MAKALAH PERKEMBANGAN TEORI MENEJEMEN

MAKALAH
PERKEMBANGAN TEORI MENEJEMEN
Dosen Pengampu: Ruski, M.Pd


Disusun oleh kelompok II :
1.      Elisa
2.      Farihah
3.      Ernawati
4.      Fahri
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PGRI BANGKALAN
PEDIDIKAN EKONOMI
2016

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat-Nya kami di berikan kesehatan untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Dan berkat ridho-Nya pula kami diberi kekuatan untuk membuat makalah yang berjudul “Perkembanan Teori menejemen dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi dan menejemen.
Karena kami masih dalam tahap pembelajaran, tentunya kami secara sadar mengakui masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan sarannya untuk membangun kesempurnaan makalah ini. Dan dalam hal ini kami memohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.





Bangkalan, 5 September 2016












BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memikirkan upaya terbaik dalam aktifitas manajemen tertuang dalam sejarah perkembangan manajemen dalam kurun waktu tertentu. Manajemen adalah praktik melaksanakan usah terbaik sehingga dari sejarah pemikiran manajemen kita dapat belajar dari kegagalan dan keberhasilan orang-orang terdahulu yang menerapkan konsep manajemen berdasarkan pemikiran pada kurun waktu tertentu dengan kasus tertentu pula. Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dipilih manajemen sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar konsisten dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai pelaksananya dan supervisi dengan supervisor sebagai pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bisa berperan sebagai administrator dalam mengemban mis atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan, dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar mengajar (Pidarta: 1988). Selain makalah ini memberikan penjelasan tentang sejarah dan gambaran bagaimana aliran pikiran manusia tentang manajemen masa lalu, diharapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mempelajari ilmu manajemen lebih lanjut.
Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.
IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.
Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih. 
2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but. 
3. Adanya kegiatan/proses/usaha 
4. Adanya tujuan
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap organisasi.
Pada kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu 
“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.  Dari defenisi tersebut terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata “proses”, bukan “seni”. Mengartikan manajernen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahkan sebagai berikut:
1.      Sejarah Menejemen
  1. Bagaimana perkembangan teori manajemen?
C. Tujuan Makalah
Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memahami tentang:
  1. Sejarah Manajemen. 
  2. Perkembangan teori manajemen.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Menejemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti "mengendalikan," Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.  Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Sesungguhnya manajemen sudah ada sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang megah di tengah gurun pasir dapat menjadi decak kagum masyarakat dis seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat dalam pembangunan Piramida di Mesir.
Selain Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina dahulu telah melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen tersebut sehingga bangunan benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie dan Saefullah: 2005). Dengan demikian bisa dikatakan Robert Owen dan Charles Babbage adalah pionir dalam ilmu manajemen.
B.     Perkembangan Teori Menejemen
Peristiwa penting yang mempengaruhi Ilmu Manajemen adalah revolusi industri di Inggris. Revolusi Industri di Inggris ditandai dengan penggunaan mesin menggantikan tenaga manusia yang berakibat berpindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah ke tempat –tempat yang disebut pabrik, sehingga dibutuhkan teori yang dapat membantu meramalkan permintaan, memberikan tugas pada bawahan dan lain-lain. Sehingga Ilmu Manajemen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Apa yang telah dikenalkan oleh Owen dan Babbage pada akhir abad 19 memberikan kontribusi yang berharga bagi para praktisi manajemen bahwa organisasi bisnis perlu dikelola secara benar, terutama jika organisasi tersebut berskala besar dan melibatkan banyak sekali orang dan sumber daya yang harus dikelola. Kontribusi Owen dan Babbage seolah telah membukakan mata para praktisi bisnis pada saat itu bagaimana seharusnya bisnis dijalankan. Bermunculan pula setelah itu berbagai teori-teori dalam ilmu manajemen.
Perkembangan pemikiran manajemen sebagai praktik yang dilandasi konsep teori (Tim Dosen Administrasi Pendidikan: 2009) adalah sebagai berikut:
1.        Teori Manajemen Aliran Klasik (1890-1930)
Frederick W Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth dan Lilian Gillberth adalah tokoh-tokoh dibalik teori manajemen ilimiah. Mereka memikirkan suatu cara meningkatkan produktivitas dengan menangani kondisi kekurangan tenaga terampil melalui efisiensi para pekerja.
Taylor disebut sebagai “bapak manajemen ilmiah” dengan karyanya “scientific management” yang telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar yang dikembangkan Taylor adalah:
a.       Pengembangan metode ilimah alam manajemen agar suatu perkejaan dapat ditentukan metode pencapaian tujuannya secara maksimal.
b.      Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberika tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian.
c.       Pendidikan dan pengembangan karyawan.
d.      Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan para karyawan.
Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui studi gerak dan waktu (time and motion studies), pengawasan fungsional, system tariff berbeda yaitu karywan yang lebih produktif dan efisien mendapatkna gaji lebih besar dari yang lainnya.
Kontribusi terbesar dari Gantt adalah dengan menghasilkan metode grafik sebagai teknik scheduling produksi untu perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi yang popular dengan sebutan “Bagan Gantt”.
Teori manajemen klasik ini dibagi menjadi dua aliran yaitu manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik


A.    Manajemen Ilmiah
           Aliran manajemen ilmiah ditandai kontribusi-kontribusi dari Frederick W. Taylor, Frank dan Lillian Gilbert, Henry L Gantt, dan Harrington Emerson, yang akan diuraikan satu persatu.
  • Frederick W. Taylor (1859 – 1915)
            Konsep manajemen ilmiah Taylor menekankan pentingnya struktur dan desain dalam penyelesaian tugas organisasi.Tylor disebut juga sebagi “bapak manajemen ilmiah”.Dalam buku-buku literature,manjemn ilmiah sering di artikan berbeda.Arti pertama,manajemen ilmiah merupakan metode ilmiah pada studi,analisa dan pemecahan masalah-masalahorganisasi.Sedang kan arti kedua,manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik – “a bag of tricks”- untuk meningkatkan kerja efisiensi organisasi.
            Taylor menuangkan gagasan-gagasan nya dalam tiga judul makalah,yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management dan Testimony Before the Spesial House Comitte yang dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Management.
Taylor telah memberikan prinsip-prinsip dasar (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen,dan mengembang kan sejumlah teknik-teknik nya dalam mencapai efisiensi.Empat prinsip dasar tersebut adalah :
1.      Pengembangan metode-metode ilmiah dalam managemen,agar sebagai contoh,metoda yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2.      Seleksi ilmiah untuk karyawan,agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas suatu tugas sesuai dengan kemampuan nya.
3.      Pendidikan dan pengembangn ilmiah dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4.      Kerja yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.   
Penelitiannya memberi andil bagi pengembangan teknik manajemen dalam standarisasi kerja, perencanaan tugas, studi waktu dan gerak, piece rate, dan penghematan biaya dan terbentuknya bidang studi seperti pengawasan, teknik industri, manajemen industri, dan manajemen personal.
  • Frank dan Lillian Gilbert (1868 – 1924 dan 1878 – 1972)
Kontributor utama kedua dalam aliran manajemen ilmiah adalah pasangan suami istri Frank Bunker Gilbert dan Lillian Gilbert. Frank Gilbert lebih tertarik menciptakan berbagai teknik manajemen yang mengupas masalah efisiensi.
Sedangkan Lillian Gilbert lebih tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan, dan latihan personalia.Dia mengemukakan gagasan nya dalam bukunya yang berjudul the psychology of managemen.bagi nya manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir : membantu para karyawan mencapai seluruh potensi nya sebagai mahluk hidup.
·         Henry L. Gantt (1861 – 1919)
Seperti Taylor, Henry L.Gantt mengemukakan gagasan-gagasan kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, seleksi ilmiah tenaga kerja, sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas, dan penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Kontribusi nya yang terbesar adalah penggunaan metoda grafik,yang dikenal sebagai “bagan gantt” ( Gantt Chart ),untuk perencanaan,koordinasi dan pengawasan produksi.Teknik-teknik scheduling modern dikembangkan atas metoda scheduling produksi dari Gantt.
  • Harrington Emerson (1853 – 1931)
Pemborosan dan ketidak-efisienan adalah masalah-masalah yang dilihat Emerson sebagai penyakit sistem industri.Oleh karena itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi sebagai berikut:
1.      Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas
2.      Kegiatan yang dilakukan masuk akal
3.      Adanya staf yang cakap
4.      Disiplin
5.      Balas jasa yang adil
6.      Laporan-laporan yang terpecaya,segera,akurat dan ajeg-sistem informasi dan akuntansi
7.      Pemberian perintah-perencanaan dan pengurutan kerja
8.      Adanya standar-standar dan skedul-skedul-metoda dan waktu setiap kegiatan
9.      Kondisi yang standardisasi
10.  Opearasi yang standardisasi
11.  Intruksi-intruksi praktis tertulis standar
12.  Balas jasa efisiensi-rencana insentif
Metoda-metoda manajemen ilmiah telah banyak diterapkan pada macam-macam organisasi,terutama dalam usaha peningktan produktifitas.Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah,seperti studi gerak dan waktu,telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisian.Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan penting nya kemampuan dan latihan untuk meningkat kan efektivitas karyawan.
Setelah “revolusi mental” yang dicanangkan Taylor terjadi dalm praktek,timbul maslah-masalah sebagai keterbatasan penerapan manajemen ilmiah.aaaaaakenaikan produktivitas sering tidak diikuti kenaikan pendapatan.Perilaku manusia yang bermacam-macam menjadi hambatan.Pendekatan “rasional”hanya memuaskan kebutuhan-kebutuhan ekonomis dan phisik,tidak memuaskan kebutuhan-kebutuhan social karywan.
B.     Teori Organisasi Klasik
  • Henri Fayol (1841 – 1925)
Henry Fayol , seorang industrialis Perancis merupakan tokoh teori manajemen operasional manajemen dikenal dengan julukan Bapak teori manajemen modern. Dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Dalam teori administrasinya, Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsur, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, dan pengawasan.
            Fayol membagi aktifivtas-aktivitas industrial dalam enam klompok yaitu teknikal, komersial, financial, keamanan, kepastian, akunting dan manajerial. Ia adalah perumus empat belas prinsip manajemen yaitu:
1.      Pembagian kerja
2.      Wewenang
3.      Disiplin
4.      Kesatuan perintah
5.      Kesatuan pengarahan
6.      Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum
7.      Balas jasa/imbalan
8.      Sentralisasi
9.      Rantai scalr/khirarki
10.  Order/susunan
11.  Keadilan
12.  Stabilitas staf organisasi
13.  Inisiatif
14.  Esprit de corps (semangat korps)
Fayol percaya bahwa melalui penguasaan keterampilan dan prinsip dasar manajemen orang yang mendalaminya dapat menjadi manajer yang baik.
  • James D. Mooney
Menurut Mooney untuk merancang organisasi perlu diperhatikan empat kaidah dasar, yaitu (1) koordinasi – syarat-syarat adanya koordinasi meliputi wewenang, saling melayani, perumusan tujuan dan disiplin, (2) prinsip scalar – proses scalar mempunyai prinsip , prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemimpinan, delegasi dan definisi fungsional, (3) prinsip fungsional – adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas, dan (4) prinsip staf – kejelasan perbedaan antara staf dan lini.
  • Mary Pokker Follet (1868 – 1933)
Follet adalah ahli ilmu pengetahuan social pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industri, dan pemerintah. Dia memberikan sumbangan besar dalam bidang manajemen melalui aplikasi ilmu-ilmu social dalam administrasi perusahaan.Dia brtindak sebagai “jembatan”antara teori klasik dan hubungan manusiawi,karena pemikiran mereka berdasrkan kerangka klasik,tetapi memperkenalkan beberapa unsure-unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi.
  • Chaster I. Barnard (1886 – 1961)
Chaster Barnard, presider perusahaan Bell Telephone di New Jersy, memandang organisasi sebagai sistem kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-fungsi utama manajemen menurut pandangan Barnard adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Barnad menekankan penting nya peralatan komunikasi untuk pencapai tujuan kelompok.Dia juga mengemukakan teori penerimaan wewenang.Menurut teori nya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan.Barnard adalah pelopor dalam penggunaan”pendekatan system”untuk pengelolaan organisasi.
2.    Aliran Hubungan Manusiawi
            Aliran hubungan manusiawi (perilaku manusiawi atau neoklasik) muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dikemukakan pendekatan klasik tidak sepenuhnya mengabaikan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.Para manager masih menghadapi kesulitan-kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku rasional.Sehingga pembahasan “sisi perilaku manusia”dalam organisasi menjadi penting.Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi psikologi.
  • Hugo Munsterberg (1863 – 1916)
Sebagai pencetus psikologi industry Hugo Munsterbeg sering disebut “bapak psikologi industri”.Dalam buku nya Psikology and Industrial Efficiency,dia banyak menguraikan penerapan peralatan-paralatan psikologi untuk membantu pencapaian produktifitas.Munsterberg mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan produktifitas dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu, (1) penemuan best possible person, (2) penciptaan best possible work, dan (3) penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.
  • Elton Mayo (1880 – 1949)
Menurut Mayo untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor-faktor social dan psikologi apa yang memotivasi mereka.
Penekanan kebutuhan-kebutuhan social dalam aliran hubungan manusiawi melengkapi pendekatan klasik sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas.Aliran hubungan manusiawi mengutarakan bahwa perhatian terhadap para karyawan akan memberikan keuntungan.Mayo menekankan penting nya gaya manager dan oleh karena nya organisai perlu mengubah latihan manajemennya.Disamping itu manajer diingatkan penting nya perhatian terhadap proses kelompok untuk melengkapi perhatian terhadap masing-masing karyawan secara individual.
Konsep “mahluk social” tidak menggambarkan secara lengkap individu-individu dalam tempat nya bekerja.Hal ini merupakan salah satu keterbatasan teori hubungan manusiawi.Disamping itu perbaikan-perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak menghasilkan peningkatan produktivitas yang dramatic seperti yang diharapkan.Lingkungan social ditempat kerja hanya salah satu dari beberapa factor yang saling berinteraksi yang mempengaruhi produktifitas.
3.    Aliran Manajemen Modern
            Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif (operation research dan management atau manajemen operasi).
A.    Perilaku Organisasi
1.      Perkembangan aliran perilaku organisasi ini antara lain dipengaruhi oleh pemikiran beberapa tokoh di bawah ini:
·         Abraham Maslow yang mengemukakan adanya ”hirarki kebutuhan” dalam penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamakan proses motivasi.
  • Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y nya.
  • Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua factor.
  • Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-kisi manajerial (managerial grid)
  • Rensis Likert yang telah melakukan mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara ekstensif mengenai empat system manajemen,dari system 1 : exploitif-otoritatif sampai system 4 : partisipatif kelompok.
  • Fried Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
  • Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai system social atau system antar hubungan budaya
  • Edgar Schein yang banyak meneliti dinamiaka kelompok dalam organisasi dan lain-lain.
Prinsip- prinsip dasar Perilaku Organisasi adalah sebagai berikut :
  1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu teknik secara ketat.
  2. Manajemen harus sistematik.
  3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan.
  4. Pendekatan motivational yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah:
a.       Unsur manusia adalah factor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi
b.      Manajer masa kini harus diberi pelatihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep manajemen.
2.      Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
3.      Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipati dan keterlibtan para karyawan.
4.      Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memunngkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekePola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhada pekerjaan
4.        Aliran Kuantitatif ( Management Science )
            Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri. Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science.
Teknik-teknik manajemen science digunakan dalm banyak kegiatan seperti penganggaran modal,manajemen aliran kas,scheduling produksi,pengembangan strategi produk,perencanaan program pengembangan sumber daya manusia,dan penjagaan tingkat persediaan yang optimal.Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut:
  1. Perumusan masalah
  2. Penyusunan suatu model matematis
  3. Mendapatkan penyelesaian dari model
  4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
  5. Penetapan pengawasan dari hasil-hasil
  6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.
Ada dua pendekatan manajemen yang berkembang akhir-akhir ini yaitu pendekatan sistem dan pendekatan kontingen yang bermaksud untuk mengintegrasikan bermacam-macam teori manajemen yang ada.
a.       Pendekatan Sistem
            Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Hampir setiap fenomena dapat dianalisa dan disajikan dengan sudut pandang sistem. Seperti sistem-sistem biologis, phisik, ekonomi, social budaya, dan sebagai nya.Pendekatan system memberi manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas.
Sebagi suatu prinsip fundamental,pendelkatan system adalah sangat mendasar.Berarti bahwa segala sesuatu saling berhubungan dan saling tergantung.Pendekatan system umum pada manajemen dapat dikaitkan dengan konsep-konsep organisasi formal dan teknis,filosofis dan sosiopsikologis.Sedangkan analisis system manajemen spesifik meliputi bidang-bidang seperti struktur organisasi,deasin pekerjaan,akuntansi,system informasi serta mekanisme-mekanisme dan pengawasan.
b.       Pendekatan Kontingensi
            Pendekatan Kontingensi (contingency approach) dikembangkan oleh para peneliti untuk menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan tekhnik mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Ada tiga bagian utama dalam kerangka konsepsual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi yaitu : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya.
Pendekatan kontigensi telah berkembang dibeberapa bidang manajemen seperti perencanaan organisasi,kepemimpinan motivasi perencanaan strategi dan dinamika kelompok.Pendekatan ini bermaksud untuk menjembatani gap yang ada diantara teori praktek.jadi pendekatan system muncul sebagai tanggapan atas ketidakpuasan terhadap tanggapan universalitas,dan kebutuhan untuk memasukan sebagi variable lingkungan kedalam teori praktek dan manajemen.







BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif.
Perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun perilaku organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen yang mefokuskan diri pada pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis.
Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang dihadapai.
B.  Saran
Berdasarkan materi makalah pengantar Manajemen di atas, maka ada empat unsur pokok yang kami sarankan agar pembaca memeperhatikan, pembahasan tersebut. Karena keempat unsur inilah, merupakan induk sejarah sehingga terbentuklah ilmu tentang manajemen.






DAFTAR PUSTAKA 
Amirullah, Haris Budoyono 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada Media Group.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Pidarta Made DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL PILIHAN GANDA BAHASA INDONESIA DARI PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

MAKALAH KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK