MAKALAH KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MAKALAH
KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Dosen Pengampu: Ruski, M.Pd




logo stkip pgri bangkalan 3

Disusun oleh: kelompok 1
1. Aisyatur Robiah                1622211006
2. Adi Imam                          1622211004
3. Farihah                              1622211073





SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI BANGKALAN
PENDIDIKAN EKONOMI
2017





Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat-Nya kami di berikan kesehatan untuk mengyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Dan berkat ridho-Nya pula kami diberi kekuatan untuk membuat makalah yang berjudul “Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Perkembangan peserta Didik”.
Karena kami masih dalam tahap pembelajaran, tentunya kami secara sadar mengakui masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan sarannya untuk membangun kesempurnaan makalah ini. Dan dalam hal ini kami memohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.































BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan merupakan suatu proses yang terjadi selama manusia hidup. Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan pengalaman. Studi mengenai perkembangan seseorang tidak lagi seperti dahulu yang berhenti pada waktu seseorang mencapai kedewasaannya, melainkan berlangsung terus menerus dan mulai konsepsi hingga orang itu mati. Pembentukan pada masa dini ini akan bersifat tetap dan mempengaruhi sifat penyesuaian fisik, psikologis dan sosial pada masa-masa yang kemudian. Hal ini pula menyebabkan mengapa perlakuan terhadap anak pada masa dini ini harus sedemikian rupa sehingga dapat mengarah kepada penyesuaian sosial dan penyesuaian pribadi yang baik pada masa yang akan datang. Dalam proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu, pendidikan, pergaulan, lingkungan, keluarga dan lainnya. Misalnya kita setiap hari banyak menemui orang-orang, yang satu baik dan aktif, yang satu terbilang nakal. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor–faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam perkembangan peserta didik.
B. RUMUSAN MASALAH               
a.       Bagaimana hakikat perkembangan peserta didik?
b.      Apa saja hukum – hukum perkembangan?
c.       Apa saja fase – fase perkembangan?
d.      Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan?
e.       Bagaimana gambaran umum tentang aspek – aspek perkembangan peserta didik?
f.        Apa saja karakteristik umum perkembangan peserta didik?
C. TUJUAN
a.       Untuk mengetahui bagaimana hakikat perkembangan peserta didik?
b.      Untuk mengetahui apa saja hukum – hukum perkembangan?
c.       Untuk mengetahui apa saja fase – fase perkembangan?
d.      Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan?
e.       Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum tentang aspek – aspek perkembangan peserta didik?
f.        Untuk mengetahui apa saja karakteristik umum perkembangan peserta didik?



BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PERKEMBANGAN
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Perkembangan          (development)
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-tern changes in a person’s growth, feelings, patterns of thingking, social relationships, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai: (i) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati, (ii) pertumbuhan, (iii) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (iv) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.” Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.” Menurut F.J Monks, dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar.” Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan  serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus – menerus dan bersifat tetap dari fungsi – fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan, selain itu
perkembangan juga dapat didefenisikan sebagai perubahan organisme ( individu) baik dalam perubahan fisik maupun perubahan dalam psikisyang mengacu pada bertambah kompleksitas yaitu perubahan dari suatu yang sangat sederhana kepada suatu yang lebih rumit dan rinci, yang semuanya berlangsung secara teratur dan terorganisasi yang berlangsung sepanjang hayat dari individu.
Pertumbuhan            (growth)
Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam aspek jasmaniah, seperti bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang, berubahnya struktur tulang, proporsi badan, semakin sempurnanya jaringan syaraf dan lain-lain. Dengan arti kata perubahan dalam pertumbuhan bersifat kuantitatif yang mengacu pada perubahan fisik yang dialami individu sebagai hasil dari proses pematangan dari fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal bagi orang yang sehat dalam periode waktu tertentu.
Pertumbuhan jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan ukuran lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam pertumbuhan setiap bagian tubuh mempunyai perbedan tempo kecepatan misalnya, pertumbuhan alat-alat  kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, dan menjadi lambat pada akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa pubertas.
Kematangan  (maturation)
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi. Chaplin (2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (i) perkembangan, proses mencapai kemasakan/usia masak, (ii) proses pekembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun). Menurut Davidoff (1988), menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk pada muculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasamani dan kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga sangat bergantung pada gen, karena pada saat terjadinya pertumbuhan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk perkembangan makhluk tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan di kemudian hari. Dapat disimpulakan bahwa
kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan. Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.
Perubahan     (change)
Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya dimana dia berada, yang sering disebut aktualisasi diri. Secara garis besar perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu:
1. Perubahan dalam bentuk Besarnya
Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan jasamani dan perkembangan mental seseorang. Setiap tahunnya perkembangan jasmani seorang anak mengalamai perubahan begitupun dengan mental anak pasti akan menunjukkan kemajuan.
2. Perubahan – perubahan dalam proporsi
Pertumbuhan fisik tidaklah terbatas pada perubahan - perubahan ukuran, tetapi juga pada proporsi. Anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil, melainkan keseluruhan tubuhnya menunjukan proporsi – proporsi yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini terbukti apabila tubuh seseorang bayi dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Kemudian ketika anak mencapai usia puberitas, baru proporsi tubuhnya  mulai menyerupai orang dewasa. Perubahan proporsi juga tampak dalam perkembangan mental serta minat – minat dalam diri anak.
3. Hilangnya bentuk atau cirri – cirri lama
 Jenis perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya bentuk dan ciri - ciri tertentu dalam fisik dan mental. Seperti perubahan pada hilangnya kelenjar anak anak yang terletak di leher, kelenjar pineal pada otak, reflek – reflek tertentu, dsb.
4. timbul atau lahirnya bentuk atau cirri – cirri baru
Dengan menghilangnya bentuk dan cirri - ciri lama yang tidak berguna lagi, maka timbullah cirri - ciri dan bentuk perubahan - perubahan fisik dan mental yang baru.
B. HUKUM – HUKUM PERKEMBANGAN
Selama hayatnya manusia sebagai makhluk individu mengalami perkembangan yang berlangsung secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti, mengalami berbagai fase, dan ada kalanya diselingi oelh krisis yang datangnya pada waktu-waktu tertentu.proese perkembangan yang berkesinambungan, beraturan, bergelombang, naik dan turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat atau lambat, semuanya itu menunjukkan betapa perkembangan mengikuti patokan-patokan atau tunduk pada hukum - hukum tertentu yang disebut hukum perkembangan. Hukum-hukum perkembangan itu adalah:
1. Hukum Kesatuan Organis
Menurut hukum ini anak adalah satu kesatuan organis, bukan suatu penjumlahan atau suatu kumpulan unsur yang berdiri sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan adalah differensiasi atau pengkhususan dari totalitas pada unsur-unsur atau bagian-bagian baru, bukan kombinasi dari unsur-unsur atau bukan suatu kumpulan dari bagian-bagian.
2. Hukum Tempo Perkembangan
Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-sendiri. Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang, dan lambat. Tempo perkembangan seorang anak sebenarnya dapat diubah sedikit tetapi tidak dapat dipaksakan. Misalnya ada orang tua yang menganggap dirinya bijaksana, dengan berusaha mengajari anaknya yang belum sekolah membaca, menulis dan berhitung. Kemudian ketika anaknya sekolah tidak diberi kesempatan bermain – main. Tindakan ini dapat mempercepat perkembangan akan tetapi tindakan seperti ini sebenarnya tidak tepat.
3. Hukum Irama Perkembangan
Hukum irama berlaku untuk setiap manusia, baik perkembangan jasmani maupun rohani tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urutan-urutan yang teratur, melainkan merupakan gelombang - gelombang besar dan kecil silih berganti. Di samping memiliki tempo, perkembangan juga berlangsung sesuai dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk setiap manusia. Baik perkembangan jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami perlahan- lahan dengan urutan- urutan yang teratur, melainkan merupakan gelombang- gelombang besar dan kecil yang silih berganti. Pada suatu masa, laju perkembanganya berjalan dengan cepat, tetapi pada waktu berikutnya sedikitpun tidak tampak kemajuan (terhambat).
      Kelajuan atau keterhambatan dalam perkembangan itu tidak sama besar pada setiap anak. Demikian pula proses percepatan maupun pelambatan dalam peralihan perkembangan tidak sama cara berlangsungnya pada setiap anak. Demikian pula proses percepatan maupun perlambatan dalam peralihan perkembangan cepat atau lambat ini, anak dapat dibedakan atas tiga golongan, yaitu:
a.       Anak yang tidak menunjukkan perkembangan yang cepat ataupun terhambat, melainkan perkembangannya berlangsung mendatar dan maju secara berangsur- angsur. Semuanya berlangsung dengan dengan tenang, masa yang satu disambung oleh masa berikutnya dengan tidak menunjukkan peralihan yang nyata.
b.      Anak yang cepat sekali berkembang pada waktu kecilnya, tetapi sesudah besar kecepatan perkembangannya semakin berkurang sehingga akhirnya berhenti sama sekali.
c.       Anak yang lambat laju perkembangannya pada waktu kecil, tetapi semakin besar (lama) semakin bertambah cepat kemajuannya.
4. Hukum Masa Peka
Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi - fungsi jiwa menonjolkan diri keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Menurut Maria Montessori asal Italia ini berpendapat bahwa masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali di pengaruhi dan dikmbangkan. Usia 3-5 tahun merupakan masa peka, pada masa ini adalah masa yang baik sekali untuk mempelajari bahasa ibu dan bahasa di daerahnya. Contohnya, anak yang peka terhadap bahasa, sebut saja Alya yang berumur 4 tahun. Alya dibesarkan di Bogor sehingga ia dapat dapat  berbahasa sunda dengan baik. Karena ayahnya dimutasikan ke Solo, dan seluruh keluarganya ikut kesana. Baru satu tahun di sana Alya sudah bisa berbahasa Jawa, sedangkan ayah dan ibunya belum bisa berbahasa Jawa.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa sebaiknya orang tua mengarahkan potensi yang di miliki anak, agar dapat berkembang dengan baik terlebih pada masa peka anak, yang mana masa peka ini merupakan suatu masa dimana anak dapat dengan mudah untuk menangkap rangsangan atau stimulus yang datang. Jika pada masa peka ini tidak dapat di kembangkan dengan baik, dikhawatirkan akan mengalami kelainan yang akan mengganggu perkembangan anak karena ia peka tidak mendapatkan pendidikan dan pelayanan yang maksimal.
5. Hukum Rekapitulasi
Menurut Hackle asal jerman ini menyebut hukum ini hukum biogenetis. Dalam hukum rekapitulasi ini perkembangan jasmani individu merupakan ulangan dari perkembangan jenisnya. Dengan kata lain, otogenese adalah rekapitulasi dari phylogenese. Otogenese adalah perkembangan individu sedangkan phylogenese adalah kehidupan nenek moyang suatu bangsa. Dengan demikian menurut hukum rekapitulasi ini perkembangan yang dialami seorang anak merupakan ulangan ringkas sejarah kehidupan umat manusia. Berdasarkan hukum rekapitulasi tersebut, perkembangan individu dapat digolongkan kedalam babarapa fase atau masa yang dalam bentuk realnya dapat dilihat dari permainan mereka. Adapun fase-fase perkembangan tersebut adalah:
a.       Masa berburu dan menyamun ( sampai dengan 8 tahun)
         Ciri-ciri yang menonjol dari masa ini adalah bahwa anak-anak dalam permainannya menunjukkan kesenangan menangkap binatang, bermain dengan panah-panahan, membuat rumah-rumahan, saling mengintai, saling memata-matai, saling menyelinap untuk menangkap musuh, dan sebagainya.
b.      Masa beternak (8-10 tahun)
        Masa ini juga disebut dengan masa menggembala. Cara yang menonjol pada masa ini adalah anak senang sekali memelihara binatang. Misalnya, memelihara ayam, merpati, perkutut, kucing, hamster, atau kambing.
c.       Masa bertani atau bercocok tanam (10-12 tahun)
        Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar memelihara tanaman. Misalnya, tanaman bunga, tanaman pot bunga, atau tanaman dihalaman rumah. Biasanya anak ingin mempunyai kebun sendiri meskipun dalam ukuran mini.
d.      Masa berdagang (12-14 tahun)
        Ciri yang menonjol pada masa ini adalah perhatian anak terutama tertuju kepada hal-hal yang mirip dengan perdagangan. Misalnya, bermain jual beli dengan uang dari kertas atau daun, tukar menukar perangko bekas, pengumpulan bungkus rokok, karcis bekas, dan sebagainya.
e.       Masa industri (15 tahun ke atas)
         Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar membuat permainannya sendiri dengan bahan-bahan yang ada disekelilingnya. Misalnya, membuat layang-layang, membuat seruloing bambu, katapel, gasing, dan sebagainya.
6. Hukum mempertahankan dan mengembangkan diri
Dalam diri anak terdapat hasrat dasar untuk mempertahankan dan mengembangkan diri. Hasrat mempertahankan diri terlihat dalam bentuk-bentuk nafsu makan dan minum, menjaga keselamatan diri. Sedangkan hasrat pengembangan diri seperti hasrat ingin tahu, mengenal lingkungan, ingin bergerak, kegiatan bermain-main, dan sebagainya.
7. Hukum Predistinasi
Menurut hukum predistinasi berarti betapapun sempurnanya pembawaan, bakat, dan sifat-sifat keturunan, betapapun baiknya lingkungan dan pemeliharaan anak, serta betapapun lengkapnya sarana dan sumber penghidupan, tetapi proses dan jalan perkembangan tidak akan berlangsung sebagaimana yang dikehendaki manusia seandainya nasib tidak membawanya demikian atau jika tidak diizinkan Allah.
C. FASE – FASE PERKEMBANGAN
Fase perkembangan berarti penahapan atau periodesasi tentang kehidupan manusiayang ditandai ciri-ciri atau pola tingkah laku tertentu. secara garis besar ada empat dasar pembagian fase perkembangan yaitu:
1. Berdasarkan ciri-ciri biologis
perkembangan berdasarkan ciri biologis diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut:
Aristoteles
Dia membagi perkembangan manusia dalam tiga masa, dimana dalam setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yiatu:
§  Fase anak kecil atau masa bermain (0-7 Tahun) yang diakhiri dengan tanggal atau pergantian gigi.
§  Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14 tahun), yang dimulaki dari tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelanjar kelamin.
§  Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21 tahun), yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memamsuki masa dewasa.
Sigmun Freud
Dasar - dasar pembagiannya adalah pada cara-cara reaksi-reaksi bagian-bagian tubuh tertentu. fase-fase itu adalah:
a) Fase infantile, umur 0-5 tahun. Fase ini dibedakan menjadi tiga yaitu:
§  Fase oral (0-1 tahun), dimana anak mendapatkan kepuasan seksuil melalui mulutnya.
§  Fase anal (1-3 tahun), dimana anak mendapat kepuasan seksuil melalui anusnya.
§  Fase phalis (3-5 tahun), dimana anaka mendapatkan kepuasan seksuil melalui alat kelaminnya .
b) Fase laten (5-12 Tahun)
Pada fase ini anak tampak pada keadaan tenang setelah terjadi gelombang dan badai (strumund drang)pada tiga fase pertama. Pada fase ini desakan seksuil anak mengendur. Anak dapat dengan mudah melupakan desakan seksuilnya dan mengalihkan perhatiannya pada masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah dan teman sejenisnya.
c) Fase Pubertas (12-18 Tahun)
Pada fase ini dorongan mulai muncul kembali dan apabila dorongan-dorongan ini dapat ditransfer dan disublimasikan dengan baik maka anak akan sampai pada  masa kematangan terakhir, yaitu fase genital.
d) Fase Genital (18-20 Tahun)
Pada fase ini dorongan yang pada masa laten boleh dikatakan sedang tidur kini berkobar kembali. 
Maria Montessori
Menurut Maria, pembagian fase –fase perkembangan anak mempunyai arti biologis, sebab perkembangan itu adalah melaksanakan kodrat dengan asas pokok (kebutuhan vital/masa peka), dan asas kesibukan sendiri. Fase – fase perkembangan itu terdiri dari:
a.    Usia 0 - 7 tahun, masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar melalui alat indra.
b.    Usia 7 - 12 tahun, masa abstrak, dimana anak mulai memperhatikan masalah kesusilaan, mulai berfungsi perasaan etisnya yang bersumber dari kata hatinya. Dia mulai tahu akan kebutuhan orang lain.
c.    Usia 12 - 18 tahun, masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah sosial.
d.    Usia 18 keatas , masa pendidikan diperguruan tinggi, masa untuk melatih anak (mahasiswa) akan realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu berpikir secara jernih, jauh dari perbuatan tercela.
Elizabeth B. Hurlock
Pakar ini membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas lima fase, yaitu:
  1. Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, lebih kurang 280 hari.
  2. Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari.
  3. Fase babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun.
  4. Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai usia pubertas.
  5. Fase adolescence (remaja), mulai usia 11 dan 13 tahun sampai usia 21 tahun, yang dibagi atas tiga masa, yaitu:
1)      Fase pre adolescence, mulai usia 11 – 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia sekitar setahun kemudian bagi pria.
2)      Fase early adolescence, mulai usia 13 – 14 tahun sampai 16 – 17
3)      Fase late adolescence, masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau masa ketika seseorang menempuh perguruan tinggi.
2. Berdasarkan konsep didaktif
Dasar yang digunakan dalam menentukan pembagian fase - fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa - masa tertentu. Fase  perkembangan secara didaktif menurut Johann Amos Cornenius adalah sebagai berikut:
a.       0-6 tahun disebut sekolah ibu, merupakan masa pengembangan alat-alat indera dan memperoleh pengatahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan keluarga.
b.      6-12 tahun disebut sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini mulai diajarkan bahasa ibu.
c.       12-18 tahun disebut sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan daya pikir di bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini diajarkan bahasa Latin sebagai bahasa asing.
d.      18-24 tahun disebut masa sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di bawah perguruan tinggi.
3. Periodesasi perkembangan berdasarkan ciri psikologis
Periodisasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol yang menandai masa dalam periode tersebut. periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:
Oswald Krock  
Ciri yang digunakan adalah yang dipandang terdapat pada anak-anak umumnya adalah pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat keras kepala. Fase ini terdiri atas:
§  Fase anak awal (0-3 tahun), pada akhir fase ini terjadi trotz yang pertama, ditandai dengan anak serba membantah atau menentang orang lain. Hal ini disebabkan mulai timbulnya kesadaran akan kemampuannya untuk berkemauan sehingga menguji kemampuannya itu.
§  Fase keserasian sekolah (3-13 tahun), pada akhir masa  ini timbul trotz yang ke dua, di mana anak mulai serba membantah lagi, suka menentang orang lain terutama orang tua. Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya, sifat berfikir yang dirasa lebih maju daripada orang lain, keyakinan yang dianggap benar dan sebagainya namun dianggap sebagai keguncangan.
§  Fase kematangan (13-21 tahun) yaitu mulai setelah berakhirnya gejala trotz kedua, anak mulai menyadari kekurang-kekurangan dan kelebihan-kelebihan dirinya, yang dihadapi dengan sikap yang sewajarnya, ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang lain mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang merupakan masa bangkitnya atau terbentuknya kepribadian menuju kemantapan.
Kohnstamm
 Ciri yang dilihat adalah dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia, terbagi menjadi lima fase yaitu:
§  Periode vital, umur 0 – 1, 5 tahun, disebut juga fase menyusu.
§  Periode estetis, umur 1,5 – 7 tahun, disebut juga fase pencoba dan fase bermain. 
§  Periode intelektuil, umur 7 – 14 tahun, disebut juga masa sekolah.
§  Periode sosial, umur 14 – 21 tahun, disebut juga masa remaja.
§  Periode matang, umur 21 ke atas, disebut juga masa dewasa.
4. Periodesasi perkembangan berdasarkan konsep tugas perkembangan
Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembanagn yang diharapkan timbul dan dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Periodesasi seperti ini diungkapkan oleh Robert J. Havighurst, yaitu:
§  Masa bayi dan anak-anak (infacy and early childhood), umur 0 – 6 tahun.
§  Masa sekolah atau pertengahan (middle childhood), umur 6 – 12 tahun.
§  Masa remaja (adolescence), umur 12 – 18 tahun.
§  Masa awal dewasa (early adulthood), umur 18 – 30 tahun.
§  Masa dewasa pertengahan (middle age), umur 30 -50 tahun.
§  Masa tua (latter maturity), umur 50 tahun ke atas.
5. Periodesasi perkembangan menurut konsep Islam
Periodesasi perkembangan berdasar ayat dan hadist secara garis besarnya terdiri atas tiga, yaitu:
a.       Periodesasi prakonsepsi, yaitu masa perkembangan manusia sebelum masa pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada masa ini wujud manusia belum terbentuk, tetapi hal ini terkait dengan bibit manusia yang akan mempengaruhi generasi yang akan dilahirkan kelak.
b.      Periodesasi pranatal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran. Periode ini dibagi menjadi empat fase:
  • Fase nuthfah (zigot), dimulai sejak pembuahan sampai 40 hari dalam kandungan.
  • Fase ‘alaqah (embrio) selama 40 hari.
  • Fase mudhghah (janin) selama 40 hari.
  • Fase peniupan ruh ke dalam jazad janin dalam kandungan setelah genap berusia 4 bulan.
c.   Periodesasi kelahiran sampai meninggal dunia
Fase ini terdiri atas beberapa fase,yaitu:
·         Fase neo-natus,mulai dari kelahiran sampai kira-kira minggu keempat.
·         Fase al-thilf(kanak-kanak),mulai dari usia 1 bulan sampai usia sekitar 7 tahun.
·         Fase tamyiz,yaitu fase dimana anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang buruk,yang benar dan yang salah.Fase ini dimulai sekitar  usia 7 -12 atau 13 tahun.
·         Fase baligh,fase dimana anak telah mencapai  usia muda ,yang ditandai dengan mimpi bagi laki-laki dan haid bagi perempuan.
·         Fase kearifan dan kebajikan,yaitu dimana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional,moral,spiritual dan  agama secara mendalam.
·         Fase kematian,yaitu fase dimana nyawa telah hilang dari jasad manusia.Hilangnya nyawa menunjukkan pisahnya ruh  dan jasad manusia yang merupakan akhir dari kehidupan dunia.Fase kematian ini diawali dengan adanya naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh malaikat izrail.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Perkembangan tiap individu berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Faktor dari dalam diri individu
§  Bakat dan pembawaaan
Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. apabila bakat dan pembawaan itu dibina dengan baik maka akan mudah mencapai kecakapan-kecakapan yang berhubungan dengan bakat dan pembawaannya. Dengan demikian bakat dan pembawaan mempengaruhi perkembangan individu. 
§  Sifat-sifat keturunan
Sifat yang diturunkan dari orang tua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental. Sifat ini tentu saja mempengaruhi perkembangan individu, namun dengan pendidikan dan lingkungan yang bagus, maka sifat-sifat jelek yang diturunkan dapat dihambat dan sifat-sifat yang baik dapat dikembangkan.
§  Dorongan dan insting.
Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya. Sedangkan insting atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membisikkan kepada manusia bagaimana cara-cara melaksankan dorongan batin.
Jenis-jenis tingkah laku manusia yang tergolong instink, antara lain:
a.       Melarikan diri (flight) karena perasaan takut (fear)
b.      Menolak (repulsion), karena jijik (disgis)
c.       Ingin tahu (curiosity) karena menakjubkan sesuatu (wonder)
d.      Melawan (pugnacity) karena kemarahan (anger)
e.       Merendahkan diri (self abasement) karena perasaan mengabdi (subjection)
f.        Menjolkan diri (self assertion) karena hanya harga diri atau manja (elation)
g.      Orang tua (parental) karena perasaan halus budi (tender)
h.      Berkelamin (sexcual) karena keinginan mengadakan reproduksi
i.        Berkumpul (acquisition) karena keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang baru
j.        Mencapai sesuatu (question) karena ingin bergaul / bermasyarakat
k.      Membangun sesuatu (contrction) karena mendapatkan kemajuan
l.        Menarik perhatian orang lain (appeal) karena ingin memperhatikan orang lain.
Tiap anak dilahirkan dengan dorongan-instink yang dikandung di dalam jiwanya. Ada dorongan yang selama perkembangan berlangsung atau selama perkembangan hidup manusia aktif terus mempengaruhi hidup kejiwaan, seperti dorongan mempertahankan diri, seksuil, dan dorongan sosial.
2. Faktor – factor yang berasal dari luar diri individu
Faktor-faktor dari luar diri individu telah disebutkan dalam aliran  empirisme/lingkungan yang mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas yang putih bersih atau semacam tabula rasa, yaitu meja yang bertutup lapisan lilin putih. Kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta warna apapun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinta tersebut. Anak diumpamakan sebagai kertas putih bersih, dan warna tinta adalah lingkungan (pendidikan) yang akan mempengaruhinya. Oleh karena itu sudah pasti pendidikan juga mempengaruhi anak menjadi baik atau buruk.
Menurut aliran ini perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan, tidak ada pengaruh dari bakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dari luar diri individu antara lain:
Makanan
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan individu. Hal ini terutama pada tahun - tahun pertama dari kehidupan anak, makanan merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap individu. Oleh sebab itu dalam rangka perkembangan dan pertumbuha anak agar menjadi sehat dan kuat, perlu memperhatikan makanan, tidak saja dari segi kualitas dan mutu makanan itu sendiri.
Tetapi ditinjau dari segi agama (islam). Makanan yang mengandung gizi saja, belum cukup bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, melainkan harus disempurnakan dengan tingkat kebutuhan dan kebersihan sari makanan itu sendiri, sebagaimana firman Allah
وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (QS. Al – Maidah: 88)
Menurut seorang ulama kotemporer, Syeq Taqi Falsafi, dalam bukunya “Child Between Heredity and Education” yaitu: pengaruh dari campuran (senyawa) kimiawi yang dikandung oleh makanan terhadap aktifitas jiwa dan pikiran manusia belum diketahui secara sempurna, karena belum diadakan eksperimen secara memadai. Namun, tidak dapat diragukan bahwa perasaan manusia dipengarui oleh kualitas dan kuantitas makanan. Selain itu juga ada ulama yang berpendapat bahwa tingkat kehalalan makanan dapat mempengaruhi jiwa manusia, misalnya seorang anak yang diberi makanan yang tidak halal juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan individunya semisal suka mengeluarkan kata-kata yang kurang baik.
Iklim
Iklim / keadaan cuaca juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Sifat iklim yang terdapat pada daerah-daerah tertentu dapat mempengaruhi individual kejiawaan. Hal ini bias ditinjau dari bedar kecilnya tubuh anak, kesehatan dan kematangan usianya banyak dipengarui oleh banyaknya udara yang segar danbersih, serta sinar matahari yang diperolehnya. Kenyatan ini dapat kita bandingkan dengan kondisi daerah yang berada dikota dengan yang didesa. Secara umum anak yang dari desa akan lebih lama dalam pertumbuhan kedewasaanya dibanding dengan anak yang pertumbuhanya dikota yang lebih cepat tumbuh kedewasaanya.
Kebudayaan
Latar belakang budaya suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi perkembangan manusia. Latar belakang budaya masyarakat desa yang masih alami, berbeda dengan masyarakat kota yang sudah banyak terkontaminasi oleh budaya asing, maka sifat dan perilakunya juga akan berbeda.
Ekonomi
Orangtua yang ekonominya lemah, karena kurangnya biaya hidup maka biasanya akan sulit memenuhi kebutuhan anak ataupun kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya, sehingga dapat menghambat pertumbuhan jasmani dan perkembangan jiwanya. Bahkan tidak jarang faktor ekonomi dapat mengakibatkan tekanan jiwa dan tidak jarang dapat menimbulkan konflik dalam keluarga, yang menimbulkan rasa rendah diri pada anak.
Kedudukan Anak dalam Lingkungan Keluarga
Anak tunggal akan memiliki sifat yang berbeda dengan anak yang memiliki banyak saudara, (biasanya manja, kurang bisa bergaul dengan teman sebaya, dan lain-lain) karena kasih sayang orangtua hanya tercurah kepadanya. Berbeda dengan anak yang banyak saudara, karena kasih sayang orangtua akan dibagi kepada semua anaknya.
3. Faktor – factor umum
Faktor ini dapat digolongkan kedalam unsur golongan diatas. Dengan kata lain, jika faktor yan mempengaruhi perkembangan itu merupakan campuran dari kedua unsur tersebut maka dikatakan sebagai faktor umum. Diantara faktor umum yang dipengaruhi perkembangan individu adalah
Inteligensi (kecerdasan)
Pada umumnya inteligen ini dapat dilihat dari kesanggupannya bersikap dan berbuat cepat dengan situasi yang sedang berubah, dengan keadaan di luar dirinya yang biasa maupun yang baru. Jadi perbuatan cerdas dicirikan dengan adanya kesanggupan bereaksi terhadap situasi dengan kelakuan baru yang sesuai dengan keadaan baru. Intelgensi merupakan salah satu faktor umum yang mempengaruhi perkembangan anak. Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitanya dengan kcepatan perkembangan. Sedangkan tingkat intelegensi yang rendah erat kaitanya dengan kelambatan perkembangan.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga memegang peran penting dalam perkembangan anak. Dalam hal misalnya antara anak perempuan dengan laki-laki. Secara umum anak laki-laki lebih lamban kedewasaanya dibanding anak perempuan yang lebih cepat dalam mencapai tahab kedewasaan.
Kelenjar Gondok
Pada manusia, hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) mempengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang. Seseorang yang kelebihan hormon akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa/gigantisme. Sebaliknya, jika seseorang kekurangan hormon pertumbuhan maka dapat mengakibatkan kekerdilan. Hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar tiroid) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Bila pada masa kanak-kanak kekurangan hormon tiroksin mengakibatkan kretinisme. Kretinisme yaitu pertumbuhan yang lambat dan mental yang terbelakang, sehingga perkembangannya juga terhambat. Pada hewan tingkat tinggi (vertebrata) misalnya katak, metamorfosis berudu menjadi katak dewasa dipengaruhi oleh hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
Kesehatan
Kesehatan juga merupakan salah satu faktor umum yang mempengarui perkembangan individu. Mereka yang kesehatan mental dan fisiknya baik dan sempurna akan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang memadai. Sebaliknya mereka yang mengalami gangguan kesehatan, baik secara mental maupun fisik, perkembangan dan pertumbuhnya juga akan mengalami hambatan.
Ras
Ras juga turut mempengarui perkembangan seseorang. Misalnya anak yang dilahirkan dari ras Mediterranean (sekitar laut tengah, mengalami perkembangan visik lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak dari bangsa-bangsa Eropa Utara. Demikian pula anak-anak dari ras bangsa Indian, ternyata lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak bangsa yang berkulit putih.
E. GAMBARAN UMUM TENTANG ASPEK – ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Perkembangan peserta didik adalah mata kuliah yang mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah. Mata kuliah ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa calon guru tentang perkembangan peserta didik, sehingga diharapkan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa yang dihadapinya.
Secara umum perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.
Perkembangan aspek fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth) meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Perkembangan aspek kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan menilai dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan Aspek Psikososial
Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan ini peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan serta dapat menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya sendiri, meliputi perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan kepribadian.
F. KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Secara umum, buku ini mengetengahkan kajian psikologi perkembangan, yang secara khusus membahas perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP & SMA). Aspek-aspek perkembangan yang dibahas dalam buku ini secara garis besarnya meliputi perkembangan fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Masing-masing aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan, sehingga para guru diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan atau pertumbuhan strategi pembelajaran yang relevan dengan karakteristik perkembangan tersebut.
Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
a.       Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
b.      Membina hidup sehat.
c.       Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
d.      Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
e.       Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
f.        Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
g.      Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.
h.      Mencapai kemandirian pribadi.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guna dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
a.       Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
b.      Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
c.       Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.
d.      Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)
Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyaknya ahli, anak usia sekolah menengah (SMP). Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Terdapat sejumlah karakterisitik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu:
a.       Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
b.      Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
c.       Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua.
d.      Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
e.       Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
f.        Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
g.      Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
h.      Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.

Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan untuk:
a.       Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
b.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui kegiatan-kegiatan yang positif.
c.       Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil.
d.      Meningkatkan kerja sama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
e.       Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.
f.        Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.  
Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
a.       Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
b.      Dapat menerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
c.       Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
d.      Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
e.       Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
f.        Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
g.      Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara.
h.      Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
i.        Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku
j.        Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di antaranya:
a.       Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan penyalahagunaan narkotika.
b.      Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.
c.       Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan sebagainya.
d.      Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
e.       Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan.
f.        Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, reflektif, dan positif.
g.      Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.
h.      Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran.
i.        Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.




BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan, bahwa pengertian perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif dan dialami setiap individu secara terus menerus dan bertahap sepanjang hidup manusia. Sedangkan pengertian pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat fisik dan dapat diukur secara kuantitatif (jumlah) pada diri individu.
Ciri-ciri khas remaja yang sedang berkembang adalah mengalami perubahan fisik (pertumbuhan)paling pesat, mempunyai energy yang berlimpah secara fisik dan psikis, yang mendorong mereka untuk berprestasi dan berkreativitas, mengarahkan perhatian kepada teman sebaya dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari keterkaitan dengan keluarga, memiliki keterkaitan yang kuat dengan lawan jenis, suatu periode yang idealis, menunjukkan kemandirian, berada dalam periode transisi antara kehidupan masa kanak-kanak dan kehidupan orang dewasa.
Kondisi atau prinsip-prinsip perkembangan remaja selama perkembangan berlangsung, antara lain terdiri dari: kematangan, kesatuan organisasi, tempo dan irama perkembangan, kesamaan pola dan Kontinuitas.
B. SARAN
Dari pembahasan hasil makalah ini, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar dari semua pihak dapat memberikan kritik dan saran untuk melengkapi kekurangan yang ada.



















DAFTAR PUSTAKA

Ø  Desmita, (2009), Psikologi Perkembangan Peserta Didik . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ø  Jurnal perkembangan peserta didik
Ø  jurnal isi perkembangan peserta didik


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL PILIHAN GANDA BAHASA INDONESIA DARI PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

MAKALAH PERKEMBANGAN TEORI MENEJEMEN