketika meluncurkan chip komputer
terbaru. Mereka meluncurkan chip tersebut ke pasaran dengan harga $1000 per
keping. Tentu saja harga ini hanya bisa dijangkau oleh segmen pasar kelas atas
saja. Dengan harga yang tinggi, intel berusaha untuk mengambil hanya sebagian
pasar yakni pasar kelas atas.
Ketika siklus produk mulai mengalami
penurunan, akibat banyaknya pesaing serupa yang masuk dan penjualan mulai
melemah. Intel menurunkan harga chip menjadi $200 per keping. Sehingga chip
tersebut menjadi prosesor masal paling lari di pasaran. Dengan cara itu, intel
mengambil pendapatan yang maksimum dari berbagai segmen pasar.
2)
Penetapan
Harga Penetrasi Pasar
Selain menetapkan harga yang tinggi untuk mengambil sebagian segmen pasar.
Sebagian perusahan justru menggunakan harga penetrasi pasar. Dimana mereka
memberikan harga yang relatif murah, sehingga penjualan produkpun meningkat.
Tujuannya adalah agar perusahaan bisa menembus pasar secara cepat dan menarik
banyak pembeli.
Harga mengandung pengertian, suatu
nilai tukar dari produk barang atau pun jasa yang umumnya dinyatakan dalam
satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll)
Dalam dunia bisnis harga mempunyai
banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan produk disebut harga, dalam
dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis jasa akuntansi, konsultan
disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tariff sedangkan dalam
dunia asuransi disebut premi.
Menurut Kotler (2001:439) Harga
adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah
dari nilai tukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan
produk atau jasa tersebut.
Monroe (1990) menyatakan bahwa harga
merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk
atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen
dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.
Berdasarkan definisi harga diatas
maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi
kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter
(Rupiah, Dollar, Yen dll).
Sedangkan penetapan harga adalah
suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh
atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang di hasilkan.
Penetapan harga telah memiliki
fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran. Menetapkan harga berarti
bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti
pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Dalam
penetapan harga, produsen harus memahami secara mendalam besaran sensitifitas
konsumen terhadap harga. Menurut Roberto pada buku Applied Marketing
Research, bahwa dari hasil penelitian menyebutkan isu utama yang berkaitan
dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas harga dan ekspektasi harga.
Sedangkan
pengertian dari elasitas harga adalah:
- Konsumen cenderung memberikan
respon yang lebih besar atas setiap rencana kenaikan dibandingkan dengan
kenyataan pada saat harga tersebut naik.
- Konsumen akan lebih sensitive
terhadap penurunan harga dibandingkan dengan kenaikan harga.
- Elastisitas konsumen akan
berkurang ketika melakukan shopping dengan teman atau dipengaruhi oleh
sales person.
Dengan kata lain harga dan penetapan
harga adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan
nilai suatu produk atau jasa dengan mengkalkulasikan terlebih dahulu segala
macam biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh keuntungan serta mempertimbangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga.
D.
Tujuan
Penetapan Harga
Dalam teori ekonomi klasik, setiap
perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya, sehingga tujuan
penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang
akan diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan
hanya berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehannya saja melainkan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan non ekonomis lainnya.
Berikut adalah tujuan penetapan
harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis;
1.Memaksimalkan
Laba
Penetapan harga ini biasanya
memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh. Semakin besar marjin
keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga yang ditetapkan
untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut memperhitungkan daya
beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat
maksimum.
2. Meraih
Pangsa Pasar
Untuk dapat menarik perhatian para
konsumen yang menjadi target market atau target pasar maka suatu perusahaan
sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan harga turun, maka akan
memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share pesaing atau
kompetitor, sehingga ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan
disesuaikan dengan tingkat laba yang diinginkan
3. Return
On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha
Setiap usaha menginginkan tingkat
pengembalian modal yang tinggi. ROI yang tinggi dapat dicapai dengan jalan
menaikkan profit margin serta meningkatkan angka penjualan.
4.
Mempertahankan Pangsa Pasar
Ketika perusahaan memiliki pasar
tersendiri, maka perlu adanya penetapan harga yang tepat agar dapat tetap
mempertahankan pangsa pasar yang ada
5.Tujuan
Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat
sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para
pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang
mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri
tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan
menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu
perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader)
6. Menjaga
Kelangsungan Hidup Perusahaan
Perusahaan yang baik menetapkan
harga dengan memperhitungkan segala kemungkinan agar tetap memiliki dana yang
cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang dijalani.
E.
Metode
Penetapan Harga dan penyesuaian terhadap harga
Setelah perusahaan menentukan dan
menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka langkah atau tahapan selanjutnya
adalah menentukan metode penetapan harga. Secara umum metode penetapan harga
terdiri dari 3 macam pendekatan, yakni ;
1. Penetapan
harga berdasarkan biaya
a) Penetapan
Harga Biaya Plus
Didalam metode ini, harga jual per
unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah
tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut ( margin )
Rumus
; Biaya Total + Margin = Harga Jual
b)Penetapan
Harga Mark-Up
Untuk metode Mark-up ini, harga jual
per unit ditentukan dengan menghitung harga pokok pembelian per unit ditambah (
mark-up ) jumlah tertentu
Rumus ; Harga Beli +
Mark-Up = Harga Jual
c)Penetapan
Harga BEP ( Break Even Point )
Metode pentapan harga berdasarkan
keseimbangan antara jumlah total biaya keseluruhan dengan jumlah total
penerimaan keseluruhan.
Rumus ; BEP => Total
Biaya = Total Penerimaan
2.Penetapan
Harga berdasarkan Harga Pesaing/Kompetitor
Penetapan harga dilakukan dengan
menggunakan harga kompetitor sebagai referensi, dimana dalam pelaksanaannya
lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar oligopoli. Untuk
menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya
menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan
untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di
bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.
3. Penetapan
Harga Berdasarkan Permintaan
Proses penetapan harga yang didasari
persepsi konsumen terhadap value/nilai yang diterima (price value),
sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk mengetahui value
dari harga terhadap kualitas, maka analisa Price Sensitivity Meter (PSM)
merupakan salah satu bentuk yang dapat digunakan. Pada analisa ini konsumen
diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga murah, terlalu
murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang
diterima.
F.
STRATEGI
PENETAPAN HARGA
Strategi penetapan harga adalah
tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan menggolongkan produk atau jasa
yang dihasilkannya merupakan ‘produk baru’ yang belum memiliki konsumen
loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa pasar
tersendiri.
Strategi penetapan harga ini juga
berhubungan dengan siklus kehidupan produk (Product Life Cycle)
dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni, Perkenalan,
Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan.
Secara khusus strategi penetapan
harga ini terdiri dari ;
Produk Baru
Dalam menetapkan strategi penetapan
harga yang efektif untuk produk baru atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua)
alternatif strategi penetapan harga, yaitu
1. Harga Mengapung (Skimming
Price)
Memberikan harga tinggi untuk
menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum (perusahaan dapat meyakinkan
konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis yang lain.)
Pendekatan skimming sangat efektif
jika terdapat diferensiasi harga pada segmen tertentu dan pesaing relatif
sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk membatasi permintaan
sampai perusahaan merasa siap untuk melakukan produksi masal. Apalagi skimming
dapat meningkatkan nilai produk menjadi sangat prestisius.
2. Harga
Penetrasi
Memberikan harga rendah untuk
menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi ini dapat diterapankan pada
situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda, serta produk
tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi. Pendekatan ini juga
efektif terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.
Produk Yang Telah Beredar
Strategi penetapan harga untuk
produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas dari posisi produk atau
jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan siklusnya
berada pada 3 (tiga) tingkatan
berikutnya setelah perkenalan yakni;
1. Tahap Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan ini ditandai
dengan penjualan meningkat disertai munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan
yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap mempertahankan harga produk/pasar.
Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi harga agresif ; menurunkan harga
untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang semakin ketat.
2. Tahap Kematangan
Pada tahap kematangan, fleksibilitas
harga merupakan kunci efektivitas strategi penetapan harga. Pada tahapan ini
perusahaan harus benar-benar responsif terhadap situasi pasar, konsumen maupun
pesaing. Strategi
penetapan harga dapat menggunakan ‘psikologis konsumen’ maupun ‘pemotongan
harga’ (diskon), sehingga perusahaan dapat menjaga loyalitas konsumen (pangsa
pasar) dan meningkatkan jumlah permintaan dan keuntungan yang diperoleh.
3. Tahap Penurunan
Tahap penurunan produk atau jasa ditandai
dengan menurunnya jumlah permintaan secara terus-menerus, sebagai tahap
terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat
dipilih. Pertama,
strategi diskonting (pemotongan harga) Kedua, mempertahankan harga tetapi
memotong biaya-biaya yang berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk
promosi.
G. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan
Harga :
Faktor Internal
a.
Tujuan
Pemasaran Perusahaan ; (makimalisasi
laba; mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan; meraih pangsa
pasar yang besar; menciptakan kepeminpinan dlm hal kualitas; mengatasi
persaingan; melaksanakan tanggung jawab sosial ; dll.)
b.
Strategi
Buran Pemasaran ; (harga perlu
dikoordinasikan dan saling menduung dengan bauran pemasaran lainya yaitu
pruduk, ditribusi dan promosi )
c.
Biaya
; (merupakan faktor ygpaling
menetukan harga minimalyang harus ditetapkan agar perusahaan tdk mengalami
kerugian, dalam hal ini biaya tetap dan variabel)
d.
Organisasi ;
§
Manajemen
perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus menetapkan harga.
§
Setiap
perusahaan menangani masalahpenetapan harga menurut caranya masing-masing.
§
Pada
perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak.
§
Pada
perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh devisi atau
manajer suatu lini produk.
§
Dalam pasar
Industri, para wiraniaga diperkenankan untuk bernegoisasi dengan
pelanggannya guna menetapkan rentang (range) harga tertentu.
§
Dalam
indutri penetapan harga merupakan faktor kunci (misalnya perusahaan
minyak, penerbangan luar angkasa) biasanya setiap perusahaan memiliki
departemen penetapan harga tersendiri yang bertanggung jawab kepada dept.
Pemasaran atau manajemen puncak.
§
Pihak-pihak
lain yang mempunyai pengaruh terhadap penetapan harga adalah
manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan akuntan
Faktor
Ekternal
a.
Sifat Pasar
dan Permintaan; setiapperusahaan perlu memahami sifat dan permintaan yang
dihadapinya, apakah termasuk pasar persingan sempurna, persaingan monopolistik,
oligopoli, atau monopoli. Faktor lain yang tdk kalah pentingnya adalah
elastisitas permintaan
b.
Persaingan;(
Porter )
Ada lima kekuatan pokok yang
berpengaruh dalam persaingan suatu industri :
Persaingan
dalam industri yang bersangkutan
Pruduk
Substitusi
Pemasok
Pelanggan
dan
Ancaman-ancaman
baru
Informasi yg dibutuhkan untuk
menganalisis karakteritik persaingan yg dihadapi :
Jumlah
Perusahaan dalam Industri
Ukuran
relatif setiap anggota dalam Industri
Deferensiasi
Produk
Kemudahanuntuk
memasuki industri yg bersangkutan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pengembangan produk adalah suatu
kegiatan perusahaan guna untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah
– ubah. Perusahaan harus memadukan keputusan – keputusan pemasarannya dengan
fungsi pemasaran yang lain diantaranya pengembangan produk baru. Biasanya
bagian pemasaran mengkoordinasikan tugas – tugas pada bagian dalam perusahaan
secara informal. Hal ini menyebabkan semakin pentingnya strategi pengembangan
produk bagi pemasaran suatu perusahaan
B.
Saran
Tentunya semua produk akan menjalani siklus daur produk. Pengembangan
produk sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan oleh setiap perusahaan pada
produk – produknya. Untuk menghindari kejenuhan konsumen kepada produknya,
sehingga produk tersebut tidak mengalami tahap decline, yang akan berakibat
pada kelangsungan hidup suatu perusahaan
DAFTAR
PUSTAKA
Kotler, Philip., Keller, Kavin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran Ed.
Ke-13 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Komentar
Posting Komentar