MAKALAH RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI

MAKALAH
RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI
Dosen Pengampu: Aulia Dawam, S.E,.M.A
logo stkip pgri bangkalan 3

Disusun oleh: kelompok 1
1. Jaylani                               1622211032
2. Elisa                                  1622211014
3. Farihah                              1622211073
4. Dewi Ummul Fatimah      1622211012
5. Fatimatus Zahroh (b)        1622211023
6. Alianto                              1622211007

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI BANGKALAN
PENDIDIKAN EKONOMI
2017

Kata Pengantar
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Ruang Lingkup Analisis MakroEkonomi”.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen pengampu yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.




















BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomistabilitas hargatenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan nasional). Model makro-ekonomiyang ada dan prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.
2. Rumusan Masalah
a.       Apa saja isu isu utama dalam analisis Mikroekonomi dan Makroekonomi?
b.      Apa masalah utama dalam perekonomian?
c.       Apa saja alat pengamat prestasi kegiatan ekonomi?
d.      Bagaimana kebijakan Makroekonomi?
3. Tujuan
a.       Untuk mengetahui isu – isu apa saja dalam analisis makro ekonomi
b.      Untuk mngetahui masalah utama dalam perekonomian
c.       Untuk mengetahui alat pengamat prestasi kegiatan ekonomi
d.      Untuk mengetahui bagaimana kebijakan makroekonomi








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi
Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi dan makroekonomi. Untuk dapat memahami analisis dan teori yang diterangkan dalam bab-bab b erikut, dalam bab ini terlebih dahulu akan diterangkan corak dan ruang lingkup analisis mikroekonomi, yaitu aspek-aspek dari kegiatan dalam ekonomi yang akan diterangkan dalam teori tersebut. di samping itu bab ini menerangkan tiga aspek berikut:
        I.            Masalah-masalah mikroekonomi utama.
     II.            Berbagai jenis data utama yang digunakan untuk mengamati dan menilai prestasi kegiatan sesuatu perekonomian.
  III.            Masalah-masalah makroekonomi dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah makroekonomi yang dihadapi.
1. Dari Mikro ke Makroekonomi
Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi dan makroekonomi. Analisis - analisis dalam teori mikroekonomi pada umumnya meliputi bagian- bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam teori mikroekonomi yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar.  Ekonomi makro juga sering di definisikan dengan kajian tentang aktifitas suatu negara.
Analisis- analisis dalam teori makroekonomi lebih global atau lebih menyeluruh sifatnya, dalam makroekonomi yang diperhatikan adalah tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan - kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan - perubahan keseluruhan bagian ekonomi. Secara rinci dapat dijelaskan ruang lingkup dan fokus analisis mikroekonomi lebih menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah membuat pilihan untuk :
        I.            Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya ( resources)
     II.            Mencapai kepuasan yang maksimal.
Sedangkan analisis - analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang :
        I.            Bagaimanakah segi permintaaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.
     II.            Masalah- masalah utama yang selalu dihadapi perekonomian,
  III.            Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.
a.  Isu-Isu Utama Dalam Analisis Mikroekonomi
Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi bertitik tolak dari pandagan yang menganggap bahwa faktor-faktor produksi atau sumber-sumber yang dimiliki masyarakat adalah terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas.maka masyarakat harus membuat pilihan yang dibedakan pada dua aspek, yaitu:
        I.            Dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa.
     II.            Dalam kegiatan menggunakan barang dan jasa.
Masalah tersebut dianalisis dalam teori mikroekonomi dengan mengemukakan tiga pertanyaan:
  1. Bagaimanakah caranya memproduksi berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan tersebut? Sebelum menjalankan kegiatan memproduksi, maka bagaimana cara memproduksi adalah pertanyaan yang harus dijawab dan terwujud dalam teori mikro ekonomi yang menerangkan tentang teori produksi, biaya produksi dan struktur pasar (dan penentuan harga dan jumlah produksi di berbagai pasar) bertujuan untuk menerangkan bagaimana seorang produsen memecahkan persoalan tersebut.
  2. Untuk siapakan berbagai barang dan jasa tersebut di produksi? Sebagai akibat dari penggunaan faktor produksi dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat akan tercipta aliran pendapatan kepada faktor-faktor produksi yang digunakan. Aliran ini akan menentukan corak distribusi pendapatan dalam masyarakat, selanjutnya corak distribusi pendapatan ini akan menentukan corak permintaan masyarakat atas barang dan jasa. Dengan demikian aliran pendapatan yang berlaku sebagai akibat kegiatan produksi barang dan jasa akan mendapat memecahkan persoalan untuk siapa barang dan jasa tersebut di produksi.
  3. Apakah jenis barang dan jasa yang harus di produksi? Analisis mengenai interaksi antara produsen dan  konsumen (penjual dan pembeli) diterangkan dalam teori permintaan dan penawaran. Dalam teori perilaku konsumen menerangkan dengan lebih terperinci sikap para pembeli dalam memilih barang yang akan dibelinya.
b. Asal Mulanya Perkembangan Analisis Makroekonomi
Uraian mengenai bentuk-bentuk analisis dan ruang lingkup teori mikroekonomi menunjukkan bahwa teori tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan menjalankan kegiatannya. Teori tersebut pada hakikatnya menerangkan bagaimana suatu masyarakat yang memiliki faktor-faktor produksi yang terbatas, tetapi mempunyai keinginan memperoleh barang dan jasa yang tidak terbatas, membuat pilihan-pilihan dalam memproduksi dan mengkonsumsi barang dan jasa sehingga kepuasan dan kesejahteraan masyarakat dapat dimaksimumkan.
Pada dekade 1930an ahli-ahli ekonomi tidak menumpukan analisis mereka kepada berbagai masalah tersebut terutama terhadap masalah pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang lesu. Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab klasik (classical economists) yaitu ahli ekonomi yang hidup di antara zaman Adam Smith (1776) dan zaman Keynes (1936), tidak banyak membuat analisis mengenai masalah pengangguran, inflasi, ketidakstabilan ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam tahun 1930-1932 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia yang bermula dari kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat. Periode itu dinamakan The Great Depression. Pada puncak kemerosotan ekonomi itu, seperempat dari tenaga kerja di Amerika Serikat menganggur dan pendapatan nasionalnya (ukuran dari tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara) mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Kemunduran ekonomi yang serius itu merebak ke seluruh dunia ke negara-negara industri lain maupun negara-negara miskin. Kemunduran ekonomi tersebut mendorong seorang ahli ekonomi Inggris yang terkemuka pada masa tersebut yaitu John Maynard Keynes mengemukakan teori-teori yang pada akhirnya menjadi landasan kepada teori makroekonomi modern yang dikemukakan dalam buku yang berjudul General Theory of Employment, Interest, and Money dan diterbitkan pada tahun 1936.
Secara garis besarnya pandangan dalam buku Keynes tersebut dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu mengemukakan beberapa kritik terhadap pandangan ahli-ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian dan menerangkan pula faktor utama yang akan menentukan prestasi kegiatan ekonomi suatu negara. Keynes berpendapat “pengeluaran agregat, yaitu perbelanjaan masyarakat atas barang dan jasa adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara.” Selanjutnya Keynes berpendapat bahwa dalam sistem pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan diperlukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
1. Tumpuan analisis Mazhab Klasik
Ahli - ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab klasik yaitu ahli ekonomi yang hidup di antara zamannya Adam Smith dan zamannya Keynes, tidak banyak membuat analisi mengenai masalah pengangguran, inflasi, ketidakstabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
Kekurangan perhatian tersebut disebabkan karena menurut kenyakinan mereka sistem pasar bebas akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang efisien dalam jangka panjang. Penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai dan perekonomian akan mengalami pertumbuhan yang teguh.
2. Perkembangan Teori Makroekonomi
Dalam tahun 1929 - 32 terjadi kemunduran ekonomi diseluruh dunia, yang bermula dari kemerosotan Amerika Serikat yang dinamakan the Great Depression. Kemunduran ekonomi tersebut menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang teguih dan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Ketidakmampuan tersbut mendorong ahli ekonomi termuka di inggris yaitu John Maynard Keynes, menegemukakan pandangan dan menulis buku yang pada akhirnya menjadi landasan kepada teori makroekonomi modern. Pandangan tersebut dikemukakan dalam buku yang berjudul: The General Theory of Employment, Interest and Money dan diterbitkan pada tahun 1936.
3. Pandangan Utama Teori Keynes
Pandangan dalam buku Keyners dapat dibedakan kepada dua aspek. Salah satunya menerangkan faktor utama yang akan menentukan prestasi kegiatan ekonomi suatu Negara. Keynes berpendapat pengeluaran agregat, yaitu perbelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu Negara.
c. Isu – isu utama dalam analisi makroekonomi
Makro ekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi suatu perekonomian. Analisisnya berusaha memberi jawaban kepada pertanyaan factor – factor yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian? mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh? Mengapa kegiatan ekonomi tidak seimbang atau stabil? Mengapa pengangguran dan kenaikan harga selalu berlaku? Juga menerangkan keadaan - keadaan yang menciptakan masalah tersebut, analisis makro ekonomi menerangkan pula langkah - langkah yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah - masalah tersebut.
Penentuan kegiatan ekonomi
Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan yang dicapai suatu perekonomian merupakan bagian penting dalam analisis makro ekonomi. Dalam suatu perekonomian modern terdapat pengeluaran yang dibedakan menjadi empat golongan:
        I.            Pengeluaran konsumsi rumah tangga
     II.            Investasi perusahaan 
  III.            Pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah 
     IV.            Ekspor (pembelian barang buatan dalam negeri oleh negara-negara lain) 
Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan perekonomian perlu dibedakan menjadi tiga bentuk abstraksi. Ketiga jenis analisis tersebut adalah:
         I.            Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap dan tingkat suku bunga tetap, maksudnya penentuan kegiatan perekonomian berdasarkan kepada dua pemisahan tersebut, analisis dibuat secara bertahap yaitu dari menerangkan keseimbangan dalam perekonomian dua sektor ke keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor dan akhirnya ke perekonomian yang empat sektor.
       II.            Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap tetapi tingkat bunga mengalami perubahan. Melalui analisis ini dapat diterangkan bagaimana perubahan-perubahan dalam tingkat bunga mempengaruhi keseimbangan kegiatan perekonomian.
     III.            Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga dan tingkat bunga dapat mengalami perubahan. Kedua perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan dalam keseimbangan perekonomian.
d. Masalah dan Kebijakan Makroekonomi
Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak analisis dalam teori makroekonomi adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak selalu dapat diwujudkan:
        I.            Penggunaan tenaga kerja penuh
     II.            Kestabilan harga-harga, dan
  III.            Pertumbuhan ekonomi yang teguh.
Kemudian kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat dijalankan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut merupakan aspek penting lain yang dibicarakan dalam teori makroekonomi yaitu Kebijakan Fiskal (langkah pemerintah di bidang perpajakan dan pengeluarannya) dan Keijakan Moneter (langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan suku bunga).
B. Masalah Utama Dalam Perekonomian
Masalah utama makroekonomi yang akan selalu dihadapi suatu negara antara lain :
1. Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat berubah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lain kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi yang mengalami peningkatan. Peningkatan produksi disebabkan bertambahnya faktor produksi baik dari segi jumlah maupun segi kualitasnya. Faktor produksi itu sendiri meliputi :
        I.            Investasi yang akan menambah jumlah barang modal.
     II.            Teknologi yang digunakan berkembang.
  III.            Tenaga kerja bertambah sebagai akibat pertambahan penduduk.
  IV.            Pengalaman kerja dan pendidikan menambah keterampilan (skill).
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikiti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. Kurva kemungkinan produksi dan pertumbuhan ekonomi serta pendapatan nasional potensial dan sebenarnya menerangkan perbedaan diantara pertumbuhan yang secara potensial dapat dicapai dan pertumbuhan yang sebenarnya berlaku.
Kurva Kemungkinan Produksi Dan Pertumbuhan Ekonomi
Pendapatan Nasional Potensial adalah tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai apabila tenaga kerja dalam perekonomian sepenuhnya digunakan, yaitu pendapatan nasional yang akan dicapai pada kesempatan kerja penuh.
Gambar 1.1 Pertumbuhan potensial dan pertumbuhan sebenarnya
Hasil gambar untuk kurva pertumbuhan potensial dan pertumbuhan sebenarnya
 
 
























Keterangan :
Kurva AB adalah kurva kemungkinan produksi, yaitu batas maksimum produksi yang dapat dihasilkan oleh suatu negara pada suatu kurun waktu tertentu.
Titik P yaitu  kemakmuran masyarakat mencapai maksimum, menghasilkan Xo barang industri dan Yo barang pertanian.
 Dalam kenyataan, misal tingkat produksi hanya pada titik M, yaitu menghasilkan X1 produk industri dan Y1 produk pertanian.
Pada periode berikutnya terjadi perubahan kurva kemungkinan produksi dari AB ke CD, dan titik R adalah suatu kombinasi produksi yang dapat dicapai.
Tetapi kegiatan ekonomi sebenarnya hanya berkembang dari M ke N.
Tingkat kegiatan ekonomi seperti ini menyebabkan sebagian faktor-faktor produksi menganggur, termasuk tenaga kerja, dan ini terutama disebabkan oleh kekurangan pengeluaran agregat.
Pendapatan Nasional Potensial Dan Sebenarnya
Pendapatan Nasional yang Sebenarnya adalah pendapatan nasional yang sebenarnya diwujudkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi pada masa tersebut. Biasanya pendapatan nasional sebenarnya kurang dari pendapatan nasional potensial. Meskipun dalam praktiknya tidak mudah untuk memperoleh data mengenai pendapatan nasional potensial dan jurang pendapatan nasional, secara analitis perbedaan di antara kedua konsep di atas (Pendapatan Nasional Potensial dan Pendapatan Nasional Sebenarnya) penting untuk memahami berlakunya persoalan-persoalan makroekonomi yang dihadapi oleh suatu perekonomian.
Grafik 1 berikut dapat menjadi ilustrasi untuk lebih memahami perbedaan antara Pendapatan Nasional Potensial dan Pendapatan Nasional Sebenarnya.
Hasil gambar untuk perbedaan antara pertumbuhan ekonomi potensial dengan pertumbuhan ekonomi sebenarnya
 
 










Keterangan:
Ys = Pendapatan Nasional Sebenarnya
Yp = Pendapatan Nasional Potensial
Yso = Pendapatan Nasional Sebenarnya pada tahun 2015
Ypo = Pendapatan Nasional Potensial pada tahun 2015

Berdasarkan grafik 1 di atas diketahui bahwa Pendapatan Nasional Potensial akan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, sedangkan untuk Pendapatan Nasional Sebenarnya adakalanya turun. Garis A-B menunjukkan besarnya jurang pendapatan nasional pada tahun 2015, yaitu sebesar Ypo – Yso (pendapatan nasional potensial 2015 dikurangi pendapatan nasional sebenarnya 2015).
Gambar 1.2 Pendapatan nasional potensial dan pendapatan nasioanal sebenarnya  
 
 
















Keterangan :
(a) menggambarkan pendapatan nasional potensial, yaitu tingkat pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerja belum sepenuhnya digunakan.
Garis pendapatan nasional potensial yang semakin naik menggambarkan bahwa faktor-faktor produksi semakin banyak jumlahnyadari tahun ke tahun dan kemajuan teknologi yang menaikkan produktivitas menyebabkan semakin lama semakin banyak produksi nasional yang dapat diwujudkan.
(b) menggambarkan pendapatan nasional yang sebenarnya pada berbagai tahun.
Garis pendapatan nasional sebenarnya menggambarkan pendapatan nasional sebenarnya yang terwujud dari tahun ke tahun.
Jurang PNB menggambarkan perbedaan di antara pendapatan nasional potensial dengan pendapatan nasioinal sebenarnya. Apabila jurang tersebut terwujud pengangguran akan berlaku.
Semakin besar jurang PNB, semakin besar pula tingkat pengangguran dalam perekonomian.
Pendapatan nasional potensial adalah pendapatan nasional yang dapat dicapai suatu negara pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Pendapatan nasional sebenarnya adalah pendapatan nasional yang dapat dicapai suatu perekonomian pada kondisi aktual yang ada.
KONJUNGTUR (Siklus Kegiatan Perusahaan)
Kojungtur adalah pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang. Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil.
Suatu perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode lainnya. Ia selalu mengalami masa naik dan turun. Adakalanya kegiatan perekonomian berkembang dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Pada periode lainnya perekonomian mengalami perlambatan dalam perkembangannya dan adakalanya ia merosot dan berada di tingkat yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang dinamakan konjungtor atau siklus kegiatan perusahaan (business cycle). Suatu siklus (cycle) dalam satu periode konjungtor berbeda dengan siklus pada periode yang lain. Namun demikian, sifat-sifat dasar dari setiap siklus adalah sama. Bentuk khas dari suatu siklus tidak banyak berbeda.
Gambar 1.3 satu siklus kegiatan ekonomi dalam konjungtur
Hasil gambar untuk siklus kegiatan perusahaan
 
 
















Keterangan :
Siklus ABCDE adalah siklus kegiatan perusahaan.
Pergerakan dari A ke B dan C ke D menggambarkan kegiatan ekonomi yang sedang mengalami kemunduran.
Pergerakan dari B ke C dan dari D ke E menggambarkan kegiatan ekonomi yang mengalami pertumbuhan.
Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil. Perkembangan yang sangat pesat dapat diikuti oleh kemunduran kegiatan perekonomian yang serius. Siklus kegiatan ekonomi seperti itu dpat menimbulkan akibat buruk kepada perekonomian dan masyarakat. Pengangguran dan inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke atas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka panjang ketidakstabilan ekonomi menimbulkan ketidapastian dan ini akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan ekonomi. Untuk menghindari terwujudnya masalah-masalah tersebut usaha-usaha perlulah dilakukan agar siklus kegiatan perusahaan bergerak dengan stabil.
2. Masalah Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Sesorang yang tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai penganggur.
Sebab-sebab pengangguran antara lain :
  Secara makroekonomi : kekurangan pengeluaran agregat (pembelanjaan yang akan dilakukan pada suatu waktu tertentu pada berbagai tingkat pendapatan negara)
Faktor lain yaitu :
a)      Menganggur karena ingin mencari kerja lebih baik.
b)      Pengusaha menggunakan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja.
c)      Ketidaksesuaian antara keterampilan pekerja dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri.
d)      jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand).
e)      kesenjangan antara kompetensi pencari kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
f)       masih adanya anak putus sekolah dan lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena tidak memiliki keterampilan yang memadai.
g)      terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global.
h)      terbatasnya sumber daya alam di kota yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata pencaharian.
Akibat buruk pengangguran antara lain :
a)      Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat, mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai.
b)      Pengangguran menimbulkan masalah ekonomi dan sosial.
c)      Dapat mengurangi tingkat konsumsi secara agregat.
d)      Mengurangi tingkat kesehatan masyarakat.
e)      Penganguran yang berkepanjangan menimbulkan efek psikologi yang buruk atas diri pengangguran dan keluarganya.
f)       Tingkat pengangguran yang buruk akan menimbulkan kekacauan politik dan prospek pembangunan ekonomi jangka panjang.
Jenis dan macam pengangguran:
a)      Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) : tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b)      Setengah Menganggur (Under Unemployment) : tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c)      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) : tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Pengannguran berdasarkan penyebab terjadinya:
a)      Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b)      Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
3. Masalah Inflasi
Inflasi merupakan proses peningkatan harga-harga umum secara terus-menerus (kontinu). Jadi, apabila terjadi peningkatan harga produk, tetapi tidak berlangsung terus-menerus tidak dapat dikatakan inflasi. Lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu proses penurunan harga-harga umum secara terus-menerus (kontinu).
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi, yaitu sebagai berikut:
a)      Tingkat Pengeluaran Agregat yang Melebihi Kemampuan Perusahaan Untuk Menghasilkan Barang dan Jasa
Tingkat pengeluaran agregat adalah pengeluaran keseluruhan perusahaan. Apabila pengeluaran total perusahaan melebihi kemampuannya dalam menghasilkan barang dan jasa, tentunya akan memicu kenaikan harga barang dan jasa yang dihasilkan tersebut.
b)      Tuntutan Kenaikan Upah dari Pekerja
Seringkali pekerja atau karyawan perusahaan melakukan demo menuntut kenaikan upah. Adanya kenaikan upah karyawan akan menyebabkan biaya produksi barang dan jasa juga meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan harga barang dan jasa tersebut.
c)      Kenaikan Harga Barang Impor
Kenaikan harga barang impor akan membawa pengaruh terhadap harga barang dalam negeri, terlebih lagi apabila barang impor tersebut digunakan sebagai faktor produksi (bahan mentah) untuk memproduksi barang dalam negeri.
d)      Penambahan Penawaran Uang dengan Cara Mencetak Uang Baru
Apabila jumlah uang yang beredar banyak, maka nilai uang akan turun, yang pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa.
e)      Kekacauan Politik dan Ekonomi
Hal ini pernah terjadi di Indoneia, yaitu pada tahun 1998. Akibat kekacauan politik dan ekonomi tahun 1998 tersebut, angka inflasi di Indonesia mencapai 70%.
Dampak buruk inflasi
a)      menurunkan taraf Kemakmuran Rakyat
Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi Negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.
b)      Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap. 
Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.
c)      Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku
d)      Memperburuk pembagian kekayaan
Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata.
e)      Mengurangi ekspor dan menaikkan impor.
Tingkat inflasi terbagi atas :
 Rendah (merayap) : di bawah 4-6%.
Moderat (sederhana) : mencapai di antara 5-10%. Parah/serius (hiper) : sampai mencapai puluhan, ratusan, bahkan beberapa ribuan persen dalam setahun.
4. Ketidakseimbangan neraca pembayaran
Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan (yang terdiri dari neraca perdagangan, neraca jasa dan transfer payment) dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item-item finansial.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
1.     Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
2.     Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
Kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang penting dari kegiatan perekonomian suatu Negara. Ketidakseimbangan diantara ekspor dan impor dan aliran keluar atau masuk modal dapat menimbulkan masalah serius terhadap kestabilan suatu perekonomian.
Konsep Ketidakseimbangan
Seperti yang telah kita ketahui bersama, secara pembukuan atau accounting suatu Neraca Pembarayan Internasional atau NPI selalu dalam keadaan yang seimbang. Untuk mengetahui konsep ketidakseimbangan tersebut, kita perlu membedakan transaksi NPI ke dalam :
a.       Transaksi yang autonomous : yakni transaksi yang timbul dengan sendirinya bukan sebagai akibat dari adanaya trasaksi lain. Biasanya motif transaksi ini adalah untuk mencari keuntungan. Transaksi dalam rekening yang sedang berjalan (current account) dan capital jangka panjang pada umumnya termasuk ke dalam transaksi yang autonomous.
b.      Transaksi yang induced/compensatory transaction : yakni transaksi yang timbul sebagai akibat adanya transaksi lain. Yang termasuk ke dalam transaksi ini adalah aliran modal (pemerintah) jangka pendek serta aliran emas.
Suatu NPI (neraca pembayaran internasional) dikatakan tidak seimbang apabila transaksi autonomous debit tidak sama dengan transaksi autonomous kredit. Defisit apabila transaksi autonomous debit lebih besar daripada transaksi autonomous kredit, dan surplus apabila transaksi autonomous debit lebih kecil daripada transaksi autonomous kredit.
Sebab-sebab Ketidakseimbangan Dalam NPI
Ketidakseimbangan dapat timbul sebagai akibat dari beberapa factor, diantaranya: alam, kegiatan ekonomi swasta, kegiatan kebijakan pemerintah (sendiri dan asing), yang mengakibatkan perubahan dalam permintaan dan penawaran valuta asing, misalnya :
a.       Ekspor dan impor dapat berubah-ubah karena musim (seasonaldisequilibrium).
b.      Perubahan di dalam pendapatan sebagai akibat kebijaksanaan harga, tingkat bunga atau kesempatan kerja dari Negara lain dapat menimbulkan ketidakseimbangan (cyclical disequilibrium).
c.       Kemajuan teknik (misalnya : penemuan karet syntethis) dapat menyebabkan ketidakseimbangan (deficit) Negara penghasil karet alam (structuraldisequilibrium).
d.      Aliran modal sebagai akibat kegiatan spekulasi (destabilizing speculation).
5. Kebaikan dan Keburukan Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka adalah sebuah perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan perekonomian lain di seluruh dunia. Dalam perekonomian terbuka yang menganut sistem devisa bebas, tingkat bunga yang diterapkan oleh suatu negara akan bisa memberikan pengaruh pada masuk atau keluarnya devisa yang dimiliki oleh negara tersebut. Hal tersebut disebabkan dalam sistem devisa bebas, orang cenderung bebas memperjualbelikan mata uang yang dimilikinya untuk berbagai keperluan, sehingga selisih bunga bank dapat mempengaruhi keputusan mata uang asing.
Keuntungan ekonomi terbuka :
a.       Terjadinya kerjasama dibidang perekonomian melalui perdagangan internasional kebeberapa negara lain.
b.      Dapat mendatangkan bahan-bahan baku yang tidak diproduksi didalam negeri, seperti mesin-mesin mobil, dan teknologi lainnya.
c.       Dapat memperkenalkan produksi dalam negeri ke berbagai Negara dengan mengikuti standarisasi perdagangan dunia.
Kerugian ekonomi terbuka:
a.       Impor yang berlebihan dapat mengurangi kegiatan ekonomi dalam negeri.
b.      tingkat pengangguran meningkat.
c.       modal dalam negeri akan mengalir ke luar megeri.
6. Efek dari Devisit Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut meliputi
        I.            penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa
     II.            aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal ke luar negeri, dan
  III.            aliran ke luar dan lairan masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan uang di luar negeri).
Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor. Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit neracapembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah satu faktor penting yang menimbulkan defisit tersebut.
Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan dan kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam negeri dengan barang impor. Harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan usaha baru. Dengan demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya setiap negara harus berusaha menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.
 Neraca pembayaran memberikan beberapa informasi penting mengani hubungan ekonomi di antara satu negara dengan negara-negara asing. Neraca pembayaran akan memberikan informasi mengenai nilai dan perkembangan ekspor dan impor. Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu dilakukan setiap negara dan sampai di mana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat diamati dari perkembangan neraca pembayaran. Defisit dalam neraca pembayaran, yang disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor, mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi. Masalah lain yang mungkin timbul adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara akan mengalir ke luar dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut. Keadaan seperti ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa depat. Akibat-akibat buruk seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk menghindari masalah defisit dalam neraca pembayaran.
Infromasi penting lain yang dapat di lihat dari suatu neraca negara. Seterusnya neraca pembayaran menunjukkan pula pertimbangan mutasi-mutasi keuangan dari satu negara ke negara-negara lain. Perimbangan ini dinamakan neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan yang negatif, dan dinamakan defisit neraca pembayaran, berarti mutasi-mutasi keungan ke luar negeri adalah lebih banyak dari yang diterima dari luar negeri. Disamping dapat menunjukkan besarnya defisit yang dialami dalam suatu waktu tertentu, dari neraca pembayaran dapat juga dilihat sebab-sebab yang menimbulkan defisit tersebut. Mungkin sebabnya adalah impor yang lebih besar dari ekspor. Disamping itu ia dapat disebabkan pula oleh pengaliran modal yang terlalu besar ke luar negeri.
C. Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi
Alat pengamat prestasi kegiatan perekonomian atau indicator makroekonomi yang terutama adalah:
        I.            Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan perkapita.
     II.            Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran.
  III.            Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi.
  IV.            Kedudukan neraca p-erdagangan dan neraca pembayaran.
    V.            Kestabilan nilai mata uang domestik.
1. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang- barang dan jasa-jasa yang diproduksikan suatu negara dalam satu tahun tertentu. Data pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi Negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu dan perubahannya dari tahun ke tahun.
 Mengukur Prestasi Kegiatan Ekonomi
Produk nasional atau pendapatan nasional adalah istilah yang menerangkan nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan suatu Negara dalam satu tahun tertentu. Produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik warga Negara suatu Negara dinamakan Produk Nasional Bruto(PNB), sedangkan Produk Domestik Bruto(PDB) adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi di dalam negeri dalam suatu negara.
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Data produk nasional dapat pula digunakan untuk (i) menilai prestasi pertumbuhan ekonomi, dan (ii) menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan perkembangannya. Data produk nasional dapat pula digunakan untuk menilai prestasi pertumbuihan ekonomi, dan menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan perkembangannya. Untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi haruslah terlebih dahulu dihitung pendapatan nasional riil yaitu PNB atau PDB yang dihitung menurut harga-harga yang berlaku dalam tahun dasar. Nilai yang diperoleh dinamakan PNB atau PDB menurut harga tetap yaitu hharga yang berlaku dalam tahun dasar. Tingkat presentasi tambahan pertumbuhan ekonomi dihitung dari pertambahan PNB atau PDB riil yang berlaku dari tahun ke tahun. Formula yang akan digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi ialah: g = (PN rill1 – PN rill 0)/(PN rill 0) x 100
Keterangan g   = tingkat pertumbuhan ekonomi
PN riil 1          = pendapatan nasional untuk tahun dimana tingkat pertumbuhan ekonominya dihitung.
PN riil 0          = pendapatan nasional pada tahun berikutnya untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi.
ontoh soal :
Pada tahun 2007 pendapatan nasional rill adalah Rp 150,2 triliun sedangkan pada tahun 2008 nilai nya telah meningkatkan kepada Rp 158,8 triliun. Dengan demikian tingkat pertumbuhan yang dicapai Negara itu adalah : g2007 = (158,8-150,2 )/150,2 x 100 = 5.7 persen
Tingkat Pertambahan Kemakmuran
Tingkat pertambahan kemakmuran suatu Negara bisa dilihat dari pendapatan perkapita negara bersangkutan yang dihitung dari hasil bagi PN riil dengan jumlah penduduk.
Contoh
Tahun 2007 jumlah penduduk negara Z adalah 12,5 juta jiwa, sedangkan tahun 2008 menjadi 12,8 juta jiwa.
berapa pendapatan perkapita tahun 2007 dan 2008 dan berapa kelajuan pertambahan kemakmurannya?
Jawaban :
a. Pendapatan per kapita th 2007 = Rp. 125 triliun : 12,5 juta = Rp. 10.000.000
b. Pendapatan per kapita th 2008 = Rp. 130 triliun : 12,8 juta = Rp. 10.156.250
Jadi, tingkat pertambahan kemakmurannya adalah 10.156.250 – 10.000.000 x 100 = 1,56 %
2. Tenaga kerja dan Pengangguran
Pengangguran dalam suatu Negara adalah perbedaan di antara angkatan kerja dengan penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Untuk menghitung tenaga kerja disuatu Negara terlebih dahulu kita menghitung angkatan kerja. Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang tersedia dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu .untuk mencari angkatan kerja diperlukan data:
a.       Jumlah penduduk yang berusia di antara 15-64 tahun.
b.      Jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang tidak ingin bekerja.
Penduduk yang tergolong ke dalam (a) kita katakan sebagai penduduk usia kerja,  penduduk yang tergolong ke dalam (b) kita katakan sebagai bukan angkatan kerja. Dengan demikian angkatan kerja dapat kita cari dengan cara mengurangi penduduk dalam (a) dengan jumlah penduduk dalam (b) perbandingan antara angkatan kerja dengan pendududk usia kerja kita sebut tingkat partisipasi angkatan kerja .
Contoh
Di negara Z, kelompok usia kerja berjumlah 8.450.200 orang, namun angkatan kerja hanya 6.200.150 orang dan yang punya pekerjaan sebanyak 5.502.000. Hitunglah tingkat partisipasi kerja dan pengangangguran!
Jawaban :
a.       Tingkat Partisipasi Kerja : 6.200.150 : 8.450.200 x 100 % = 73,3 %
b.      Tingkat Pengangguran : 6.200.150 - 5.502.000 = 698.150 
c.       Tingkat persentasi pengangguran : 698.150 : 6.200.150 x 100 % = 11,2 %
3. Indeks Harga dan tingkat inflasi
Kenaikan harga - harga yang berlaku dari satu waktu ke waktu lainnya tidak berlaku secara seragam. Kenaikan biasanya berlaku ke atas kebanyakan barang, tetapi tingkat kenaikannya berbeda. Berlakunya tingkat perubahan harga yang berbedas tersebut menyebabkan indeks harga perlu dibentuk untuk menggambarkan tingkat perubahan harga - harga yang berlaku dalam suatu Negara.


Cara menentukan indeks harga
Cara-cara membentuk Indeks Harga dengan menetapkan tahun dasar,  memilih jenis-jenis barang yang perubahan harganya diamati untuk membentuk indeks harga dan menghitung indeks harga.
Contoh
Diketahui:
Tahun dasar (2000)
Tahun 2005
Kelompok barang
Weighttage
Harga (Rp)
Harga x Weighttage
Harga (Rp)
Harga x Weighttage
A
30
2.000
60.000
3.000
90.000
B
20
2.000
40.000
4.000
80.000
C
15
3.000
45.000
5.000
75.000
D
35
1.000
35.000
2.000
70.000
Jumlah
100

180.000

315.000

Hitunglah indeks harga th 2005!
IH2005  = 315.000 : 180.000 x 100 = 175
IH 2000 adalah 100, maka antara th 2000 dan th 2005 harga meningkat menjadi 175 atau 1,75 kali lipat dari harga asal.
Menentukan tingkat inflasi
Untuk menghitung besarnya laju inflasidapat digunakan indeks harga, sbb:
Laju inflasi = ……… x 100%
Keterangan:
IHt      : Indeks harga tahun tertentu (dihitung)
IHt-1   : Indeks harga tahun sebelumnya
Contoh 
Diketahui: 
·         Indeks harga konsumen bulan maret 2005     = 150,65
·         Indeks harga konsumen bulan februari 2005 = 145,15
Besarnya laju inflasi bulan maret 2005 adalah??
Jawaban
Laju Inflasi = 150,65 – 145,15 : 145,15 x 100% = 3,79% (Termasuk inflasi ringan)
4. Kedudukan Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Neraca perdagangan adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan selisih antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan bisa disebut dengan ekspor NETO. Neraca perdagangan yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor yg bisa disebut surplus perdagangan. Perdagangan internasional melibatkan berbagai transaksi ekonomi antara satu negara dengan negara lain. Transaksi ekonomi tersebut kemudain dicatat dalam bentuk neraca. Neraca perdagangan internasional merupakan salah satukomponen penting dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun ). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item item finansial. Dan untuk menyusun neraca pembayaran luar negeri atau neraca pembayaran internasional, perlu dibedakan antara debit dengan transaksi kredit.
Neraca Perdagangan dan Aliran Modal
Menggambarkan nilai ekspor dan impor barang serta perbedaannya dalam suatu tahun tertentu. Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu dilakukan setiap negara dan sampai di mana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat diamati dari perkembangan neraca perdagangan. Defisit dalam nerca perdagangan, yang disebabkan oleh impor yang melebihi ekpor, mengurangi tingkat kegiatan di dalam negeri dan masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi. Masalah lain yang mungkin timbul adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara tersebut dalam jangka panjang. Sebagai akibatnya modal dalam negeri akan mengalir ke luar dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut. Keadaan seperti ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa depan. Akibat-akibat buruk seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk menghindari masalah dalam neraca perdagangan dan aliran modal.
Neraca Keseluruhan (Neraca Pembayaran)
Hubungan ekonomi suatu Negara dengan Negara dengan negara lain perlu diperhatikan kedudukan keseimbangan keseluruhan dari neraca pembayaran. Disamping menujukkan data ekspor dan impor, informasi pentig lain yang dapat dilihat dari suatu neraca pembayaran adalah aliran modal jangka pendek dan jangka panjang. Neraca keseluruhan adalah aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara dalam suatu waktu tertentu dan aliran pembayaran dan investasi yang keluar ke negara – negara lain. Neraca keseluruhan bernilai positif apabila aliran pembayaran dan investasi ke dalam negeri itu lebih besar dibandingkan aliran pembayaran dan investasi ke luar negeri. Apabila neraca keseluruhan bernilai positif maka bank sentral mendapat pertambahan cadangan valuta asing karena negara lain membayar dan melakukan investasi ke dalam sutu perekonomian tersbut, begitupun sebaliknya. Dengan banyaknya cadangan valuta asing, ini menggambarkan bahwa perekonomian di suatu ngara tersebut mengalami surplus dalam pertumbuhannya.
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang dicatat di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal, dan selisih perhitungan. Walaupun aliran modal dan ekspor dan impor jasa menggambarkan keadaan yang kurang menggalakkan dan memprihatinkan neraca keseluruhan masih menunjukkan gambaran yang semakin membaik. Surplus neraca keseluruhan meningkat dari hampir US$ 4 milyar menjadi lebih US$ 5 milyar.
Faktor utama yang menyebabkan arah aliran yang menggalakkan tersebut adalah pembaikan dalam neraca perdagangan, yang telah mengalami peningkatan yang sangat besar. Surplus neraca perdagangan yang besar tersebut mampu menutupi defisit dalam neraca perdagangan jasa dan defisit dalam aliran modal. Surplus yang besar dalam neraca perdagangan menyebabkan pula perubahan neraca transaksi berjalan dari defisit menjadi surplus.
5. Kestabilan Kurs Valuta Asing
Salah satu alat pengukur lain yang selalu digunakan untuk menilai keteguhan sesuatu ekonomi adalah perbandingan nilai suatu mata uang asing dengan nilai mata uang domestic yang dinamakan kurs valuta asing. Kurs ini menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.
Tingkat perekonomian suatu negara dibandingkan dengan negara lain dapat dilihat dari perbandingan antara mata uang dalam negeri yang bersangkutan dan mata uang luar negeri. Semakin tinggi nilai tukar (kurs) mata uang suatu negara, semakin berharga pula mata uang tersebut untuk digunakan dalam perdagangan internasional.
D. Kebijakan Makroekonomi
Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan suatu Negara sangat tergantung kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya.
1. Tujuan-Tujuan Kebijakan Makroekonomi
Berdasarkan kepada masalah-masalah makroekonomi yang diterangkan sebelum ini, tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut:
                          i.      Menstabilkan kegiatan ekonomi
                        ii.      Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi.
                      iii.      Menghindari masalah inflasi.
                      iv.      Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
                        v.      Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
Menstabilkan Kegiatan Ekonomi
Kestabilan yang diidam-idamkan setiap negara pada umumnya diartikan sebagai suatu keadaan ekonomi di mana tidak dapat pengangguran yang serius dan perekonomian menikmati kestabilan harga-harga. Pengertian tersebut juga meliputi kestabilan dalam neraca pembayarannya. Dengan demikian pengertian kestabilan ekonomi meliputi terwujudnya tiga hal berikut:
(i) tingkat penggunaan tenaga kerja tinggi
(ii) tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti
(iii) terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari/ke luar negeri.
Dalam pengertian yang lebih realitas, perekonomian yang stabil bukanlah berarti suatu perekonomian yang kondisinya selalu mengalami masa-masa booming terus menerus (tidak pernah terjadi penurunan atau peningkatan kondisi ideal), tetapi suatu kondisi yang fluktuasi variabel ekonomi terutama harga-harga komoditi secara umum dan tingkat pendapatan bergerak/berubah dalam kondisi yang wajar.
Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalm kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat menimbulkan inflasi. Apabila inflasi ini tidak dapat dikendalikan, kemerosotan ekonomi yang serius dapat berlaku pada masa berikutnya. Fluktuasi yang tidak dikendalikan tidak akan menjamin terwujudnya tiga hal diatas, yaitu pengangguran yang rendah, kestabilan harga-harga dan kestabilan neraca pembayaran.
Penggunaan Tenaga Kerja Penuh tanpa Inflasi
Berusaha mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi merupakan cita-cita yang paling ideal bila dibandingkan dengan tujuan-tujuan lainnya. Dalam bahasa Inggris tujuan ini dinyatakan dalam ungkapan berikut: “to achieve full employment without inflation” atau kalau dinyatakan dalam bahasa Indonesia: “mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi.” Apabila suatu masyarakat dapat selalu mencapai tujuan ini, dengan sendirinya tujuan-tujuan lainnya, yaitu mencapai kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan tercapai. Pada umumnya berbagai negara tidak dapat terus menerus mencapai penggunaan tenaga kerja yang penuh. Kekurangan pengeluaran agregat merupakan faktor yang terpenting yang menimbulkan keadaan tersebut. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berusaha menambah pengeluaran agregat biasanya hanya mampu mengurangi pengangguran tetapi tidak selalu dapat mencapai kegiatan perekonomian pada penggunaan tenaga kerja yang penuh.
Menghindari Masalah Inflasi
Telah ditunjukkan bahwa inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke atas kesejahteraan masyarakat dan kegiatan perekonomian. Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi suatu negara dalam keadaan seperti ini biasanya tingkat inflasi tinggi dan sukar dikendalikan. Tetapi sering kali inflasi berlaku sebagai akibat permintaan masyarakat yang berlebihan, pertambahan penawaran uang yang berlebihan dan kenaikan dalam biaya produksi. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah inflasi seperti itu.
Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Teguh
Tujuan ini merupakan tujuan makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya faktor-faktor produksi mengalami pertambahan dalam kuantitas dan kualitasnya. Pertambahan penduduk pada akhirnya akan menambah jumlah tenaga kerja. Pendidikan dan pengalaman kerja menambah ketrampilan dan kemampuan dan tenaga kerja. Penawaran modal menambah barang-barang modal dan meningkatkan penggunaan teknologi yang lebih modern. Keahlian keusahawanan akan semakin berkembang. Berbagai perkembangan dan perbaikan ini akan menambah kemampuan suatu negara untuk memproduksi barang dan jasa.
Setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, yakni untuk menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang terus menerus bertambah dan untuk menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat. Kedua alasan tersebut merupakan pendorong utama kepada pemerintah untuk berusaha menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
Mengukuhkan Neraca Pembayaran dan Kurs Valuta Asing
Krisis moneter yang dialami Indonesia dan beberapa negara Asia lain pada tahun 1997-1999 merupakan satu pengalaman pahit yang menunjukkan bagaimana sektor luar negeri dapat menimbulkan efek buruk terhdap kegiatan ekonomi dalam negeri. Neraca pembayaran yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu negara dalam menghadapi masalah pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari keadaan yang biasanya berlaku. Sehingga akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot dan kurs mata uang asing meningkat. Hal ini akan menimbulkan beberapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi di dalam negeri seperti terjadinya inflasi, biaya produksi meningkat akan tetapi sebaliknya daya beli riil masyarakat merosot. Berbagai perubahan ini akan mengurangi kegiatan ekonomi di dalam negeri dan lebih banyak pengangguran akan terjadi. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi perlu berusaha agar penduduk neraca pembayaran dan kurs valuta asing selalu tetap teguh keadaannya.
Neraca pembayaran (balance of payment) adalah ikhtisar sistematis dari semua transaksi ekonomi dengan luar negeri selama jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam uang (biasanya dalam satuan dolar Amerika serikat). Dalam neraca pembayaran terdapat beberapa hal penting yang perlu diketahui, yakni neraca perdagangan, transaksi berjalan, dan lalu lintas moneter.
Dari segi tinjauan ekonomi murni, neraca pembayaran yang surplus dan defisit umumnya tidak “diinginkan” oleh pemerintah suatu negara. Neraca pembayaran yang surplus menyebabkan penawaran devisa lebih banyak di dalam negeri yang relatif akan menyebabkan nilai tukar mata uang local di dalam negeri menjadi lebih mahal, sehingga nilai impor akan semakin murah dan ini akan berdampak pada matinya industri asli di dalam negeri, dan dalam jangka menengah justru akan menguras devisa kembali. Sedangakan apabila neraca pembayaran deficit berarti jumlah penawaran devisa di dalam negeri semakin sedikit, dan ini akan berdampak pada semakin turunnya nilai mata uang lokal terhadap devisa tersebut hingga nilai impor akan semakin mahal.
2. Bentuk-Bentuk Kebijakan Makroekonomi
Beberapa bentuk kebijakan ekonomi dapat dijalankan pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah diterangkan diatas.. kebijakan-kebijakan yang dapat dijalankan, dibedakan pada tiga bentuk kebijakan:
a.       Kebijakan fiskal.
b.      Kebijakan moneter.
c.       Kebijakan segi penawaran.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini akan menaikkan pendapatan ansional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Di bidang perpajakan langkah yang perlu dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak ini akan menambah kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan ajasa dan akan meningkatkan pengeluaran agregat. Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih ditingkatkan lagi dengan cara menikkan pengeluaran pemerintah untuk membeli barang dan jasa yang diperlukannya maupun untuk menambah investasi pemerintah.
Dalam inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan kenaikkan harga-harga sudah semakin pesat, langkah sebaliknya harus dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah dikurangi. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (di Indonesia Bank Sentral adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Salah satu komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal dan apabila suku bunga rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan. Dengan demikian salah satu cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat ialah dengan mempengaruhi penanaman modal. Apabila pengangguran berlaku dalam perekonomian, pengeluaran agregat perlu ditambah untuk mengurangi pengangguran. Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan penanaman modal adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini dapat dacapai pemerintah dengan menjalankan kebijakan moneter.
Menurut pandangan Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank Sentral dapat mempengaruhi panawaran uang. Melalui alat-alat dalam kebijakan moneter pemerintah dapat menambah penawaran uang. Ceteris paribus, pertambahan ini akan menurunkan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga tersebut diharapkan penanaman modal akan bertambah dan ini akan meningkatkan pengeluaran agregat. Sebagai implikasi dari perubahan ini kegiatan ekonomi akan meningkat dan pengangguran menurun. Dalam masa inflasi langkah sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran uang dikurangi untuk menaikkan suku bunga. Diharapkan langkah ini akan menurunkan investasi dan seterusnya pengeluaran agregat akan menurun. Hal ini akan mengurangi tekanan inflasi.
Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter dapat dipandang sebagai kebijakan yang mempengaruhi pengeluaran agregat. Dengan demikian kebijakan fiskal dan moneter tersebut dapat dipandang sebagai kebijakan dari segi permintaan. Disamping melalui permintaan, kegiatan perekonomian negara dapat pula dipengaruhi melalui penawaran.Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Salah satu kebijakan segi penawaran adalah kebijakan pendapatan (incomes policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan berusaha mencegah kenaikan pendapatan yang berlebihan. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan seperti itu akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan.
Kebijakan segi penawaran yang lain lebih menekankan kepada (i) meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja, dan (ii) meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan memproduksinya. Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (i) pajak pendapatan rumah tangga akan dikurangi, terutama pajak pendapatan dari golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi. Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (ii) pemerintah akan memberrikan insentif (misalnya berupa pengurangan pajak atau pembebasan pajak) kapada perusahaan-perusahaan yang melakukan inovasi, menggunakan teknologi yang lebih canggih atau menyediakan dana yang besar untuk membuat penyelidikan dan pengembangan untuk memperbaiki mutu barang yang diproduksikan.
Disamping dengan meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja dan memberi insentif kepada perusahaan, kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara (i) mengembangkan infrastruktur, dan (ii) peningkatan pelayanan pemerintah dalam mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta sangat penting peranannya dalam mengembangkan kegiata usaha swasta dan meningkatkan efisiensi kegiatan tesebut.
Kombinasi kebijakan fiskal untuk mencapai kebijakan internal dan kebijakan moneter untuk menjangkau keseimbangan eksternal dalam sistem kurs baku sesungguhnya diliputi oleh berbagai kelemahan. Salah satu diantaranya adalah arus-arus permodalan jangka pendek internasional suku bunga internasional mungkin saja tidak memberikan respon seperti yang diduga terhadap selisih atau perubahan suku bunga internasional, dan kalaupun respon itu muncul, mungkin saja arahnya tidak seperti yang diharapkan, atau mengalami naik turun. 

























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Makroekonomi merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan termasuk pertumbuhan dalam pendapatan, perubahan dalam harga, dan tingkat pengangguran. Sedangkan tujuan dari macroekonomi adalah untuk memahami peristiwa ekonomi dan untuk memperbaiki kebijakan ekonomi.
Dalam perekonomian mengenal teori makroekonomi. Teori ini lebih memperhatikan aspek-aspek yang menyeluruh dari kegiatan ekonomi. Apabila yang dibicarakan mengenai produsen, maka yang diperhatikan adalah kegiatan produsen dalam keseluruhan ekonomi. Begitu pula, apabila yang diperhatikan adalah tingkah laku konsumen, maka yang dianalisis adalah tingkah laku keseluruhan konsumen dalam menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian. Dalam analisis makro ekonomi juga diperhatikan peranan pemerintahan dalam mengatur kegiatan sesuatu perekonomian.
Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional merupakan perdagangan yang kegiatannya menjual dan membeli (transaksi) benda antar negara. Dalam konteks ini cara umum akan ditunjukan beberapa keuntungan dari perdagangan luar negeri dan secara spesifik dan dengan lebih terperici akan ditunjukkan keuntungan yang akan diperoleh dari spesialisasi, yaitu apabila kegiatan ekonomi negara dikhususkan kepada memproduksi barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri.
B.     Saran
Terima kasih atas antusiasme dari pembaca yang sudi menelaah isi makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan saran kritik konstruktif kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya. 











DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
http://anizadwianggraeni.weebly.com/globalisasi-ekonomi.html
https://jessicaodiliaputri.wordpress.com/2013/06/14/globalisasi-ekonomi-2/
http://matakristal.com/tag/keuntungan-perdagangan-internasional/
http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional



KASUS EKONOMI OLEH KELOMPOK 1
KASUS ATAU MASALAH EKONOMI DI INDONESIA

1. Pengangguran
Secara umum pengangguran diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja. Pengangguran merupakan rantai masalah yang dapat menimbulkan beberapa permasalahan pada suatu negara. Pengangguran disebabkan jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja/kesempatan kerja. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak dapat terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah angkatan kerja di Indonesia tahun 2012 mencapai 120,4 juta jiwa. Sementara itu, jumlah pengangguran pada bulan Februari 2012 sebanyak 7,61 juta jiwa turun dari tahun sebelumnya sebanyak 7,7 juta jiwa. Hal ini diharapkan sebagai indikasi yang baik mengenai perbaikan keadaan ketenagakerjaan di Indonesia. Untuk mencapai harapan tersebut, pemerintah perlu mengusahakan kebijakan di bidang ketenagakerjaan, misalnya perbaikan kualitas tenaga kerja / sumber daya manusia, menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong tumbuhnya investasi dan modal, menyediakan informasi lapangan pekerjaan, serta memberikan pelatihan dan keterampilan bagi tenaga kerja.

2. Indonesia tidak mengekspor kelapa sawit ke Iran
Pemerintah Indonesia dan Malaysia pun kini sudah menghentikan penjualan kelapa sawit mereka kepada Iran karena tidak mengambil resiko Iran akan gagal membayar. Aksi Indonesia dan Malaysia ini telah menambah efek sanksi ekonomi yang diterapkan Amerika Serikat sejak akhir 2011 lalu. kedua negara di Asia Tenggara tersebut selama ini menjadi pengeskpor kelapa sawit terbesar ke negara mullah tersebut. Akibat penghentian ekspor dari Indonesia dan Malaysia itu, posisi Iran secara ekonomi kini semakin tertekan. Negara mullah itu harus mampu mencari negara lain yang bersedia menjual kelapa sawit kepada mereka.
Kasus diatas termasuk kedalam contoh kasus ekonomi makro dan cara penyelesaian untuk kasus diatas adalah Iran mencari Negara yang menjual kelapa sawit kepada Negara mereka lagi agar ekonomi di Negara tersebut tidak tertekan .Dan Iran juga harus membayarnya supaya Negara yang mengekspor tidak kecewa lagi seperti kasus atas gagalnya membayar diIndonesia dan Malaysia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL PILIHAN GANDA BAHASA INDONESIA DARI PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

MAKALAH PERKEMBANGAN TEORI MENEJEMEN

MAKALAH KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK