Prinsip prinsip belajar

MAKALAH
PRINSIP-PRISIP BELAJAR
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Yusrianto Sholeh, M.Pd

Di susun oleh : Kelompok 3
NAMA
NPM
Gita Fitriani
1622211078
Moh. Nur Zakki
1622211035
Farihah
1622211073
Endang Maimunah
1622211015
Fahmi Aziz
1622211018
Hardiyanto Afandi
1622211025
Fatimatus Zahroh
1622211022

PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
2017-2018

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia–Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai “PRINSIP-PRINSIP BELAJAR” yang mana makalah ini kami buat sebagai tugas pembahasan materi pada mata kuliah Ekonomi Koperasi.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari akan banyak bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan yang baik ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Kami  menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka guna penyempurnaan isi makalah ini kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Dan kami mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, baik dalam hal pengetahuan maupun terapan.



Bangkalan, 29 November  2017
Penyusun


    Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II 3
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN 3
A. Prinsip-Prinsip Belajar 3
B. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Bagi Siswa 4
C. Implikasi Prinsip-prinsip Belajar bagi Guru 9
D. Asas Pembelajaran 16
BAB III 21
PENUTUP 21
A. Kesimpulan 21
B. Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Sehingga belajar dapat dikatakan sebagai sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Agar kehidupan seseorang mengalami kemajuan yang progresif maka orang tersebut harus memiliki tujuan belajar yang terarah. Dan salah satu faktor penting yang dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan belajar tersebut adalah pemahaman dan keterampilan kita dalam menerapkan prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran.
Mempertimbangkan akan pentingnya hal ini maka pada kali ini kami menyajikan suatu makalah yang membahas secara mendalam tentang prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar?
2. Apa saja yang berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar?
3. Jelaskan implikasi dari prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran?
4. Mengapa prinsip-prinsip belajar berimplikasi bagi siswa dan guru?
5. Apa yang dimaksud dengan asas pembelajaran?

C. Tujuan
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar dan apa saja yang berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar tersebut serta untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan implikasi dari prinsip-prinsip belajar dalam pembelajaran dan mengapa prinsip-prinsip belajar berimplikasi bagi siswa dan guru. Selain itu tujuan dari pembuatan makalah ini juga untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan asas pembelajaran dan macam macamnya.

BAB II
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN

Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan prinsip-prinsip belajar dan asas belajar tertentu agar bertindak secara tepat. Oleh karenanya, sebagai calon guru perlu mempelajari prinsip belajar dan asas pembelajaran yang dapat membimbing aktivitas guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
 Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Selain itu dengan prinsip-prinsip dan asas belajar dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar dan pembelajaran.
Prinsip-Prinsip Belajar
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/ berperpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual. Menurut Davies (1991:32), mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu;
1. Hal apapun yang di peajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
2. Setipa murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasia dalam kecepatan belajar.
3. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement).
4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.
5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.
Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Bagi Siswa
Siswa sebagai “primus motor” (motor utama) dalam kegiatan pembelajaran, dengan alasan apapun tidak dapat mengabaikan begitu saja adanya prinsip-prinsip belajar. Justru para siswa akan berhasil dalam pembelajaran, jika menyadari implikasi prinsip-prinsip belajar terhadap diri mereka.
1. Perhatian Dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Motivasi adalah tenaga yang digunakan untuk menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Menurut H.L. Petri, “motivation is the concept we use when we describe the force action on or within an organism to initiate and direct behavior”. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan.
Motivasi erat kaitannya dengan minat, siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang di anggap penting dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut mengubah tingkah laku dan motivasinya.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain. Motivasi dibedakanmenjadi dua:
1. Motif Intrinsik
Motif intrinsic adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh seorang siswa dengan sungguh sungguh mempelajari mata pelajaran disekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.
2. Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyerta.


2. Prinsip Transfer Dan Retensi
Berkenaan dengan proses transfer dan retensi terdapat beberapa prinsip yaitu:
a. Tujuan belajar dan daya ingat dapat menguat retensi
b. Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik
c. Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi psikis dan fisik dimana proses belajar itu terjadi
d. Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang baik
e. Penelaahan bahan-bahan faktual, keterampilan dan konsep dapat meningkatkan retensi
f. Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan
g. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama dipelajari mengikuti bahanyang lalu
h. Pengetahuan tentang konsep, prinsip, dan generalisasi dapat diserap dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubung-hubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dengan memberikan ilustrasi unsur-unsur yang serupa
i. Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang agak sama dapat diciptakan
j. Tahap akhir proses belajar seyogyanya memasukkan usaha untuk menarik generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan transfer
3. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Jhon Dewey misalnya mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri , maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sebagai pembimbing dan pengarah (Jhon Dewey 1916, dalam Davies , 1937; 31).
Menurut teori kognitif, belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa yang mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya tanpa mengadakan transformasi. (Gage and Berliner, 1984: 267).
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.
4. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggunjawab terhadap hasilnya. Pentingnya keterlibatan langsung dalam dikemukakan oleh Jhon Dewey dengan “learning by doing”-nya . Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung.
Keterlibatan siswa dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi dalam pembentukkan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.
5. Pengulangan
Menurut teori Psikologi Daya  belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berfikir dsb. Teori lain menekankan prinsip pengulangan adalah teori asosiasi atau koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal Thomdike. Berangkat dari salah satu hukum “Law of exercise” yang mengemukakan bahwa belajar adalah pebentukan hubungan antara stimulus dan respons dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Jadi dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.


6. Tantangan
Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai , tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar maka timbullah motif untuk mengatsi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Agar pada anak timbul motif untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.
Pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi tersebut. Penggunaan metode eksperien, inkuiri, diskoveri, juga memberikan tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih, giat dan sunguh-sungguh.
7. Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning dari  B.F Skinner, pada operant conditioning yang diperkuat adalah respons. Siswa akan lebih bersemangat apabila menegetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan memberikan balikan yang menyenagkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan hal yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu akan mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif.
Format belajar berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan.
8. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya yang berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
Sistem klasikal yang dilakukan di sekolah kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Pembelajaran klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara, misalnya:
Penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi
Penggunaan metode instruksional
Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa
        pandai dan memberikan bimbingan belajar
Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa

Implikasi Prinsip-prinsip Belajar bagi Guru
Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran terimplikasi oleh adanya prinsip-prinsip belajar. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru tertampak pada rencana pembelajaran maupun pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru terwujud dalam perilaku fisik dan psikis mereka. Kesadaran adanya prinsip-prinsip belajar yang terwujud dalam perilaku guru, dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang diselenggarakan.


1. Perhatian dan Motivasi
Guru sejak merencanakan kegiatan pebelajaranya sudah memikirkan perilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan motivasi siswa dan tidak berhenti pada rencana pembelajarannya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
Implikasi prinsip perhatian bagi guru tertampak pada perilaku-perilaku sebagai berikut :
1) Guru menggunakan metode secara bervariasi
2) Guru menggunakan media sesuia dengan tujuan belajar dan materi yang di ajarkan.
3) Guru menggunakan gaya bahasa yang tidak monoton.
4) Guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan mebimbing (direction question)
 Sedangkan implikasi prinsip motivasi bagi guru tertampak pada perilaku-perilaku yang di antaranya :
1) Memilih bahan ajar sesuai minat siswa
2) Menggunakan metode dan teknik mengajar yang disukai siswa.
3) Mengoreksi segera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin memberitahukan hasilnya kepada siswa.
4) Memberikan pujian verbal atau non-verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan yang sedang dipelajari siswa.
5) Memberitahukan nilai guna dari pelajaran yang sedang dipelajari.
2. Keaktifan
Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada siswa, maka guru di antaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku berikut :
1) Menggunakan multimetode dan multimedia.
2) Memberikan tugas secara individual dan kelompok.
3) Memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam kelompok kelompok kecil (beranggota tidak lebih dari 3 orang).
4) Memberikan tugas ubtuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas.
5) Mengadakan tanya jawab dan diskusi
3. Keterlibatan Langsung / Berpengalaman
Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Namun demikian, perlu diingat bahwa keterlibatan langsung secara fisik tidak menjamin keaktifan belajar. Untuk dapat melibatkan siswa secara fisik, mental, emosional, dan intelektual dalam kegiatan pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik isi pelajarn.
Perilaku sebagai implikasi prinsip keterlibatan langsung/berpengalaman diantaranya adalah:
1) Merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada pembelajaran individual dan kelompok kecil.
2) Mementingkan eksperimen langsung oleh siswa dibandingkan dengan demonstrasi.
3) Menggunakan media yang langsung digunakan oleh siswa.
4) Memberikan tugas kepada siswa untuk mempraktekkan gerakkan psikomotorik yang dicontohkan.
5) Melibatkan siswa mencari informasi/pesan dari sumber informasi diluar kelas atau luar sekolah.
6) Melibatkan siswa dalam merangkum atau menyimpulkan informasi pesan pembelajaran.

            Implikasi lainnya adalah kemampuan guru untuk bertindak sebagai pengelolakegiatan pembelajaran yang mapu mengarahkan, membimbing, dan mendorong siswa ke arah tujuan pengajaran yang ditetapkan.
4. Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan pengulangan. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip pengulangan di antaranya :
1) merancang pelaksanaan pengulangan.
2) Mengembangkan/merumuskan soal-soal latihan.
3) Mengembangkan petunjuk kegiatan psikomotorik yaitu harus diulang.
4) Mengembangkan alat evaluasi kegiatan pengulangan, dan
5) Membuat kegiatan pengulangan yang bervariasi.
5. Tantangan
Apabila guru menginginkan siswa selalu berusaha mencapai tujuan, maka guru harus memberikan tantangan pada siswa dalam kegiatan pembelajarannya. Perilaku guru yang merupakan implikasi prinsip tantangan di antaranya :
1) Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya secara individual atau dalam kelompok kecil (3-4 orang).
2) Memberikan tugas pada siswa memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain dari luar sekolah sebagai sumber informasi.
3) Menugaskan kepada siswa untuk menyimpulkan isi pelajaran yang selesai disajikan.
4) Mengembangkan bahan pelajaran (teks, hand out, modul, dan yang lain) yang memperhatikan kebutuhan siswa untuk mendapatkan tantangan didalamnya, sehingga tidak harus semua pesan pembelajaran disajikan secara detail tanpa memberikan kesempatan siswa mencari dari sumber lain.
5) Membimbing siswa untuk menemukan fakta, konsep, prinsip, dan generalisasi sendiri.
6) Guru merancang dan mengelola kegatan diskusi untuk menyelenggaraan masalah-masalah yang disajikan dalam topik diskusi.
6. Balikan dan Penguatan
Balikan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis, baik secara individual ataupun kelompok klasikal. Agar balikan dan penguatan bermakna bagi siswa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik siswa. Implikasi prinsip balikan dan penguatan bagi guru, berwujud perilaku-perilaku di antaranya :
1) Memberitahukan jawaban yang benar setiap kali mengajukan pertanyaan yang telah dijawab siswa secara benar ataupun salah.
2) Mengoreksi pembahasan pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa pada waktu yang telah ditentukan.
3) Memberikan catatan-catatan pada hasil kerja siswa (berupa makalah, laporan, kliping pekerjaan rumah), berdasarkan hasil koreksi guru terhadap hasil kerja pembelajaran.
4) Membagikan lembar jawaban tes pelajaran yang telah dikoreksi oleh guru, disertai skor dan catatan-catatan bagi pebelajar.
5) Mengumumkan atau mengkonfirmasikan peringkat yang diraih setiap siswa berdasarkan skor yang dicapai dalam tes.
6) Meberikan anggukan atau acungan jempol atau isyarat lain kepada siswa yang menjawab dengan benar pertanyaan yang disajikan guru.
7) Memberikan hadiah kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas.
7. Perbedaan Individual
Guru sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran dituntut untuk memberikan perhatian kepada semua keunikan yang melekat pada tiap siswa. Dengan kata lain ,guru tidak mengasumsikan bahwa siswa dalam kegiatan pembelajaran yang diselenggarakannya merupakan satu kesatuan yang memiliki karakteristik yang sama. Konsekuensi yang logis adanya hal ini, guru mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik mereka orang per orang. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku yang di antaranya :
1) Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
2) Merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran.
3) Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan, dan
4) Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.
Kenyataan bahwa dalam satu kegiatan pembelajaran terdapat lebih dari satu prinsip belajar yang tampak, menuntut guru untuk benar-benar menguasai dan terlebih menandai perwujudan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Selain prinsip-prinsip diatas, ada pula beberapa prinsip yang dikaji dari ranah pembelajaran, yaitu mencangkup prinsip pembelajaran kognitif, afektif serta psikomotorik.
Prinsip Belajar Kognitif
Beberapa hal berikut sangat penting diperhatikan dalam proses pembelajaran kognitif :
a) Perhatian harus dipusatkan pada aspek lingkungan yang relevan sebelum proses belajar kognitif terjadi
b) Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan setiap individu
c) Kemampuan membaca, kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif
d) Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam unit-unit yang sesuai
e) Kemampuan untuk menyajikan suatu konsep yang benar-benar bermakna, yang diikuti oleh perilaku mencari, menerapkan, ataupun mendefinisikan secara resmi suatu konsep tersebut agar sesuai makna
f) Dalam memecahkan masalah, siswa harus dibantu untuk mendefinisikan, menemukan suatu informasi yang sesuai ataupun menganalisis masalah, dan menumbuhkan kemampuan berfikir yang multi dimensional (divergent thinking).
Prinsip Belajar Afektif
Pembelajaran afektif, dapat dilaksanakan dengan baik dalam upaya untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hal- hal tersebut akan mampu tercapai jika para pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Sikap dan nilai tidak hanya diperoleh dari proses pembelajaran langsung, namun dapat juga diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain
b) Sikap akan lebih mudah dibentuk melalui pengalaman yang menyenangkan
c) Nilai- nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku dari kelompok
d) Cara siswa menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi akan berdampak  pada proses belajar afektif
e) Nilai yang diperoleh siswa dari usia kanak-kanak akan selalu melekat pada diri individu tersebut
f) Proses belajar yang berlangsung juga dipengaruhi oleh kesehatan mental individu
g) Model interaksi (tatap muka) guru dan siswa dalam kelas akan memberikan dampak positif  dikalangan siswa
h) Pemberian motivasi bagi siswa untuk lebih mengenal dan memahami sikap, peranan, serta emosi.
Prinsip Belajar Psikomotorik
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pendidik berkenaan dalam pembelajaran psikomotorik, yaitu:
a) Perkembangan psikomotorik anak, sebagian berlangsung secara beraturan dan yang sebagian tidak beraturan
b) Dalam suatu tugas kelompok, siswa akan mempunyai kemampuan dasar psikomotorik yang berbeda-beda
c) Melalui aktifitas bermain, dan aktifitas informal lainnya para siswa akan memperoleh kemampuan mengontrol kemampuan gerakan secara  lebih baik
d) Seirama dengan kematangan mental dan fisik, kemampuan belajar untuk memadukan dn memperluas gerakan motorik akan lebih dapat diperkuat
e) Faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan cakupan penampilan psikomotorik individu
f) Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif siswa dapat menambah efisiensi belajar psikomotorik
g) Latihan yang cukup dalam rentang waktu tertentu dapat memperkuat proses belajar psikomotorik
h) Tugas psikomotorik yang terlalu sukar, dapat menimbulkan kelelahan atau kejenuhanyang lebih cepat bagi para siswa.
Beberapa prinsip pembelajaran diatas menjadi bahan kajian bagi para pendidik/ guru untuk menentukan metode yang paling efektif dalam menemukan pendekatan pembelajaran, memilih strateggi yang tepat, dalam upaya mewujudkan proses belajar yang efektif

Asas Pembelajaran
Agar dapat belajar lebih efektif, maka  setidaknya harus mengenal asas dari pembelajaran tersebut, adapun asas yang perlu diketahui adalah :
1. Persamaan
Asal kita semua sama dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Inna lillaahi wa inna ilaihi rooji'un. Dari tanah akan kembaki ke tanah. Start kita sama, nol, zero. Namun yang membedakan adalah taqwa dari diri kita masing-masing. (lihat Q.S al-Hujarat 49;13). Maka pacu dan picu diri untuk berprestasi. Ada kelebihan , syukuri dan manfaatkan. Ada kekurangan, sabar dan maafkan.
2. Partisipatif
Proses pembelajaran lebih efektif dengan partisipasi nyata, proaktif, bukan saling menuntut, menunggu, apalagi menyalahkan yang bekerja. Ingat nabi Ibrahim saat hendak menyembelih nabi Ismail ? Ya, nabi Ibrahim melakukan jejak pendapat pada Ismail untuk melibatkan partisipasi sehingga keduanya mendapat pahala, bukan hanya Ibrahimm. Partisipasi menyegarkan komunikasi dan sangat berpengaruh dalam belajar dan pembelajaran.
3. Spontanitas
Spontanitas itu hasil dari latihan panjang. Spontanitas menunjukkan akhlak seseorang. Melatih diri dengan kebaikan sehingga kebaikan muncul secara otomatis tiba-tiba, tanpa pikir panjang dan mendarah daging menjadi kepribadian.
4. Apersepsi
Guru menghubungkan antara materi yang akan di pelajari dengan materi yang sudah di pelajari ( pengalaman materi sebelumnya ). Fungsinya adalah mempersiapkan kondisi fisik siswa baik fisik maupun mental ( pengulangan materi minggu lalu ).
5. Motivasi
Daya pendorong siswa untuk melakukan kegiatan atau aktifitas. Fungsinya adalah untuk mendorong siswa untuk tetap semangat.
6. Aktifitas
Prinsip dasar pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan seluas luasnya kepada siswa untuk belajar. Fungsinya untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
7. Individualitas
Dimana guru harus bisa membedakan individau baik fisik, mental, maupun status sosial. Fungsinya agar terjadi proses KBM yang efektif, lancar serta nyaman.
8. Peragaan
Dimana guru harus memperagakan tugas – tugas gerak yang akan di ajarkan. Fungsinya agar terjadi kelancaran komunikasi antara guru dan siswa.
9. Modifikasi
Dimana guru melakukan perubahan baik terhadap alat, peraturan. Fungsinya supaya pembelajatrann yang di anggap susah menjadi menjadi.
10. Pengulangan
Memerlukan pengulangan karena semakin sulit materi maka harus sering melakukan pengulangan agar cepat faham dan mudah. Fungsinya agar proses belajar gerak jadi lebih mudah dan cepat bisa.
11. Evaluasi
Proses untuk melihat seberapa besar tingkat kemajuan belajar siswa setelah proses bejar mengajar di lakukan.

Selain itu ada juga 14 asas pembelajaran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangkan program pembelajaran inovatif. Keempat belas asas tersebut adalah:
1. Lima prinsip dasar dalam pemenuhan hak anak: (a) non-diskriminasi, (b) kepentingan terbaik bagi anak (best interests of the child), (c) hak untuk hidup dan berkembang (right to life, continuity of life and to develop), (d) hak atas perlindungan (right to protection), (e) penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the opinions of children).
2. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa.
3. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
4. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
5. Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya dengan orang lain.
6. Aktivitas pembelajaran pada diri siswa bercirikan: (a) yang saya dengar, saya lupa; (b) yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat; (c) yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami; (d) yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan; dan (e) yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.
7. John Holt (1967) proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal: (a) mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata sendiri, (b) memberikan contoh, (c) mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi, (d) melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain, (e) menggunakannya dengan beragam cara, (f) memprediksikan sejumlah konsekuensinya, (g) menyebuitkan lawan atau kebalikannya.
8. Ada 9 konteks yang melingkupi siswa dalam belajar: (a) tujuan, (b) isi materi, (c)sumber belajar (sumber belajar bagaimanakah yang dapat dimanfaatkan), (d) target siswa (siapa yang akan belajar), (e) guru, (f) strategi pembelajaran, (g) hasil(bagaimana hasil pembelajaran akan diukur), (h) kematangan (apakah siswa telah siap dengan hadirnya sebuah konsep atau pengetahuan), (i) lingkungan (dalam lingkungan yang bagaimana siswa belajar).
9. Kata kunci pembelajaran agar bermakna: (a) real-world learning, (b) mengutamakan pengalaman nyata, (c) berpikir tingkat tinggi, (d) berpusat pada siswa, (e) siswa aktif, kritis, dan kreatif, (f) pengetahuan bermakna dalam kehidupan, (g) dekat dengan kehidupan nyata, (h) perubahan perilaku, (i) siswa praktik, bukan menghafal, (j) learning, bukan teaching, (k) pendidikan bukan pengajaran, (l) pembentukan manusia, (m) memecahkan masalah, (n) siswa acting, guru mengarahkan, (o) hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes.
10. Pembelajaran yang memperhatikan dimensi auditori dan visual, pesan yang diberikan akan menjadi lebih kuat.
11. Otak tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mengolahnya melalui membahas informasi dengan orang lain dan juga mengajukan pertanyaan tentang hal yang dibahas.
12. Otak kita perlu mengaitkan antara apa yang diajarkan kepada kita dengan apa yang telah kita ketahui dan dengan cara kita berpikir.
13. Proses belajar harus mengakomodasi tipe-tipe belajar siswa (auditori, visual, kinestetik)
14. Resiprositas (kebutuhan mendalam manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerja sama) merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan untuk menstimulasi kegiatan belajar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kegiatan belajar dan mengajar tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Walaupun prinsip belajar  tidak dapat sepenuhnya menentukan langkah demi langkah prosedur pembelajaran, namun ia bisa memberi arah prioritas-prioritas dalam tindakan guru.
Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Selain itu dengan prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran guru juga memiliki dan dapat  mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
Pembelajaran tidak mengabaikan karakteristik pebelajar dan prinsip-prinsip belajar. Oleh karena itu dalam program pembelajaran guru perlu berpegang bahwa pebelajar adalah “primus motor” dalam belajar. Dengan demikian guru dituntut untuk memusatkan perhatian, mngelola, menganalis, dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran.

Saran
Sebaiknya sejak saat ini kita mulai memperdalam pemahaman  dan keterampilan kita dalam menerapkan prinsip-prinsip belajar dan asas pembelajaran, agar kita mampu mengelola proses pembelajaran secara tepat, sesuai dengan karakteristik masing masing dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
DAFTAR PUSTAKA

Anurrahman, 2014, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Dimyati. Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Asli Mahasatya.
Davies, Ivor K. (penerjemah: Sudarsono S.,dkk.). 1987. Pengelolaan
Belajar. Jakarta: C.V. Rajawali dan PAUT-UT.
http://aplikomkelompo.blogspot.com/2012/05/asas-pembelajaran.html
http://techonly13.wordpress.com/2010/08/01/asas-asas-pembelajaran/
http://trisnoadiatna.blogspot.com/2011/01/psikologi-belajar-prinsip-prinsip.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL PILIHAN GANDA BAHASA INDONESIA DARI PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

MAKALAH PERKEMBANGAN TEORI MENEJEMEN

MAKALAH KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK